Wahhh pada ributt tohh... Biasanya om AB terlihat seperti org yg baik...
ahhh ternyata tidak seperti yg dibayangkan...
 
Ada apa yaaa??

--- On Wed, 8/20/08, P|R|E|N|D|69 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: P|R|E|N|D|69 <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali 
Engineer)
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:36 PM

Preeetttt...ngapain...di bahas......

--- On Wed, 8/20/08, Ahmad Badrudduja <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Ahmad Badrudduja <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali
Engineer)
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com,
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, August 20, 2008, 10:38 PM

tukang mabuk kayak saut ngapain ngurus-ngurus islam segala. udah sono, minum
aja
yang banyak, beli bir terus dengan menguras dompet isteri bulemu, tak usah
ngurus islam. emangnya elu tahu apa soal islam, wong soal sastra aja ndak ada
yang menggubris kamu.

kerjaan kok ketawa mulu, ngoceh di semua milis, nggak jelas. 

AB



--- On Wed, 8/20/08, sautsitumorang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: sautsitumorang <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali
Engineer)
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com,
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:16 PM










    
            

hahaha...



perhatikan judul posting dari orang TUK ini!!!



memang beginilah slalu gaya mereka ngomong soal "Islam" di manapun 

terutama di luar Indonesia, seperti di Amrik, Eropa Barat, Israel dan 

Universitas Melbourne Australia.



orang macam ini pulak lah nyang akan adakan diskusi "Islam dan Seni" 

di bulan Ramadhan yad!!! bisa dibayangkan gimane aturan maennya kan! 

hahaha...



apa mereka (nyang ngaku-ngaku pembela "pluralisme" dalam 

"berkeyakinan itu) berani ngundang FPI dan organisasi semacam untuk 

ikut juga jadi pembicara?! apa mereka memang sudah "demokratis" , 

sudah "liberalis", sudah "pluralis", sudah
"HAMis", sudah 

"posmodernis" cuma bisa mereka buktikan dengan mengundang jugak para 

FPI, MMI dan kelompok Islam lain yang gak seideologi dengan "Islam" 

mereka!!!



kalok nggak, ya Amerikanis dong namanye...



hahaha...



--- In [EMAIL PROTECTED] .com, MGR <indunisi@> wrote:

>

> 

> Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008

> 

> WAWANCARA

> Asghar Ali Engineer:

> 

> Surga Bukan Monopoli Muslim

> DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer

> dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak 

perempuan.

> Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang 

dipinggirkan

> karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran,

> Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali 

tak

> cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra 

yang

> cukup terkenal di India. 

> 

> Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan

> saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India,

> tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan 

Islam,

> suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia

> memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 

1997.

> Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab

> dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan 

sekuler

> hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of 

Indore. 

> 

> Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia

> Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah

> tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah

> cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman

> Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto 

dan

> Iqbal Muhtarom dari Tempo.

> 

> Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan 

pluralisme religius?

> Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu.

> Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme 

terjadi di

> mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang 

serta

> kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung 

perdamaian.

> Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti

> kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam

> sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam

> memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci

> adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad

> besar.

> Dari mana kesalahpahaman ini dimulai?

> Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para

> penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti

> jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang.

> Para teroris bahkan menggunakan istilah jihad untuk membenarkan

> pembunuhan terhadap orang tak bersalah, dengan bom yang diletakkan 

di

> sembarang tempat. Padahal, dalam syariat jelas disebut, dalam perang

> sekalipun tak boleh membunuh anak kecil, orang tua, orang tak 

bersalah,

> dan noncombatant— apalagi mengebom pasar.

> Jadi tulisan-tulisan Anda tak cuma ditujukan kepada pembaca 

nonmuslim, tapi juga untuk sesama muslim?

> Ya, banyak nonmuslim yang salah paham terhadap

> Islam. Tapi apa yang dilakukan para teroris yang mengatasnamakan 

Islam

> sesungguhnya juga tak sesuai dengan ajaran Quran. Mereka salah 

memahami

> jihad.

> Anda mendorong pluralisme religius, padahal ulama di sini berfatwa 

bahwa pluralisme haram.... 

> Haram? (tertawa). Quran dalam surat Al-Maidah

> mengatakan, "Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya 

satu

> umat (saja). Tapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang 

telah

> diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan."

> Quran juga mengatakan bahwa surga bukan hanya monopoli muslim, tapi

> juga untuk mereka yang percaya kepada Allah dan hari akhir serta

> melakukan kebajikan. Jadi, mencapai surga bergantung pada bagaimana

> sikap dan perilaku kita, bagaimana kita memperlakukan orang lain.

> Kemanusiaan itu amat penting. Di India ada begitu banyak agama, dan

> penganut Islam 150 juta orang. Mereka menerima konsep masyarakat

> majemuk.

> Ulama mengatakan mereka menerima pluralitas tapi menolak pluralisme.

…

> Saya mengerti. Pluralisme merupakan konsep untuk

> menerima perbedaan dalam beragama. Quran mengakui semua nabi dan

> menunjukkan perbedaan masing-masing mereka. Quran menerima keyakinan

> Yahudi, Kristen, dan Sabiin. Kita diperintahkan untuk saling

> menghormati.

> Di negara seperti Indonesia, tempat hidup berbagai agama seperti 

juga di India, apa arti penting pluralisme?

> Kita harus menerima pluralisme, karena sekarang

> ini perpindahan penduduk terjadi di seluruh dunia. Orang pindah dari

> satu negara ke negara lain. Kebanyakan muslim hidup sebagai 

minoritas

> di berbagai negara, seperti Amerika, Australia, dan Eropa. Bagaimana

> jika warga negara-negara itu menolak kaum muslim? Pluralisme pada

> dasarnya adalah Anda bebas memeluk agama tapi juga harus menghormati

> pemeluk agama lain.

> Apa jadinya bila pluralisme ditolak?

> Jika saya menghormati agamamu dan kamu

> menghormati agamaku, tak akan terjadi konflik. Bila sebaliknya, 

jelas

> akan terjadi konflik. Kita diminta berlomba-lomba dalam kebaikan,

> tolong-menolong antarsesama, menegakkan keadilan. Dengan cara itu, 

kita

> bisa mencapai surga.

> Bagaimana semestinya posisi Islam dalam kehidupan bernegara?

> Quran tak bicara tentang negara, hanya bicara

> tentang masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat, kita harus menegakkan

> keadilan, tak boleh ada eksploitasi, tak boleh ada persekusi. Quran

> adalah buku panduan moral. Bagaimana kita menjaga perilaku. 

Bagaimana

> meminimalkan konflik. Itu semua pada akhirnya akan bermanfaat dalam

> hidup bernegara.

> Agama tumbuh subur, tapi kenyataannya konflik terjadi di seluruh 

penjuru dunia.…

> Dalam konflik yang terjadi antarnegara atau di

> antara dua individu, penyebabnya biasanya ketidakadilan. Tidak ada

> penghormatan terhadap hak pihak lain. Ambil contoh apa yang 

dilakukan

> Amerika terhadap Irak, Afganistan, Pakistan, dan Vietnam. Itu adalah

> bentuk arogansi. Dengan kekuasaannya, Amerika membunuh jutaan orang 

di

> seluruh penjuru dunia. Siapa yang menghormati hak orang lain, tak 

akan

> terlibat dalam konflik.

> Mungkinkah umat Islam menjadi satu kekuatan politik?

> Muslim dapat menjadi satu kesatuan hanya dalam

> soal agama, tapi tidak dalam soal politik. Kita bicara dalam bahasa

> yang berbeda, memiliki budaya yang berbeda, mengenakan pakaian yang

> berbeda. Satu-satunya yang menyatukan kita adalah agama yang sama.

> Muslim tak pernah menjadi satu kesatuan politik sejak dulu sampai

> sekarang. Tiap negara dan penguasa memiliki kepentingan berbeda. 

Mesir,

> Suriah, dan Libya pernah bergabung dalam satu negara Republik 

Persatuan

> Arab, tapi cuma bertahan dua tahun. Pakistan dan Bangladesh akhirnya

> berpisah. Indonesia dan Malaysia tak bisa bersatu.

> Bagaimana dengan kelompok Islam yang mendukung konsep Khilafah 

Islamiyah?

> Dalam sejarah Islam, khilafah cuma bertahan

> selama 30 tahun. Sesudah itu, yang muncul adalah kerajaan Islam dari

> berbagai dinasti. Sekarang umat Islam terpisah dalam berbagai 

negara.

> Mereka memiliki budaya dan tradisi yang berbeda. Umat Islam dapat

> bersatu cuma dalam kesatuan agama, bukan dalam kesatuan politik.

> Anda memimpin Center for Study of Society and Secularism. Apa 

sesungguhnya makna sekularime?

> Saya tidak mengartikan sekularisme seperti di

> Barat, yaitu pemisahan antara urusan agama dan negara. Tiap negara

> memiliki sejarah berbeda. Sekularisme secara sederhana, menurut 

saya,

> adalah konsep hidup berdampingan secara damai antarkelompok dan

> penganut agama yang berbeda. Konstitusi di negara saya, India, 

adalah

> sekuler, padahal mayoritas penduduknya beragama Hindu. Saya bebas

> beragama dan menjalankan keyakinan Islam, tanpa memandang rendah

> pemeluk Hindu.

> Di sini ulama juga mengharamkan sekularisme. Bila ulama saja susah 

memahaminya, bagaimana dengan orang awam?

> Ya, saya tahu. Di negara saya, para ulama amat

> menerima sekularisme karena dengan konstitusi itu, sebagai minoritas

> kami dapat diperlakukan dengan adil. Mereka menyebut India sebagai

> Darul Aman—ini kategori ketiga selain Darul Islam dan Darul Harb. Di

> dalam Darul Aman, setiap muslim bebas menjalankan keyakinannya. Tak 

ada

> intervensi negara dalam urusan seperti perkawinan dan waris, kecuali

> ada ketidakadilan di situ.

> Ada pula kelompok yang berpendapat Islam tak kompatibel dengan 

demokrasi... .

> Bagaimana mungkin? Konsep demokrasi itu baru

> muncul jauh setelah lahirnya Islam. Quran tak bicara apa-apa tentang

> sistem pemerintahan tertentu, apakah itu demokrasi, kediktatoran, 

atau

> kerajaan. Quran hanya bicara tentang masyarakat. Kita yang harus

> mengatur tata kehidupan yang terbaik untuk diri kita sendiri.

> Apa pendapat Anda tentang formalisasi syariah?

> Syariah adalah persoalan pribadi. Hukum syariah

> jangan ditafsirkan oleh negara. Biarlah masing-masing komunitas

> melaksanakannya. Contoh terbaik adalah periode Madinah, ketika 

pemeluk

> Islam, Yahudi, dan Kristen hidup berdampingan dan bebas menjalankan

> syariat mereka masing-masing. Negara hanya boleh menjaga ketertiban 

dan

> keteraturan.

> Bagaimana Anda melihat kasus Ahmadiyah di Indonesia?

> Saya sama sekali tidak setuju dengan ajaran

> Ahmadiyah, tapi saya sedih melihat perlakuan terhadap mereka.

> Biarkanlah mereka menjalankan keyakinan mereka dan biarkanlah Allah

> yang memutuskan nasib mereka kelak di akhirat. Manusia tidak bisa

> mengambil alih wewenang Allah.

> Ulama di sini bisa menerima Ahmadiyah bila mereka menyatakan diri 

keluar dari Islam....

> Mengapa mereka harus menyatakan diri sebagai

> nonmuslim? Biarkanlah mereka menyebut diri muslim. Kalau keinginan

> seperti itu dilanjutkan, nanti penganut Syiah dan Sunni juga akan

> bertengkar, siapa yang paling benar. Akhirnya semua kelompok Islam 

akan

> saling mengafirkan.

> Apakah Anda melihat ada hubungan antara penolakan terhadap

> pluralisme dan sekularisme dengan meningkatnya fundamentalisme dalam

> Islam?

> Terorisme dan fundamentalisme bukanlah produk

> agama. Ini adalah produk situasi sosial dan politik. Apa yang 

dilakukan

> Amerika di Palestina, tindakannya mendukung Israel, aksinya 

menyerang

> negara-negara Islam, semua itu menjadi penyebab meningkatnya 

terorisme.

> Siapa yang menciptakan Usamah bin Ladin? Amerika! Ketika 

bergandengan

> tangan dengan Amerika memerangi Uni Soviet di Afganistan, Usamah bin

> Ladin tak disebut teroris, tapi mujahidin. Usamah bin Ladin bukanlah

> ciptaan Islam.

> Jadi tuduhan bahwa Islam merupakan agama teroris itu tidak tepat?

> Secara politik ataupun secara agama, tidak

> tepat. Tidak ada agama yang mengajarkan penganutnya melakukan

> kekerasan. Agama selalu mempromosikan kemanusiaan.

> Bagaimana Anda memandang masa depan Islam dan kehidupan bernegara 

di Indonesia?

> Indonesia sekarang sedang dalam ujian.

> Konstitusinya mengakui demokrasi dan pluralisme. Di masa lalu, kami

> mengagumi hubungan antarpenganut agama: Islam, Kristen, Hindu, 

Buddha,

> dan agama lain yang harmonis. Kebetulan di India juga ada banyak 

agama.

> Tapi sekarang terjadi konflik agama di Indonesia. Saya berharap

> demokrasi dan pluralisme di Indonesia akan bertambah kuat.

> 

> Asghar Ali Engineer

> Tempat dan Tanggal Lahir:

> Rajasthan, 10 Maret 1939

> Pendidikan:

> Belajar bahasa Arab dari ayahnya, Syekh Qurban Husain

> Menyelesaikan pendidikan sarjana teknik sipil dari University of 

Indore 

> Karier:

> Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Komunitas Dawoodi Bohra, 1977

> Mendirikan Institute of Islamic Studies di Mumbai, 1980

> Mendirikan Center for the Study of Society and Secularism, 1993.

> 

> 

>       

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

>




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
.....Yahoo! Groups Links






      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
.....Yahoo! Groups Links






      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke