penilaian bung ulfha terhadap komentar ikra betul bangets,
ikra makin tua makin keliatan orbanya, padahal konon katanya ikra pendukung obama, suatu paradoksal orang yg terlalu banyak dimanja bumbu amerika. --- In [EMAIL PROTECTED], ulfha Ilyas <[EMAIL PROTECTED]> wrote: <Bahkan ketika PRD baru didirikan, banyak yang menilainya sebagai "PKI-Baru" atau dengan kata lain PRD itu hanyalah PKI yang ganti baju saja. Kenapa bisa begitu? Sebab di masa Orla, sebelum PKI dibubarkan, meskipun PKI-Lama masih tegak, toh banyak aktivisnya "ganti baju" dengan cara masuk jajaran pimpinan parpol lain. Setelah Gestapu/Gestok, maka semua itu ketahuan.> Bung Ikra, anda ada seorang yang benar-benar belum bisa menyingkap prasangka sehat anda akibat indoktrinasi Orde Baru yang terlampau kuat. Kebencian anda terhadap komunisme sangat tidak berasalan, dan hampir sama dengan cara orde baru menimpali musuh-musuh politiknya. Sepertinya bung Ikranegara harus kembali membuka literatur, banyak membaca buku dari berbagai versi, jangan hanya mencerna buku karangan Nugroho Notosutanto (Pusat penerangan ABRI); <Jadi, suara di kalangan masyarakat sekarang melihat ulah dedengkot PRD "ganti baju" itu tidaklah beda dengan apa yang dilakukan dedengkot PKI-Lama di zaman Orla saja> Bung Ikranegara, setahu saya PKI tidak pernah berganti baju, dan tidak sedikitpun mereka merubah garis politik mereka, andai sekencang apapun anginnya. Saya mau mengatakan, seandainya PKI dan orang-orang kiri tak ada, bisakah Indonesia merdeka? Tahukan anda pemberontakan pertama kali dilakukan oleh PKI tahun 1926, melawan kolonialisme. Tahukah anda kelompok mana yang mengorganisasikan perjuangan bawah tanah melawan Jepang. dan tahukan anda (ikranegara yang bodoh karena orba); siapakah kekuatan yang begitu mengambil peran dalam proses proklamasi 17 agustus; perisitiwa rengasdeklot, rapat akbar dilapangan ikada, dsb. Pernah kah anda mendengar ada kader PKI terlibat korupsi? hahahahaa...tidak seperti partai-partai sekarang. pesan saya; Bung Ikranegara----adillah sejak dalam fikiran, jangan mau disesaki prasangka busuk. Stand Up for Women and People Opressed!; Perempuan Kiri http://www.perempuankiri.blogspot.com --- Pada Kam, 11/9/08, Ikranagara <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: Ikranagara <[EMAIL PROTECTED]> Topik: #sastra-pembebasan# Re: Para Aktivis PRD yang Ganti Baju Politik ,PDIP Mulai Lupakan Tragedi 27 Juli Kepada: [EMAIL PROTECTED] Tanggal: Kamis, 11 September, 2008, 11:24 PM Akibat kegagalan merayu massa dalam pemilu 1999, maka PRD tampaknya hanya ganti baju saja. Isinya tidak berobah. Soal taktis saja kok! Bahkan ketika PRD baru didirikan, banyak yang menilainya sebagai "PKI-Baru" atau dengan kata lain PRD itu hanyalah PKI yang ganti baju saja. Kenapa bisa begitu? Sebab di masa Orla, sebelum PKI dibubarkan, meskipun PKI-Lama masih tegak, toh banyak aktivisnya "ganti baju" dengan cara masuk jajaran pimpinan parpol lain. Setelah Gestapu/Gestok, maka semua itu ketahuan. Jadi, suara di kalangan masyarakat sekarang melihat ulah dedengkot PRD "ganti baju" itu tidaklah beda dengan apa yang dilakukan dedengkot PKI-Lama di zaman Orla saja. Maka tidaklah heran suara yang beredar di kalangan masyarakat sekarang, bahwa ulah dedengkot PRD sekarang ini mengingatkan kepada pepatah "Musang berbulu ayam" atau "Srigala berbulu kambing." Tentu, di alam demokrasi liberal seperti sekarang ini, semua itu sah- sah saja kok! Ikra.- ====== --- In sastra-pembebasan@ yahoogroups. com, "la_luta" <la_luta@ > wrote: > > http://www.jawapos. co.id/halaman/ index.php? act=detail& nid=16804 > > Kamis, 07 Agustus 2008 > > Politika > [ Kamis, 07 Agustus 2008 ] > > Para Aktivis PRD yang Ganti Baju Politik > Anggap Perjuangan Tak Bisa dari Luar Pagar > > Di era Orde Baru, aktivis PRD begitu populer. Mereka yang berbasis > sosialis itu dikenal sebagai kelompok anak muda yang melawan Soeharto. > Di era reformasi, mereka juga tak mendapat tempat karena PRD tetap tak > populer. > > --- > > Pemilu 1999 merupakan batu ujian bagi PRD. Mereka yang menjadi > kontestan ternyata gagal meraih suara 2 persen sebagai persyaratan > untuk tetap bertahan. Sejak saat itu, nama PRD yang begitu populer di > mata mahasiswa penggemar sosialis tersebut perlahan tenggelam. > > Menghadapi Pemilu 2009, mereka sebenarnya ingin berinkarnasi dengan > nama Pappernas (Partai Persatuan Pembebasan Nasional). Tapi, mereka > urung mendaftarkan diri ke KPU. Lantas, ke mana para pentolan partai > yang dikenal militan di era Orba itu? > > Meski tak ikut pemilu, sejumlah kader PRD memilih jalan > sendiri-sendiri untuk mencapai parlemen. Budiman Sudjatmiko, pendiri > partai berhaluan sosialis itu, merapat ke PDIP. Yusuf Lakaseng > sekarang duduk sebagai salah satu ketua DPP Partai Bintang Reformasi. > Selain itu, ada Faisol Reza yang lebih memilih Partai Kebangkitan > Bangsa (PKB) sebagai kendaraan politiknya. Baru-baru ini, Ketua Umum > Pappernas Dita Indah Sari juga memilih bergabung dengan Yusuf Lakaseng > di PBR. > > Keran politik yang terbuka lebar pasca kejatuhan rezim Soeharto > melahirkan sistem politik multipartai. Kondisi itulah yang menjadi > salah satu alasan para aktivis gerakan tersebut mengubah arah > politiknya menjadi lebih praktis. ''Parlemen harus diisi orang- orang > yang benar dan bersih,'' ujar Yusuf Lakaseng saat dihubungi tadi malam > (6/8). > > Dia maju sebagai caleg PBR dari Dapil Sulawesi Tengah. Pria kelahiran > Kabupaten Parigi Moutong tersebut menyatakan ada beberapa unsur yang > akan menguntungkan dalam pancalonannya saat ini. Di antaranya, belum > ada wakil rakyat dari kabupaten tempat kelahirannya. ''Saya sudah > membina calon pemilih saya sejak dua tahun lalu,'' tambahnya. > > Terkait dengan perbedaan idealisme mendasar antara PRD dan PBR yang > notabene adalah partai Islam, Yusuf Lakaseng membantahnya. Menurut > dia, PBR adalah partai yang berasas sosialis religius. Selain itu, PBR > telah memberikan kesempatan luas kepada anak muda di bawah > kepemimpinan Bursah Zarnubi. ''Anak muda seperti saya sudah diberi > kesempatan menjadi ketua DPP,'' lanjutnya. > > Aktivis PRD lainnya yang bergabung dengan partai politik adalah Aan > Rusdianto, 34. Korban penculikan 1998 itu memilih Partai Kebangkitan > Bangsa (PKB) sebagai kendaraan politiknya. Pria kelahiran Ciamis, Jawa > Barat, protolan Universitas Diponegoro itu mengatakan, alasan > bergabung dengan PKB adalah figur Nursyahbani Katjasungkana yang > dikenalnya sebagai aktivis pembela hak perempuan. Tapi, begitu partai > berbasis warga nahdliyin itu pecah, dia terpental dari posisinya > sebagai wakil sekretaris di DPW PKB Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta. > > Sebagai ''alumnus penculikan 1998'', kata Aan, dirinya tak sendiri di > PKB. Ada pula nama korban penculikan yang lain, yaitu Faisol Reza. > Melalui e-mail kepada redaksi Indopos (Grup Jawa Pos), pekan lalu dia > mengaku masih menjadi pengurus PKB Parung. Sebelumnya, muncul > pemberitaan bahwa Faisol Reza bergabung dengan Partai Gerindra. > ''Tidak benar saya bergabung dengan Partai Gerindra,'' tulisnya. > > Tapi, mengapa Dita Indah Sari memilih bergabung dengan PBR yang > berasas Islam? Dita tidak mempersoalkan hal itu. Sebab, banyak program > PBR yang sejalan dengan idealismenya. Antara lain, kemandirian ekonomi > yang tidak bergantung kepada pihak asing, opsi penghapusan utang luar > negeri, dan pembangunan ekonomi di pedesaan sebagai prioritas. > > Budiman Sudjatmiko yang sudah nonaktif dari PRD sejak 2001 mengatakan, > semangat perubahan dalam bingkai demokrasi tetap membutuhkan parpol > sebagai kendaraan politik. ''Perjuangan idealisme tidak bisa dilakukan > hanya dari luar pagar,'' tegasnya. > > Seperti Dita Indah Sari dan Yusuf Lakaseng dengan PBR atau Faisol Reza > yang bergabung ke PKB, Budiman juga punya alasan pembenar atas > sikapnya bergabung ke PDIP. ''PDIP yang mengusung nasionalisme, > pluralisme, dan kerakyatan, tampaknya, paling dekat dengan visi > saya,'' ujarnya. (cak/nas/pri/ tof) > > *** > http://www.inilah. com/berita/ 2008/08/07/ 42621/caleg- pdip- didominasi-wajah- fresh/ > > 07/08/2008 18:56 > > Caleg PDIP Didominasi Wajah Fresh > > INILAH.COM, Depok â Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung mengatakan > lebih dari 60% calon anggota legislatif (caleg) didominasi oleh kaum > muda yang belum pernah duduk sebagai aggota parlemen sebelumnya. > > "Mereka mempunyai record yang panjang sebagai pejuang partai," kata > Pramono usai menghadiri Konferensi `Tirani Modal' di Kampus FISIP UI > Depok, Kamis (7/8). Menurut dia, nama-nama seperti Budiman Sudjatmiko > dan kaum muda lainnya akan masuk sebagai caleg dari PDIP. > > "PDIP akan tampil lebih fresh, sehingga lebih menjanjikan dibandingkan > PDIP sebelumnya," katanya. Lebih lanjut ia mengatakan PDIP akan > mendaftarkan caleg tersebut ke KPU sebanyak 700 orang dari ribuan yang > mendaftar sebagai caleg PDIP. "Kita tidak perlu beriklan seperti > partai lainnya," jelasnya. > > Pramono juga mengatakan partainya akan membatasi caleg dari kalangan > artis. Mengenai kuota 30% perempuan di parlemen, Pramono mengatakan > tidak menjadi persoalan karena sebelum adanya aturan tersebut PDIP > telah mengajukan angka 25% caleg perempuan. "Kita sudah siap untuk hal > tersebut," katanya. > > Sedangkan untuk penetapan cawapres yang mendampingi Megawati > Soearnoputri, Pramono mengatakan penetapannya akan dilakukan pada > bulan November mendatang. "Setelah Rakernas di Solo kita akan > menetapkan cawapres," katanya. > > Saat ini, kata dia, penetapan cawapres tersebut sedang dalam tahap > akhir, tinggal dilakukan dua kali survei lagi. "Akbar Tandjung juga > masuk bursa cawapres PDIP," jelasnya. > > Ia menjelaskan cawapres tersebut harus dikenal oleh masyarakat, > mempunyai paham kebangsaan yang sama dengan PDIP bisa menambah suara > bagi Megawati dan lainnya. [*/P1] > > *** > http://www.elshinta .com/v2003a/ readnews. htm?id=54112 > > 27/7/2008 14:06 WIB > > PDIP Mulai Lupakan Tragedi 27 Juli > > > Theresia Oktavina - Jakarta, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri > dan setiap anggota PDIP diharapkan tidak melupakan sejarah tragedi 27 > Juli, karena peristiwa tersebut merupakan tonggak perjuangan serta > membesarkan nama PDIP dan nama Megawati Soekarnoputri. Demikian > dikatakan fungsionaris PDI P, Ribka Ciptaning di Menteng Jakarta Pusat. > > Menurut Ribka, tidak hanya para korban, dirinya juga kecewa dengan > sikap partai yang mulai melupakan tradegi 27 Juli tersebut. > > Ribka mengingatkan bahwa peristiwa di markas PDI (sebelum PDIP) itu > merupakan tonggak perjuangan partai berlambang kepala banteng tersebut. > > Diakui Ribka, PDI Perjuangan besar karena peristiwa tersebut, begitu > pula halnya dengan Megawati. (sik) > > *** > http://www.elshinta .com > > 27/7/2008 15:16 WIB > > Ungkap Kasus 27 Juli, Pemerintah Takut Dengan Militer > > > Azhar Utomo - Jakarta, Pemerintah dinilai tidak serius dalam menangani > kasus 27 Juli karena takut berhadapan dengan militer. Demikian > dikatakan pengamat politik Arbi Sanit. > > Menurut Arbi, para aktor peristiwa 27 Juli adalah para petinggi dan > mantan petinggi militer, dan hal itulah yang menyebabkan pemerintah > tidak berani berhadapan dengan mereka untuk mengungkap kasus tersebut. > > Sementara praktisi hukum RO Tambunan, mengatakan bahwa peristiwa 27 > Juli bisa saja dituntaskan karena semua warga negara sama di mata > hukum. (sik) > > *** > > http://ayomerdeka. wordpress. com/2008/ 06/26/pdip- punya-tujuh- gubernur-golkar- panik/ > > PDIP Punya Tujuh Gubernur, Golkar Panik > > Kekalahan di Jawa Tengah melengkapi kegagalan menyakitkan yang > diderita Golkar sebelumnya di Sulawesi Selatan. Di daerah kelahiran > ketua umumnya, Jusuf Kalla, partai "saudagar" ini dipermalukan oleh > gabungan empat partai yang dipimpin PDIP. Tiga partai mitra PDIP dalam > kemenangan yang mengejutkan di Sulsel ialah PAN, PDK, PDS. > > Oleh : Robert Manurung > > IBARAT playboy, yang dulu gampang sekali menggombali dan menggaet > cewek; Golkar sekarang mulai merasa nggak laku, minder dan panik; > karena ditolak di mana-mana. Penderitaan partai berlambang beringin > ini makin bertambah, lantaran didera rasa iri melihat saingan > utamanya, PDIP, sukses di di berbagai daerah. > > Kepanikan di pucuk pimpinan Golkar memuncak setelah kandidatnya kalah > dalam Pilkada Jawa Tengah, beberapa hari lalu. Ketua Umum Jusuf Kalla > langsung mengadakan pertemuan darurat di rumahnya di Jakarta, Selasa > malam. Gampang ditebak, agenda pertemuan mendadak itu pastilah > mengevaluasi kekalahan di Jateng dan sebelumnya di daerah lain; serta > konsolidasi menghadapi pilkada yang akan berlangsung di enam daerah. > > Kepanikan Golkar merespon kegagalan di Jateng, kontras betul dengan > sikap santai saat kandidatnya kalah beruntun di Sumatera Utara, dan > Jawa Barat. Waktu itu Golkar malah mengatakan, sudah menduga > sebelumnya bakal kalah di dua propinsi itu. > > Memang, kekalahan pasangan Bambang Sadono dan M Adnan di Jawa Tengah > adalah tamparan keras dan menciutkan nyali bagi Golkar, karena dua > alasan. Pertama, Jawa Tengah adalah basis tradisional dan landmark > bagi partai yang pondasinya dibangun dari campuran pragmatisme dan > feodalisme itu. Kedua, PDIP adalah saingan utama Golkar dalam > percaturan politik di Indonesia. > > Kalau boleh diungkapkan dengan agak vulgar : Golkar boleh saja kalah > dari partai lain, asalkan jangan kalah dari PDIP. > > Kekalahan di Jawa Tengah melengkapi kegagalan menyakitkan yang > diderita Golkar sebelumnya di Sulawesi Selatan. Di daerah kelahiran > ketua umumnya, Jusuf Kalla, partai "saudagar" ini dipermalukan oleh > gabungan empat partai yang dipimpin PDIP. Tiga partai mitra PDIP dalam > kemenangan spektakuler di Sulsel ialah PAN, PDK, PDS. > > PDIP punya tujuh gubernur > > DENGAN kemenangan duet Bibit Waluyo dan Rustriningsih dalam Pilkada > Jateng, PDIP kini menjadi satu-satunya partai yang sukses di lebih > dari satu propinsi, tanpa berkoalisi dengan partai lain. Dari 18 > propinsi yang telah menggelar pilkada, PDIP sekarang punya tujuh > gubernur dan wakilnya, yang dimenangkan dengan mengandalkan kekuatan > sendiri. > > Inilah tujuh propinsi itu, yang dimenangkan PDIP tanpa koalisi dengan > partai lain : > > * Jawa Tengah (Bibit Waluyo & Rustriningsih) > * NTT (Frans Lebu Raya & Esthon Foenay) > * Irian Jaya Barat (Abraham Atururi & Rahimin Katjong) > * Papua (Barnabas Suebu & Alex Hasegem) > * Sulawesi Utara (Sinyo H Sarundayang & Freddy Harry Sialang) > * Kalimantan Tengah (Agustin Teras Nerang & Ahmad Diran) > * Kalimantan Barat (Cornelis & Christiandy Sanjaya). > > Selain PDIP, di antara semua partai yang ada di Indonesia sekarang > ini, hanya Golkar yang mampu memenangkan pemilihan gubernur tanpa > koalisi dengan partai lain; yaitu di Propinsi Gorontalo (Fadel > Muhammad & Gusnar Ismail). Dengan demikian untuk sementara PDIP > mengungguli Golkar 7 : 1. > > Sementara itu untuk kemenangan yang diraih lewat kerjasama dengan satu > partai lain, kedudukan PDIP dan Golkar adalah 1 : 1. PDIP berduet > dengan PBB menggolkan pasangan gubernur/wakil gubernur Gamawan Fauzi & > Marlis Rahman di Sumatera Barat. Golkar bermitra dengan PAN > memenangkan Zulkifli Nurdin & Antony ZA jadi gubernur/wakil di Jambi. > > Rustriningsih, kader yang naik dari bawah > > KEMENANGAN pasangan Bibit Waluyo dan Rustriningsih, dengan tidak > melupakan tingginya persentase golput, adalah indikator yang > meyakinkan mengenai keberhasilan konsolidasi internasl PDIP. Partai > berlambang banteng gendut ini pernah ditinggalkan para pendukung > fanatiknya di Jateng, karena sakit hati dan merasa dihianati. > Pasalnya, dalam pemilihan gubernur beberapa tahun lalu, Megawati malah > mendukung tokoh militer dan mengorbankan kader PDIP sendiri. Tampaknya > sekarang para banteng di Jateng sudah pulang kandang. > > Direstuinya Rustriningsih sebagai calon wakil gubernur, menunjukkan > makin menguatnya kultur meritokrasi di dalam organisasi PDIP. > Rustriningsih adalah kader partai yang naik dari bawah. Merangkak dari > tingkat ranting, kemudian menanjak setahap demi setahap. Dia dinilai > sukses saat menjabat Bupati Kebumen dua periode. Dan kini , perempuan > yang akrab dengan kehidupan kalangan bawah itu terpilih jadi wakil > gubernur. Sangat langka "politisi karir" seperti dia di Indonesia.. > > Pemberian prioritas bagi kader yang loyal dan kompeten seperti itu, > merupakan kunci keberhasilan PDIP memenangkan Pilkada Kalbar, Kalteng, > NTT, dan Sulawesi Utara. Mungkin prestasi organisasi PDIP seperti > inilah yang lebih "ditakuti" Golkar daripada sekadar kemenangan > kandidat partai saingannya itu di berbagai daerah. Artinya, PDIP kini > semakin kuat akarnya, sebaliknya Golkar kian mirip koloni eceng gondok > yang mengambang dan tak mengakar. > > 6 propinsi yang segera menggelar pilkada > > DALAM waktu dekat ada enam propinsi yang akan menggelar pemilihan > gubernur : > > * Nusa Tenggara Barat, 27 Juni 2008 > * Bali, 9 Juli 2008 > * Maluku, 9 Juli 2008 > * Jawa Timur, 23 Juli 2008 > * Sumatera Selatan, 4 September 2008 > * Lampung, 28 Oktober 2008 > > Kalau tidak terjadi hal-hal yang luar biasa, kemungkinan PDIP bakal > menang dengan kekuatan sendiri di Bali. Sedangkan di lima propinsi > lain bisa diperkirakan PDIP masih unggul atas Golkar, namun bakal > bersaing ketat dengan partai-partai Islam (Jatim, Sumsel, Lampung, > NTB). PDIP bisa mengambil keuntungan dari perpecahan di tubuh PKB, > dengan mengandeng salah satu kubu untuk memenangkan Pilkada Jatim. > Sedangkan di Sumsel, duet PDIP & PBB akan meraih kemenangan yang > mantap seperti di Sumbar. > > Kemenangan demi kemenangan yang diraih PDIP di sejumlah daerah adalah > fenomena yang sangat menarik, apalagi belakangan ini partai tersebut > tidak banyak melakukan manuver politik di ranah publik. Bahkan > sebaliknya, PDIP belakangan ini terkesan sangat low profile dan hati-hati. > > Tidak ada lagi gejolak internal. Dan tidak ada konflik terbuka dengan > kekuatan politik yang lain. Dalam perayaan harlah Pancasila pada 1 > Juni lalu, misalnya, PDIP bikin kegiatan sendiri dan tidak ikut apel > akbar yang diprakarsai AKKBB. Alhasil, ketika "barisan nasional" yang > dimotori Gus Dur dan Amien Rais bentrok dengan FPI , partainya > Megawati itu memilih jadi penonton yang sopan. > > *** > > http://news. okezone.com/ BeritaAnda/ index.php/ ReadStory/ 2008/03/24/ 229 /94322/pdip- kukuhkan- repdem-sebagai- organisasi- sayap > > Senin, 24 Maret 2008 20:58 wib > PDIP Kukuhkan Repdem sebagai Organisasi Sayap > > JAKARTA - PDI Perjuangan makin memperkuat persiapan diri dalam > menyongsong pemenangan Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden 2009 > mendatang dengan melebarkan jejaring politiknya. Selasa, 25 Maret 2008 > PDI Perjuangan akan mengukuhkan Relawan Perjuangan Demokrasi Indonesia > (Repdem) sebagai organisasi sayap Partai. Acara pengukuhan itu sendiri > akan berlangsung di kantor Sekretariat DPP PDI Perjuangan, Jl Lenteng > Agung 99, Jakarta Selatan, mulai pukul 13.00-16.30 WIB. > > Dalam acara pengukuhan yang mengusung tema "Menggalang rakyat Pekerja > untuk Pemenangan PDI Perjuangan dan Megawati Soekarnoputri di 2009" > itu akan diisi dengan pidato pembukaan dari Ketua Umum Repdem Budiman > Sudjatmiko, pidato sambutan dari Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Usaha > Kecil dan Koperasi Mindo Sianipar, pidato sambutan dari Ketua Deperpu > Partai HM Taufiq Kiemas, dan pidato puncak dari Ketua Umum PDI > Perjuangan Hj Megawati Soekarnoputri. > > Pada acara pengukuhan tersebut Ketua Umum PDI Perjuangan Hj Megawati > Soekarnoputri akan menyematkan jaket merah PDI Perjuangan kepada Ketua > Umum dan Sekjen Repdem. Penyematan jaket merah tersebut kemudian > dilanjutkan dengan penyematan jaket merah PDI Perjuangan kepada para > pengurus Repdem yang dikukuhkan hari itu oleh para Ketua DPP PDI > Perjuangan yang dilakukan secara bergiliran. > > Repdem sendiri baru pada periode kedua kepengurusannya ini dikukuhkan > menjadi organisasi sayap PDI Perjuangan. Sebagaimana disampaikan oleh > Ketua Umum PDI Perjuangan Hj Megawati Soekarnoputri dalam rapat yang > mengundang Repdem, Ketua Umum Partai mengarahkan Repdem untuk > memfokuskan geraknya untuk menjaring calon pemilih dari kalangan > pekerja/buruh. > > Sebagaimana disampaikan Ketua DPP bidang Infokom Daryatmo Mardiyanto, > DPP PDI Perjuangan sendiri menyambut gembira pengukuhan Repdem sebagai > organisasi sayap Partai. Repdem akan memperingan pekerjaan Partai > dengan memfokuskan gerak perjuangannya di rakyat pekerja, sehingga > pendidikan politik kepada rakyat bisa dilakukan ke lebih banyak lagi > kalangan, terutama untuk memperjuangkan kesejahteraan kaum > pekerja/buruh di Indonesia dan mendorong hak-hak politik maupun > meningkatkan kualitas kesejahteraan mereka, tanpa mengganggu > perkembangan investasi. > > Repdem sendiri, seperti yang disampaikan Ketua Umum Budiman > Sudjatmiko, seperti yang sudah diamanatkan Ketua Umum Partai Hj > Megawati Soekarnoputri untuk memfokuskan pekerjaan politik pada rakyat > pekerja, akan lebih memfokuskan lingkup kerjanya pada upaya-upaya > untuk mendorong penguatan serikat-serikat buruh dan kaum pekerja, dan > hak-hak sipil mereka sebagai pekerja. Hal tersebut, ungkap Budiman, > perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup kaum buruh dan > rakyat pekerja secara umum, yang kemudian pula akan meningkatkan daya > beli mereka. Artinya, lewat penguatan serikat buruh tersebut, ada > upaya peningkatan kualitas hidup kaum pekerja, tanpa mengganggu iklim > investasi yang sedang berjalan. > > Untuk menuju ke arah tersebut, organisasi-organisa si buruh perlu > diajak masuk ke ranah politik. Karena, ranah politik tersebut > merupakan upaya perjuangan yang juga riil untuk mempengaruhi > kebijakan-kebijakan maupun produk-produk perundang-undangan yang > terkait dengan kapantingan rakyat pekerja, selain berjuang secara > internal di dalam lingkup perusahaan masing-masing > organisasi-organisa si buruh. > > Repdem, sebagai organisasi sayap PDI Perjuangan akan mendukung segala > kebijakan dan garis politik yang telah ditetapkan Partai, serta > menjaga dan meningkatkan citra positif Partai di masyarakat luas, > dalam hal ini adalah rakyat pekerja. > > Dalam persiapannya menyongsong pemenangan PDI Perjuangan dan Ketua > Umum PDI Perjuangan sekaligus calon Presiden dari PDI Perjuangan dalam > Pilpres mendatang, Repdem memasang target agar PDI Perjuangan dapat > semakin diterima di kalangan serikat-serikat pekerja yang berbanding > lurus dengan peningkatan perolehan suara dan memenangkan PDI > Perjuangan dalam Pemilu legislatif serta Pemilu Presiden tahun 2009 > mendatang. > > Pengirim: > Ir H Daryatmo Mardiyanto > Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Informasi dan Komunikasi (mbs) > > *** bung alpha ikra makin tua makin keliatan orbanya, padahal katanya ikra pendukung obama, suatu paradoksal orang yg terlalu banyak dimanja amerika. http://progind.net/ kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk keadilan http://herilatief.wordpress.com/ http://akarrumputliar.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/