BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM Hajar al-Aswad disusun oleh Ustadz H.Muh.Nur Abdurrahman
Hajar al-Aswad (batu hitam) dijumpai oleh Ismail (belum jadi Nabi) tatkala dia diperintahkan oleh ayahadanya, Nabi Ibrahim AS untuk mencari bahan binaan (batu) ketika baginda berdua di dalam proses membangun Ka'bah (BaituLlah)(1). BaituLlah disebut juga Bait al-Atiq (Rumah Antik), karena bangunan tersebut dibangun oleh kakek dan nenek manusia, yaitu Nabi Adam AS dan Sitti Hawa(2), yang telah hancur tatkala banjir pada zamannya Nabu Nuh AS. Nabi Ibrahim AS diberitahu oleh Jibril tempat bekas Baitulatiq, yaitu gundukan tanah yang lebih tinggi dari tanah sekelilingnya. Tatkala pembinaan BaituLlah itu selesai, Nabi Ibrahim AS lalu memerintahkan anakanda baginda, Ismail: "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia". (Jadi berbeda dengan kebiasaan kita sekarang dilazimkan "perletakan batu pertama", maka Nabi Ibrahim AS melakukan "perletakan batu terakhir"). Maka Ismailpun pergi mencari batu tersebut seperti yang diminta oleh Nabi Ibrahim AS. Ketika Ismail sedang duduk beristirahat melepaskan penat lelahnya, tiba-tiba sahaja dihadapannya berdiri seorang lelaki yang begitu tampan dan gagah, sambil membawa sebuah batu yang berwarna hitam dan berkilat. Sambil tersenyum ramah, lelaki tersebut menyerahkan batu hitam tersebut kepada Ismail dan menyuruhnya segera pergi kepada ayahandanya. Berangkatlah Ismail membawa batu hitam tersebut dan setibanya di hadapan Nabi Ibrahim AS, diserahkannyalah batu hitam tersebut kepada Nabi Ibrahim AS. Melihat bentuk batu dan warna batu itu, Nabi Ibrahim AS menatap wajah Ismail seraya bertanya: "Dari mana kau dapatkan batu ini?" Maka Ismailpun menceritakan segalanya kepada Nabi Ibrahim AS mengenai pertemuannya dengan seorang lelaki tampan dan gagah yang telah menolongnya. Mendengar penjelasan putera kesayangannya itu, Nabi Ibrahim AS dengan serta merta menciumi batu tersebut dengan rasa suka dan gembira yang teramat sangat. Menyaksikan tingkah laku ayahandanya yang agak ganjil itu, Ismailpun menjadi heran. Melihat perubahan pada wajah putera kesayangannya yang keheranan, maka dipanggilnyalah Ismail duduk dekat dirinya. Lalu Nabi Ibrahim AS berkata: "Tahukah engkau anakku, siapakah lelaki tampan yang memberikan batu ini kepadamu?," sambil menunjuk ke arah batu hitam yang telah diletakkan oleh Nabi Ibrahim AS di atas tanah. Ismail menggelengkan kepalanya. "Lelaki tampan itu tadi adalah Malaikat Jibril AS yang menjelma menyerupai manusia biasa, dan batu ini adalah sisa yang tertinggal dari Bait al-Atiq yang dibangun oleh kakek dan nenek kita Nabi Adam AS dan Sitti Hawa," menjelaskan Nabi Ibrahim AS. Sejak itulah dan sampai sekarang ini, setiap orang yang bertawaf mengelilingi BaituLLah, disunatkan(3) pula mencium batu hitam (Hajar al-Aswad) dan nama Hajar al-Aswad pun, diberikan oleh Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim AS bersama Ismail 7 kali berkeliling dalam membangun itu, dan tawaf 7 kali berkeliling BaituLlah merupakan napak tilas mereka berdua. Mencium Hajar al-Aswad itu juga berupa napak tilas Nabi Ibrahim AS mencium batu hitam itu karena sukacita.(3) Di samping itu untuk menguji keimanan ummat Islam tatkala mencium Hajar al-Aswad, yaitu meniatkan dalam hati bahwa batu hitam itu tidak ada apa-apanya, batu itu tidaklah sakral. Haji Eros Jarot sutradara film Cut Nyak Dien menyatakan bahwa ia tidak berani mencium Hajar al-Aswad, ia cukup dengan mencium tangannya lalu menempelkannya ke Hajar al-Aswad, katanya ia kuatir tatkala mencium batu itu lalu timbul pikirannya yang lain-lain. Hajar al-Aswad adalah istimewa, karena tidak pernah disembah sebagai berhala oleh orang Arab jahiliyah yang telah menyimpang dari ajaran Nabi Ismail AS, dari beragama Tawhid menjadi penyembah berhala. Juga Hajar al-Aswad tidak pernah dijadikan wasilah (medium, perantara) dalam menyembah Allah oleh orang Arab jahiliyah. Bahwa nama Allah telah dikenal oleh orang Arab jahiliyah, buktinya nama ayahanda Nabi Muhammad SAW adalah AbduLlah, artinya Hamba Allah. Mengenal nama Allah itu merupakan ajaran yang masih tersisa dari Nabi Ismail AS, termasuk tawaf menapak tilas pembangunan BaituLlah 7 kali berkeliling dari Nabi Ibrahim AS dan Ismail seperti telah disebutkan di atas itu. Namun napak tilas itu telah diselewengkan orang Arab Jahiliyah kerena mereka melakukannya dengan telanjang bulat. Jadi Hajar al-Aswad yang tidak dibehalakan itu, tidak seperti Kristian memberhalakan salib, yang dijadikan ornamen, dikalungkan di leher, dipakai sebagai penangkal roh-roh jahat, dipasang di gereja-gereja. Dipakai sebagai atribut dalam Perang Salib. Tidak ada ummat Islam yang pakai kalung duplikat Hajar al-Aswad ataupun Ka'bah utk mengusir roh-roh jahat, tidak ada duplikat Hajar al-Aswad dan Ka'bah dipasang di masjid-masjid. *** Nabi Ibrahim AS adalah satu generasi dengan Salitis dari Dinasti Hyksos di Mesir.(4). Nabi Ibrahim AS menurunkan bangsa Arab melalui Nabi Isma'il AS. Bangsa Arab pada mulanya beragama Millah Ibrahim, agama tawhid. Dapat dibaca dalam Targum oleh seorang Rabbi (pendeta Yahudi) yang termasyhur, Salomon bin Ishak (1040-1105) dari Troye (= Ilion = Pergame; sekarang Hissarlick di Turki): Hagar adalah puteri dari Firaun yang ketika melihat aneka mu'jizat dari pihak Sarah, berkata: lebih baik untuk anak perempuan saya ini menjadi pembantu dalam rumah (Ibrahim)," sehingga diangkatnya Ibrahim menjadi menantunya. Targum (Tafsir Taurat) berisi kitab-kitab sejarah dan kitab Para Nabi. Kebiasaan membacakan Kitab Suci kepada jemaat di synagoge dengan diikuti uraian secara lisan dalam bahasa Aram (bahasa pribumi) mulai berkembang pada abad-abad akhir Sebelum Masehi. Bahasa Ibrani makin kurang dikenal khalayak ramai sebagai bahasa lisan, maka mereka perlu dilengkapi dengan tafsiran teks Kitab Suci dalam bahasa yang sungguh-sungguh mereka fahami, jika mereka diharapkan untuk mengerti apa yang dibacakan kepada mereka. Rabbi yang bertugas untuk memberikan uraian lisan ini disebut methurgeman (penerjemah atau penafsir) dan uraiannya itu disebut Targum. Rabbi Salomon bin Ishak menyatakan: Hagar adalah puteri dari "Firaun", berhubung pada waktu itu belum ada yang tahu bahwa pernah Dinasti Fir'aun dipotong selama 150 tahun oleh Dinasti Raja-Raja Hyksos. Dalam Al-Quran disebutkan Nabi Yusuf AS berhadapan dengan Malik, bukan Fir'aun: -- WQAL ALMLK ANY ARY SB'A BRRT SMAN YAKLHN SB'A 'AJAF (S. YWSF, 12:43), dibaca: -- waqa-lal maliku inni- ara- sab'a baqara-tin sima-nin ya'kuluhunna sab'un 'ija-fun, artinya: -- Raja berkata "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus." Bandingkan dengan Bible yang tidak mengenal Penguasa Mesir Kuno selain dari Dinasti Fir'aun: [Kejadian 41:4] Lembu-lembu yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu memakan ketujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu. Lalu terjagalah Firaun. Setelah Dinasti Fir'aun yaitu Fir'aun Ahmose dalam tahun 1580 S.M (4) dapat mengalahkan Dinasti Hyksos, maka agama tauhid di kawasan tengah sudah bercampur baur dengan agama Mesir Kuno penganut Trinitas Amun-Ra-Osiris. Bangsa Arab masih mengenal Allah tetapi juga menanut Trinitas Lat-Uzza-Manat. Inilah zaman jahiliyah paganisme dalam kalangan bangsa Arab. Para peneliti sejarah dan antropolog menelusuri sejarah bangsa Arab hanya bisa mereka lakukan ke belakang pada zaman paganisme ini, sehingga mereka mengatakan upacara mengelilingi Ka'bah 7 kali adalah berasal dari paganisme, padahal kalau ditelusuri ke belakang hingga Millah Ibrahim, tawaf berkeliling Ka'bah itu adalah "napak tilas" Nabi Ibrahi AS dan Ismail pada waktu membangun Ka'bah kembali tujuh kali berkeliling baru selesai pembangunan itu. Wallahu a'lamu bisshawab. -------------- (1) "For behold darkness shall cover the earth, .... but the LORD will arise upon you, and the glory will be seen upon you .... All the flocks of Kedar shall be gathered to you, .... and I will glorify My Glorious House" (Isaiah, 60:2,7). Karena sesungguhnya kegelapan akan meliputi bumi, .... namun (terang) Tuhan akan terbit atas kamu, .... Semua kawanan domba Kedar akan berhimpun kepadamu, .... dan Aku akan menyemarakkan Rumah KeagunganKu." flocks of Kedar maksudnya qabilah-qabilah Arab turunan Kedar (Haidar) anak sulung Isma'il. shall be gathered to you, you di sini maksudnya Nabi Muhammad SAW darkness shall cover the earth, maksudnya zaman jahiliyah, orang-orang Arab sepeninggal Nabi Ismail AS menjadi penyembah berhala, seperti orang-orang Kristian lebih 300 tahun setelah Jesus, mereka mulai menyembah manusia, Jesus dinobatkan jadi Tuhan pada Konsili Nicaea, tahun 325 M. THE CREED OF NICAEA: "We believe in one God the Father, Almighty, maker of all things visible and invisible; and in one Lord Jesus Christ, the Son of God, begotten of the Father, only begotten that is, from the substance of the Father; God from God, light from light, Very God from Very God "100% human and 100% God" (The History of Christianity, a Lion handbook, p. 177). (2) Empat puluh tahun kemudian mereka berdua membangun lagi sebuah tempat peribadatan di Bait Al-Maqdis yang juga hancur karena banjir, lalu dibangun kembali yaitu Haikal Sulaiman. (3) RasuluLah berkata: "Sesungguhnya yang kulakukan (mencium Hajar al-Aswad) ini adalah apa yang pernah dilakukan oleh Ibrahim dan anaknya, janganlah kalian menjadikannya sebagai kewajiban dalam berhaji (HR Abu Dawud). Jadi hukum mencium Hajar al-Aswad itu tidak wajib, melainnakan sunnat. Dalam ilmu fiqh status hukm ini tidak black and white, melainkan ada lima tingkat: Pertama wajib, berpahala kalau dikerjakan, berdosa kalau tidak dikerkajan, kedua sunnat, berpahala jika dikerjakan tidak berdosa kalau tidak dikerjakan, ketiga mubah, tidak berpahala dan tidak berdosa jika dikerjakan ataupun tidak dikerjakan, keempat makruh, tidak berdosa kalau dikerjakan tetapi berpahala jika tidak dikerjakan, kelima haram, berdosa kalau dikejakan, berpahala jika tidak dikerjakan. (4) Dinasti Raja-Raja Hyksos, sebagai dinasti XV dan XVI mendapatkan legitimasi dalam Dokumen Hieroglyph yang tertera dalam Daftar Penguasa Mesir di Turin. The Hyksos (The Shepherd Kings) [1730 - 1580] B.C. invaded Egypt and conquered the Pharao Dynasty. The 15th Hyksos Dynasty: Salitis - Bnon - Apachnan (Khian) - Khamudi 16th Hyksos Dynasty: Anat-Her - User-anat - Semqen - Zaket - Wasa - Qar - Pepi III - Bebankh - Nebmaatre - Nikare II - Aahotepre - Aaneterire - Nubankhre - Nubuserre - Khauserre - Khamure - Jacob-El - Yakbam - Yoam - Apophis (Auserre Apepi) - Amu, defeated by Ahmose in 1580 B.C. Asal-usul Hyksos dari qabilah 'Ad, kaum terkuat bangsa Semit, penghuni asli Arabia, menguasai padang pasir luas Arabia Tenggara dari pantai teluk Parsi sampai perbatasan Iraq. Al Quran menyebutkan daerah yang dikuasai kaum 'Ad itu dengan Al Ahqaf (46:21), yang juga menjadi nama surah. Karena merasa dirinya kuat, kaum 'Ad menyombongkan diri dengan mengatakan: "Siapakah yang lebih unggul dari kami dalam kekuatan?" Itulah yang dikatakan mereka tatkala Allah SWT mengutus Nabi Hud AS kepada mereka. Mereka dihancurkan Allah dengan angin kencang dan dingin selama 7 malam 8 hari terus-menerus lalu mereka mati terguling seakan-akan tunggu-tunggul pohon kurma yang keropos (69:6-7). Nabi Hud AS beserta semua pengikutnya pindah ke Hijaz sebelum angin itu datang. Mereka ini disebut kaum 'Ad yang akhir menurunkan seorang yang terkenal yaitu Luqman alHakim. Kaum 'Ad yang akhir ini dikenal dalam sejarah sebagai bangsa Finiqy (Phunicia), atau kaum Al 'Ibriyah Al Qadimah (Proto 'Ibriyah). Kata 'Ibriyah berasal dari 'Ain, Ba, Ra, 'Abara artinya penyeberang. Dalam dokumen hieroglyph orang Mesir menamakan bangsa 'Ibriyah ini dengan nama Khabiru. Mereka menyeberang (beremigrasi) dan mendirikan kerajaan-kerajan di Babilonia, di Kan'an, kemudian ke Mesir mendirikan Dinasti Hyksos setelah menundukkan Dinasi Fir'aun. Bangsa Al'Ibriyah Al Qadimah ini disusul kemudian dengan emigrasi gelombang kedua yaitu kaum Al 'Ibriyah Al Jadidah (Deutro 'Ibriyah), di bawah piminan Nabi Ibrahim AS. Salitis Raja Pertama dari Dinasti Hyksos mengambil Ibrahim menjadi menantu dengan mengawinkannya dengan Hajar puteri Salitis. Itu karena Hyksos juga beragama tauhid seperti Nabi Ibrahim AS. Hyksos mengancurkan candi-candi Mesir: "Josephus claims to quote directly from Manetho, when he describes the conquest and occupation of Egypt by the Hyksos: By main force they easily seized it without striking a blow; and having overpowered the rulers of the land, they then burned ruthlessly, razed to the ground the temples of gods." mediacare http://www.mediacare.biz [Non-text portions of this message have been removed]