Qatar dgn uae bukannya beda negara ?



Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network

-----Original Message-----
From: "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Fri, 19 Sep 2008 11:07:14 
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subject: Re: [SPAM] [wanita-muslimah] Apakah Qatar Negara Islam?


Jelas  hukum  di Qatar berazaskan Islam, tetapi bukan  menjiplak mentah-mentah 
hukum  masyarakat nomadik 15 abad lalu, tetapi modern sesuai perkembangan 
masyarakat. Wanita  boleh sekolah dan bekerja sesuai profesinya , jadi bukan 
seperti yang dipraktekan oleh Taliban di Afghanistan dengan hukum rajam dan 
melarang wanita bersekolah, melarang wanita bekerja, harus tinggal dirumah etc. 
 Kalau mau lebih jelas saya kira kedutaan UAE di Jakrata bisa dihubungi untuk 
memperoleh keterangan yang lebih teperinci. 

salam,

  ----- Original Message ----- 
  From: Koes Indarto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, September 17, 2008 12:28 AM
  Subject: Re: [SPAM] [wanita-muslimah] Apakah Qatar Negara Islam?


  Hingga saat ini jika dibicarakan tentang negara islam, patokannya adalah 
selain jumlah pemeluk agama islam, juga landasan hukum sehari2 berdasarkan 
syariah Islam. Apakah kondisi Qatar seperti itu adanya ?

  salam
  "koes"

  ----- Original Message ----
  From: Sunny <[EMAIL PROTECTED]>
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, September 17, 2008 6:16:48 PM
  Subject: Re: [SPAM] [wanita-muslimah] Apakah Qatar Negara Islam?

  Kalau menurut saya Qatar, seperti juga Oman, Kuwait, Dubai adalah 
negar-negeriIslam. Mereka adalah anggota Organisasasi Negara Islam dan Liga 
Arab. 

  Kalau mengenai jumlah penduduk, rata-rata negeri teluk penuh dengan pendatang 
atau Tenaga Kerja Asing (TKA). Di Dubai itu 90% penduduknya adalah TKA, dan 
hampir semua orang laki. Mereka ini kontraknya dua tahun, dulu kalau upanya 
dibawah 900 Rial tidak boleh bawa isteri. Umumnya semua adalah pekerja kasar 
yang jadinya dibawah jumlah tsb jadi mereka tidak bisa bawa isteri. Di Dubai 
itu banyak orang Iran yang berdagang (toko), sekalipun mereka sudah 
bertahun-tahun, tetapi tidak diberikan kewarganegaraan UEA. 

  Satu hal yang bisa diakui bagaimana mereka memakai hasil ialah dari hanya 
minyak dan gas alam, mereka bisa membuat kota-kota mereka modern dibandingkan 
dengan Indonesia yang juga punya minyak dan gas, tetapirupanya minyak dan gas 
Indonesia menguap jadi tidak kelihatan buktinya, selain barangkali dompet para 
petinggi gemuk.

  ----- Original Message ----- 
  From: Floradianti 
  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
  Sent: Tuesday, September 16, 2008 10:48 AM
  Subject: [SPAM] [wanita-muslimah] Apakah Qatar Negara Islam?

  Apakah Qatar Negara Islam?

  Senin, 15 Sep 08 11:57 WIB

  http://www.eramusli m.com/ustadz/ pol/8915092833- apakah-qatar- negara-islam. 
htm

  Kirim teman

  Assalamu 'alaikum wr. wb.

  Saya mengucapkan terima kasih atas ceramah ustadz di Qatar ini. Materi yang
  ustadz berikan betul-betul mengetuk kami yang tinggal di Qatar ini untuk
  lebih memotivasi kami dalam mendalami syariah Islam serta memahami
  perbedaan-perbedaan pendapat yang ada.

  Tapi sebelumnya afwan ustadz, saya mau tanya karena kemarin tidak sempat
  bertanya langsung berhubung waktu yang singkat dan banyaknya perserta yang
  bertanya.

  Begini ustadz, kita ini yang tinggal di Qatar, apakah bisa dikatakan sebagai
  negara Islam? Sementara bentuk negara ini kan kerajaan atau keamiran.
  Dipimpin oleh Amir, tidak ada partai-partai politik di sini.

  Pertanyaannya, apakah Qatar ini masih bisa disebut dengan negara Islam?
  Sebagai informasi saja, penduduk asli Qatar ini hanya 200.000 saja yang
  asli, selebihnya malah banyak orang luar negeri, terutama India.

  Itu saja pertanyaannya ustadz, terima kasih banyak, semoga acara selama di
  Qatar ini sukses dan tahun mendatang kami tetap berharap ustadz membimbing
  kami.

  Wassalam

  Maryam - Qatar

  [EMAIL PROTECTED] com

  Jawaban

  Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

  Sebelumnya perkenankan kami meminta maaf kalau kemarin pada kesempatan
  ceramah di tempat Anda, kami tidak sempat untuk menjawab semua pertanyaan
  yang diajukan. Terus terang karena jumlah penanya cukup banyak dan pembawa
  acara membatasi jumlah pertanyaan.

  Tapi tidak mengapa, silahkan kirim pertanyaan lewat situs ini, semoga kami
  dapat menjawabnya. Tapi kalau memang tidak bisa, kami akan mengaku terus
  terang tidak bisa.

  Mengenai apakah Qatar ini negara Islam atau bukan, kami katakan bahwa
  sebenarnya kita tidak bisa pungkiri bahwa Qatar ini termasuk negara Islam.
  Walau pun barangkali di sini tidak atau belum lagi diterapkan hukum hudud,
  seperti merajam pezina, memotong tangan pencuri atau pun mencambuk peminum
  khamar.

  Namun kita tidak bisa mengatakan bahwa Qatar ini bukan negara Islam. Sebab
  selain hukum hudud, hukum Islam yang lain tetap berjalan. Shalat berjamaah
  di masjid-masijd, pemandangan para wanita menutup aurat di jalan, bahkan
  tidak ada tempat judi atau 'ngedugem', kecuali mungkin dengan izin khusus
  buat kalangan amat terbatas non-muslim ekspatriat.

  Bioskop pun boleh dibilang tidak ada. Polisi bekerja dengan benar dan sangat
  melindungi masyarakat. Kerjaannya melindungi dan bukan 'ngobyek' seperti di
  negeri kita. Wah, kalau polisi Indonesia, sampai ada anekdot yang entah
  benar entah tidak, bilang begini, "Hilang motor lapor polisi, eh malah
  hilang mobil."

  Di Qatar ini, lalu lintas teratur, semua pengemudi sangat displin mentaati
  aturan. Beda dengan Jakarta yang 'dikuasai' oleh Metromini, Bajaj, Ojek dan
  Mikrolet. Semua membuat jalanan macet tidak jelas, setidak jelas polisinya
  juga sih.

  Itulah yang kami saksikan selama beberapa hari di Qatar ini. Kehidupan
  berlangsung sangat baik. Pemerintah atau pun para pemilik perusahaan
  benar-benar memperhatikan kesejahteraan karyawan.

  Rakyat Makmur

  Kami lihat bahwa teman-teman dari Indonesia digaji lebih dari cukup. Meurut
  pengakuan sebagian teman yang sempat kami tanyai, setidaknya sampai 4 atau 5
  kali dari gaji yang mereka terima di Indonesia. Padahal beban pekerjaannya
  hanya 1/3 dari yang menjadi tugas mereka sebelumnya di negeri sendiri.

  Salah seorang ibu rumah tangga pernah bilang, "Pak ustadz, suami saya
  bekerja di sini kayak pegawai negeri di Indonesia, jam 2 siang sudah pulang,
  dan itu jam resmi kantor. Sementara gajinya dan fasilitas yang diterima dari
  kantor, bisa puluhan kali pendapata PNS jujur kita (baca: kalau tidak
  korupsi)."

  Bahkan di negara ini kami melihat contoh bagaimana tipologi sebuah negara
  Islam ideal terpenuhi. Bagaimana tidak, teman-teman kita tidak perlu bingung
  menghidupi diri dengan berbagai pajak dan harga yang selalu melambung
  seperti Indonesia.

  Mereka diberi rumah oleh perusahaan tempat bekerja, walau pun levelnya hanya
  pegawai biasa atau operator. Fasilitas rumah itu kadang sudah ada isinya,
  bukan isteri maksudnya, tapi lengkap dengan furniturnya, termasuk kompor,
  piring dan gelas. Pokoknya tinggal masuk dan duduk manis.

  Rumahnya mewah dan nyaman sekali. Lebih tepat dibilang apartemen atau vila.
  Pantes saja pada betah dan tidak mau pulang ke Indonesia. Yang menarik lagi,
  tidak ada sejarahnya mereka harus bayar AC, bayar listrik, air, gas apalagi
  parkir. Semua gratis...tis. .tis, tinggal pakai.

  Mobil pun dibelikan, walau pun dengan pinjaman lunak selunak-lunaknya. Dan
  yang menarik, harganya rata-rata hanya sepertiga dari harga di negeri
  sendiri. Maka sebagaimana Anda dan banyak teman-teman lainnya, anda terbiasa
  naik Pajero, Land Cruiser, dan merek-merek ngetop lainnya, bahkan yang di
  Indonesia tidak ada.

  Tiap tahun perusahaan memberi cuti panjang, bukan 12 hari tapi 24 hari. Dan
  untuk menghabiskan cuti, perusahaan memberi tiket gratis sekeluarga untuk
  pulang ke Indonesia.

  Tidak Ada Korupsi

  Dan pemerintah Qatar ini benar-benar baik, tidak ada korupsi, tidak ada
  nilep duit rakyat, meski bentuknya kerajaan, tapi rajanya adil, jujur dan
  memikirkan rakyatnya. Semua kekayaan alamnya digunakan buat kesejahteraan
  rakyat.

  Anda bayangkan sendiri, Anda sebagai orang asing di sini, dilayani
  sedemikian rupa, sampai-sampai sekolah anak pun gratis sampai SMA. Dan
  seperti yang Anda ceritakan sendiri, sekolah itu bukan sembarang sekolah,
  tapi sekolah dengan kualifikasi standar international.

  Bahkan Anda pun tidak akan mampu di Indonesia menyekolahkan anak di Sekolah
  International, kan? Jangankan international, bahkan sekelas SDITpun masih
  terasa mahal. Sampai ada yang komentar bahwa TERPADU itu artinya adalah:
  TERpaksa PAkai DUit.

  Nah senaif-naifnya Qatar, tetap saja pemerintahnya punya kepedulian kepada
  rakyatnya. Bagaimana dengan pemerintah Indonesia? Ah, kami tidak mau
  komentar, karena Anda sudah tahu semua jawabnya.

  Memang Qatar tidak atau belum melaksanakan hukum rajam dan potong tangan,
  tapi syariah Islam yang lainnya benar-benar berjalan. Sebab ukuran keIslaman
  suatu negara, tidak semata-mata diukur hanya lewat apakah hukum potong
  tangan dan rajam berjalan. Buat apa ada potong tangan dan sejenisnya, kalau
  pada sisi yang lainnya malah jeblok, kalau rakyat malah sengsara, korupsi
  merajalela, pejabat makan duit rakyat.

  Ukuran keIslaman suatu negara juga harus diukur dari tingkat kemakmuran,
  profesionalisme, kepastian hukum dan penerapannya, dan perhatian pemerintah
  terhadap kesejahteraan rakyatnya. Sesuatu yang kalau di negeri kita sendiri,
  masih merupakan wacana, atau 'bahan jualan' untuk pemilu 2009.

  Walau pun di Qatar ini tidak ada partai politik, tapi rakyat sudah
  sejahtera. Jadi buat apa berpolitik lagi, kalau tujuannya memang sudah
  tercapai? Betul nggak?

  Kok penguasanya raja dan tidak diganti? Halah, biar saja, yang penting hukum
  berjalan, keadilan pasti, kesejahteraan mutlak. Nah, buat apa ribut-ribut
  mengganti penguasa. Biar penguasa seumur hidup pun, ya tidak apa-apa kan?
  Dari pada semua potensi kita habis hanya untuk mengurus urusan politik yang
  tidak ada habisnya.

  Kalau ada orang bangga dengan Eropa yang katanya teratur, profesional dan
  makmur, sehingga dia mengatakan bahwa di Eropa ada Islam tanpa orang muslim,
  sebenarnya kita sebagai negara muslim bisa membanggakan Qatar, sebagai
  contoh ideal sebuah negara Islam, di mana pemerintahannya berfungsi dengan
  benar.

  Pantas Saja, Qatar kan Kaya Minyak?

  Mungkin apa yang kami sampaikan tentang kemakmuran Qatar akan mau Anda
  sanggah dengan ungkapan di atas, "Ah pantas saja, Qatar kan kaya minyak."

  Ungkapan seperti itulah yang awalnya jadi pendapat kami juga. Tapi ternyata
  anggapan kami salah. Ternyata kekayaan alam Indonesia tidak kalah dengan
  Qatar, baik dari segi jumlah atau pun kualitasnya.

  Sebab yang keluar dari bumi Qatar berupa minyak dan gas bumi, sama dengan
  yang keluar di bumi Indonesia. Masalahnya tinggal bagaimana pemerintahnya
  mengambil kebijakan. Pemerintah Qatar tidak menjual murah minyak dan gas
  kepada luar negeri, sekedar untuk dapat 'komisi' (baca: sogokan) untuk
  mensejahterakan segelintir pejabat.

  Bahkan dari segi luasnya, negara Qatar ini hanya sepertiga Jawa Barat saja.
  Sedangkan Indonesia sangat luas membentang. Tanahnya subur tapi tidak
  terurus, minyak dan gas di dalam tanah diobral. Peradaban manusia yang
  tinggal di atas tanah itu sama sekali tidak bisa menikmati anugerah Allah.
  Habis dirampas oleh para 'perampok lokal' dan 'perampok international' .
  Perampok international tentu harus bekerjasama dengan perampok lokal.

  Kalau pun ada sekedar pembanding, Qatar memang dihuni oleh jumlah penduduk
  yang terbatas. Tapi hal itu karena memang luasnya juga terbatas. Qatar dan
  Indonesia sebenarnya berada dalam skala perbandingan yang sama, jumlah
  penduduk Indonesia yang berjumlah 200 juta itu sebanding dengan luas
  wilayahnya..

  Di Qatar kalau naik mobil, kita hanya butuh waktu 1-2 jam saja dari ujung
  negara di Utara sampai ujung negara di Selatan. Lewat dari itu, kita sudah
  berada di luar negeri. Sementara di Indonesia, kita butuh 2 minggu naik
  mobil dari ujung Sabang di Barat sampai ke Marauke di Timur. Dan sepanjang
  negeri, minyak berlimpah, gas alam juga berlimpah, tanah subur, laut penuh
  dengan ikan. Pokoknya rizki dari Allah SWTtidak pernah kurang.

  Kalau dibilang bahwa tenaga Indonesia belum mampu mengolah hasil alamnya,
  ini pun juga sebuah apologia. Sebab kehadiran teman-teman dari Indonesia ke
  Qatar ini justru karena mereka ahli di bidang pengeboran minyak dan gas
  bumi. Siapa bilang tenaga kerja kita tidak mampu mengolah sendiri kekayaan
  alamnya? Buktinya Qatar malah memakai tenaga mereka.

  Jadi dibandingkan Indonesia, Qatar jauh lebih 'Islami'. Nah, kami hanya
  bilang bahwa teman-teman dari Indonesia ke Qatar sebenarnya sedang melakukan
  hijrah, ya hijrah dari negeri yang kurang Islami ke negeri yang lebih
  Islami..

  Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

  Ahmad Sarwat, Lc

  [Non-text portions of this message have been removed]

  [Non-text portions of this message have been removed]

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke