Mengapa harus Mengikuti Ahlul bait Nabi saw?

Tidak jarang umat Islam belum mengenal Ahlul bait Nabi saw, yang
kadang-kadang disebut sebagai keluarga suci Nabi saw. Mengapa mereka
tidak mengenalnya? Lalu bagaimana mungkin umat Rasulullah saw dapat
mencintai Ahlul baitnya jika mereka tidak mengenalnya? Padahal Allah
swt dengan tegas memerintahkan umat Islam agar mencintai keluarga suci
Nabi saw. Apa tujuan Allah swt menyuruh kita mencintai keluarga suci
Nabi saw? Dan untuk apa Allah swt mensucikan mereka? Masih banyak
pertanyaan-pertanyaan sekitar ini yang mengusik pikiran kita.

Yang jelas menurut keyakinan kita bahwa tidak ada satu pun perintah
dan larangan Allah swt yang tidak mengandung maksud dan tujuan, alias
sia-sia.

Tentang pensucian Ahlul bait Nabi saw, Allah swt menyatakan dalam
firman-Nya:

إِنَّمَا 
يُرِيدُ 
اللَّهُ 
لِيُذْهِب 
عَنكمُ 
الرِّجْس 
أَهْلَ 
الْبَيْتِ وَ 
يُطهِّرَكمْ 
تَطهِيراً
 "Sungguh tiada lain Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai
Ahlul bait dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya." (Al-Ahzab/33: 33)

Tentang penegasan Allah swt bahwa kita harus mencintai keluarga suci
Nabi saw disebutkan dalam firman-Nya:

قُل لا 
أَسئَلُكمْ 
عَلَيْهِ 
أَجْراً إِلا 
الْمَوَدَّةَ
 فى الْقُرْبى
 "Katakan hai Muhammad: `Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam
dakwah ini kecuali kecintaan kepada keluargaku'." (Surat Asy-Syura: 23)

Dua ayat ini memiliki kaitan yang sangat erat dan tak dapat
dipisahkan. Pensucian bertujuan agar dicintai. Mencintai kesucian
jelas akan berdampak pada kebaikan, kebajikan, kemaslahatan, kedamaian
dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Inilah tujuan penciptaan manusia.

Fitrah manusia, pikiran yang bersih dan hati yang tak bernoda pasti
mencintai dan mendambakan kesucian. Kesucian identik dengan
kebahagiaan dan kedamaian. Sekiranya manusia tahu di sana ada sumber
kebahagiaan tentu mereka akan mengejarnya dan mengikutinya.

Maaf, saya mau pinjam bahasa kaum sufi. Karena umumnya manusia
menganggap uang itu sumber kebahagiaan, maka mereka mengejarnya dimana
pun ia berada, tanpa memperdulikan fisik yang sudah lelah. Padahal
uang itu melelahkan, dan tidak jarang uang itu membuahkan malapetaka
di keluarga bahkan di dunia. Lagi-lagi menurut kaum sufi, sebenarnya
umumnya manusia salah mempersepsikan kebahagiaan. Fitrahnya mencari
kebahagiaan, fisiknya mengejar keuangan. Di sini terjadi kejaran yang
tak seimbang dan tak searah, sehingga di sinilah penyebab munculnya
kegelisahan dan malapetaka.

Sebenarnya Allah dan Rasul-Nya sangat ingin kita hidup bahagia di
dunia dan akhirat. Karena itu Dia perintahkan mencintai kesucian. Dan
cinta tak akan bermakna jika tidak mengikuti tapak-tilasnya.
Rasulullah saw adalah tokoh sosok kesucian, dan Ahlul baitnya adalah
sosok kesucian yang harus diikuti tapak-tilasnya pasca beliau.

Lebih detail tentang Ababun Nuzul dua ayat tersebut berikut penafsiran
ulama, silahkan klik halaman Asbabun Nuzul disini:
http://tafsirtematis.wordpress.com

Sebagian umat Islam juga sering terkejut bahkan mengkerutkan wajahnya
ketika mendengar kata "Syiah". Jadi apa atau siapa sebenarnya syiah
itu? Syiah artinya pengikut. Sebagian kelompok umat Islam menisbatkan
dirinya sebagai pengikut (syiah) Ahlul bait Nabi saw. Dalam Al-Qur'an
kata "syiah" dalam segala bentuknya, yang bermakna pengikut kebenaran
atau kebatilan, disebutkan 11 kali, dalam surat: Al-Qashash,
Ash-Shaffat, Al-Hijr, Maryam, An-Nur, Al-An'am, Saba', Al-Qamar, dan
Ar-Rum. Antara lainnya:

وَ إِنَّ مِن 
شِيعَتِهِ 
لابْرَهِيمَ
 "Sesungguhnya termasuk pengikutnya (Nuh) adalah
Ibrahim."(Ash-Shaffat: 83)

فَوَجَدَ 
فِيهَا 
رَجُلَينِ 
يَقْتَتِلانِ
 هَذَا مِن 
شِيعَتِهِ وَ 
هَذَا مِنْ 
عَدُوِّهِ  
 "Lalu didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang
berkelahi yang satu pengikutnya (Musa) dan yang satu lagi musuhnya
(kaum Fir'un)." (Al-Qashash: 15).

وَ لَقَدْ 
أَهْلَكْنَا 
أَشيَاعَكُمْ
 فَهَلْ مِن 
مُّدَّكرٍ
 "Sesungguhnya telah Kami binasakan para pengikut kalian. Maka adakah
orang yang mau mengambil pelajaran?" (Al-Qamar: 51)

Dari paparan ayat-ayat tersebut dapatlah kita menjawab pertanyaan:
Mengapa kita harus mengikuti Ahlul bait Nabi saw? Yang digarisbawahi
sebelum membuat kesimpulan: Nabi saw tidak dapat dipisahkan dari Ahlul
baitnya. Karena hal ini banyak disebutkan dalam hadis-hadisnya. Ingin
tahu hadis-hadisnya, silahkan juga klik disini di halaman hadis-hadis
pilihan:
http://tafsirtematis.wordpress.com

Wassalam
Syamsuri Rifai

Macam2 shalat sunnah, doa-doa pilihan, dan artikel2 Islami:
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com
Amalan praktis dan Doa2 harian dan bulanan secara lengkap:
http://islampraktis.wordpress.com
Tafsir tematik, keutamaan surat2 Al-Qur'an:
http://tafsirtematis.wordpress.com
Adab2 dan doa2 haji dan umroh:
http://almushthafa.blogspot.com
Milis: 
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami
Syam Multiply: http://syamsuri149.multiply.com
Syam Friendster: http://profiles.friendster.com/syamrifai


Kirim email ke