--- Pada Rab, 24/9/08, Asep Kambali <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari: Asep Kambali <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: RE: [HISTORIA-INDONESIA] Pieter Erbeveld melawan Belanda
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Tanggal: Rabu, 24 September, 2008, 1:35 AM

Dear All,

Wah-wah-wah... 

Nampaknya semakin hari semakin ramai saja milist KHI ini. Saya sangat bangga 
dan bahagia atas hadirnya para Heritage Saver baru yang bersemangat. Welcome ya 
untuk semuanya....! Untuk yang lain, silahkan klik disini kalo mau gabung ya.

Hampir 5 orang dalam sehari Mods apv member. Seminggu bisa 30 orang kami apv. 
Ini membuktikan bahwa ternyata para pecinta Indonesia melalui sejarah dan 
budaya ini ternyata banyak dan terus bertambah MLM (mulut lewat mulut, mail 
lewat mail) hehehe. Buktinya, hampir sebagian besar comment yang disampaikan 
mengatakan bahwa mereka kaget dan gembira, ternyata ada komunitas kayak gini 
(ya Historia ini), ada yang bilang mereka seperti
 menemukan rumah, ada yang
 bilang seperti menemukan tempat bermain, dll. bahkan ada yang bilang seperti 
menemukan belahan jiwa untuk mereka berbagi. Nah, semoga
 Milist KHI ini menjadi teman, rumah, dan pacar, atau bahkan suami/istri ke-2 
bagi teman-teman, Hehehe. Sehingga makin cinta sama sejarah dan budaya 
Indonesia untuk sama-sama
 kita jaga, kita lestarikan dan kita kelola untuk kepentingan bersama :D

Teman-teman, tidak semua informasi sejarah bisa di Google, untuk itu silahkan 
baca buku. atau cari informasi lain dari media apapun sebagai pembanding. 
Karena bisa saja informasi itu salah dan menyesatkan. Situs-situs penyedia data 
seperti Wikipedia, dll, merupakan situs bebas yang setiap orang bisa memasukan 
apapun ke dalamnya tanpa sumber dan tak memperdulikan kebenarannya (walau tidak 
semuanya). Apa lagi novel dengan latar sejarah, kita kudu pintar-pintar 
memilih. Tidak semua dalam di dalam novel berlatar sejarah salah, tapi tidak 
sedikit info yang imajinatif atau hayalan si pengarang saja untuk memberikan 
bumbu dalam novelnya. Anehnya, mayoritas yang menjadi menarik ya yang pake 
bumbu ini. Bahkan sampai bisa bestseller. Kan hebat bangsa ini? Sesuatu justru 
menjadi menarik ketika dibumbui yang mistik/imajinatif, kacau!

Yang bahaya lagi, tidak sedikit tayangan
 televisi
 (feature/news/talkshow)
 tentang sejarah disampaikan salah dan menyesatkan. Contoh; di salah satu 
stasiun tv ada tayangan feature tentang kawasan Meester Cornellis, masa di tv 
itu dibilang kalau Gereja Koinonia, Stasiun KA Jatinegara, Gd. Eks Kodim 0505, 
SMP 14, Pasar Lama, dll adalah bukti peninggalan yang masih tersisa dari 
Meester Cornellis. Kan ini bukan saja aneh tapi fatal, gegabah, ceroboh. 
Akibatnya? ya, menyesatkan. Pemahaman sejarahnya bisa jadi berantakan... 
Karena, Meester cornellis hidup di Abad 17. sementara bukti-bukti tinggalan itu 
hadir di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Coba bayangkan?

Nah, mengenai Pieter Erberveld ini juga perlu berhati-hati. Krena tidak bnyak 
sumber-sumber lokal yang menceritakannya. Kebnyakan sumber yang didapat 
berbahasa Belanda. tapi tidak usah khawatir, karena Adolf Heuken telah menulis 
sang tokoh ini dengan jelas di dalam bukunya Historical Sites of Jakarta 
terbitan YCLC. Juga Hadisoetjipto 

Pieter Erberveld (yang
 benar nulisnya
 begitu) bukan Pieter "Erbeveld" adalah BUKAN Pangeran Pecah Kulit. Dia adalah 
seorang rakyat biasa tetapi kaya raya, karena orang tuanya seorang pengusaha. 
Bapaknya keturunan Jerman dan Ibunya Syiam / Thailand. (Karena kata pangeran 
biasanya berkonotasi ke raja atau sultan) Tanah Pieter Erberveld melimpah, dia 
juga bnyak bergaul dengan pribumi di sekitarnya. Yang paling dekat dengannya 
adalah Raden Ateng Kartadriya (ini juga tokoh, yang jasad/atau kuburannya tidak 
diketemukan) ada kuburan di Mangga Dua, tapi itu juga baru perkiraan. Belum 
yang sebenarnya. Raden Ateng Kartadriya adalah seorang pemuka agama, "konon" 
(tidak perlu dipercaya) Pieter Erberveld masuk Islam karenanya. Mereka sering 
berkumpul dengan masyarakat pribumi baik di mushola/langgar atau di rumahnya 
Pieter E. Belakangan Belanda mencium gelagat ini. Belanda tidak suka, Pieter 
sering dicelakai, tanahnya sering diklaim oleh pemerintah Belanda. Semakin 
kuatlah dia (Pieter) bergabung dengan
 R. Ateng. Perkumpulannya semakin banyak diminati, pada suatu malam di Rumhanya 
Pieter diadakan pertemuan. Tidak lama, tiba-tiba rumah Pieter digerebek dan 
Pieter ditangkap bersama Raden Ateng Kartadriya juga yang lain. Kemudian mereka 
di tahan di Stadhuis (kini Museum Sejarah Jakarta / Mus. Fatahillah) tak lama 
kemudian mereka di hukum mati dengan sadis. Kaki dan tangannya di tarik oleh 4 
kuda berlawanan arah mata angin. Pastinya kebayang donk tubuhnya berantakan? 
Tahu kenapa pada saat Pieter berkumpul diketahui Belanda? "Konon" kabarnya 
(tidak untuk dipercaya) sang bujang/pembantu Pieter Erberveld kecewa dan patah 
hati karena ditolak cintanya oleh Suzana, anak sang majikan. Merasa tidak 
terima, akhirnya dia melaporkan pertemuan malam tersebut ke Pemerintah Belanda. 
***

Beberapa cerita "konon" adalah tidak untuk dipercaya. Tetapi menjadi bumbu yang 
menarik jika kita bikinkan itu menjadi sebuah novel atau film layar lebar. Nah, 
tugas kita lah
 sebagai Heritage Saver untuk tetap pada jalan yang lurus, artinya berpegangan 
pada kenyataan objektivitas sumber sejarah. Bumbu boleh saja asal pada 
tempatnya. Tetapi mohon untuk tidak dibesar-besarkan ceritanya, sehingga 
mengaburkan pesan atau makna dari suatu peristiwa sejarah. Apa lagi jika itu 
dikonsumsi rakyat banyak. Pesan-pesan sejarah yang memiliki nilai nasionalisme 
dan patriotisme bisa saja kabur dan tidak muncul alias tenggelam karena 
bumbunya yang berlebihan. Ini lah yang menjadi kenyataan saat ini, terjadi dan 
terjadi lagi. Sampai kapan saudara ku sebangsa dan setanah air? 

Saatnya kita berpijak pada kenyataan sejarah bangsa kita. Jangan lari atau 
menghindar!. Karena sejarah adalah ruh dan jiwa dari bangsa ini. makan 
bangunlah jiwanya terlebih dahulu,kemudian badannya. Membangun jiwa berbarti 
mengangkat kembali sejarah dan budaya bangsa ini menjadi prioritas dalam semua 
aspek pembangunan. Sampaikan sejarah apa adanya, jangan dibumbui
 atau ditutu-tutupi! ini pada konteks ilmiah, pada konteks lain boleh saja asal 
tidak berlembihan. Karena sejarah pada konteks ini pastinya memiliki cita rasa 
tersendiri, artinya masing-masing akan berbeda. 

Saya pikir, saatnya kita belajar dari sejarah! Karena sejarah mengajarkan kita 
untuk apa adanya. Walaupun pada kenyataannya itu pahit, maka sampaikanlah! 


Bravo... Heritage Saver!!!

Salam lestari,

Asep Kambali, KHI
0818.0807.3636

NB:
Gereja Sion bukan Rumah Pieter Erberveld. karena Gereja sion di bangun tahun 
1693-1695. Rumah Pieter sekarang telah menjadi Showroon Toyota persis di 
sebelah Gereja  Sion. Prassti aslinya terdapat di Museum Sejarah Jakarta 
(Fatahillah). 


 

KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA  Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya
 Indonesia  Phone: (021) 7044-7220, Mobile: 0818-0807-3636  Mailing list: 
[EMAIL PROTECTED]   Home: http://www.komunitashistoria.blogspot.com

--- Pada Sen, 15/9/08, fesilia marzuki <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
Dari:
 fesilia marzuki <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: RE: [HISTORIA-INDONESIA] Pieter Erbeveld melawan Belanda
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Tanggal: Senin, 15 September, 2008, 9:59 PM







    
            


Yup, si Pieter Erbeveld ini memang yang sering disebut Pangeran Pecah Kulit, 
Katanya Gereja Sion yang sekarang ada di kawasan itu, dulu adalah kediaman si 
Pieter ini..

 

ngomong2,kalau ada yang tertarik, tentang Sinyo Pieter ini juga dibahas di 
novel Rahasia Meede, tapi saya lupa nama penerbitnya.







To: komunitashistoria@ yahoogroups. com
From: [EMAIL PROTECTED] com
Date: Sat, 6 Sep 2008 06:23:57 -0700
Subject: Re: [HISTORIA-INDONESIA ] Pieter Erbeveld melawan Belanda







ih,.. ngeri.

ditarik 4 kuda ke beberapa penjuru? hiiii..



----- Original Message ----
From: listmanager 2 <listmanager_ [EMAIL PROTECTED]>
To: komunitashistoria@ yahoogroups. com; [EMAIL PROTECTED] com
Sent: Friday, September 5, 2008 3:22:53 PM
Subject: Re: [HISTORIA-INDONESIA ] Pieter Erbeveld melawan Belanda






pieter erbeveld ini si pangeran pecah kulit kan?
yang hukumannya ditarik kuda ke beberapa penjuru?
 
 
 


--- On Fri, 5/9/08, hoesein <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: hoesein <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [HISTORIA-INDONESIA ] Pieter Erbeveld melawan Belanda
To: komunitashistoria@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] com
Date: Friday, 5 September, 2008, 1:57 PM












 
Kliping Panji Pustaka 8 Maret 1943. Menarik bukan ?
Semoga ada gunanya.


Yahoo! Toolbar kini dilengkapi Anti-Virus dan Anti-Adware gratis. Download 
Yahoo! Toolbar sekarang . 


Get your new Email address! 
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!

Share your beautiful moments with Photo Gallery. Windows Live Photo Gallery

      


         
        
        

        Nama baru untuk Anda!  

Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 

Cepat sebelum diambil orang lain!


      
___________________________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke