Saya bilang spekulasi tanpa pengetahuan sedikitpun. Coba bandingkan: - polisi, jaksa hakim sudah bekerja dan mengadili - kemauan politik menangkapin teroris ada di Pemerintah kita - organisasi besar Muhammadiyah, NU misalnya nggak ada yang protes - CNN, SCTV, Jawa Pos wawancara. - para pelaku Amrozi dkk mengaku malah menulis buku. 2 orang menyesali, 3 orang malah mau ngebom lagi katanya.
Mba Lina, kolega saya dan sebagian kita lainnya berspekulasi tanpa pengetahuan dan bukti sedikitpun, yang begini di Quran disebut zhan. Bukan prilaku Islami. Tapi tentu saja kita boleh berandai-andai (dengan bijak dan pengetahuan), karena pengandaian membawa kita ke kemajuan, membuka imajinasi dan horison baru. Inilah kemampuan manusia yang unik. Quran mengajarkan kita lewat perumpamaan. Perhatikan itu dengan sabar. Karena itu saya mengajak mba Lina dan sebagian kita berandai, paling tidak sebentar saja: katakanlah Amrozi dkk itu memang pengebomnya, bisakah kita menerima bahwa segelintir orang Islam memang pengebom? Apa rasanya? Gimana? Silakan di-sharing. salam Mia PS Lina: "Mbak Mia ini aneh. Suruh stop mikir ttg Amrozi, tapi mesti mikir Amrozi kalo mrk masih buron. Wealaah kirain suruh mikirin Keanu Reeves, gitu!" Mia: Baru nonton matrix lagi yah...:-), lha iyalah kalo Amrozi dkk pelaku bom Bali masih buron, ya kita semua kepikiran donks! namanya teroris masih berkeliaran. Kalo sudah dipenjara, rada aman juga kan? tinggal mikirin para sipir penjara yang bisa disogok. KPK kan blum pada ke sana..konon katanya antrean death penalty panjang, tapi ditunda2 karena sipir bisa dibeli, yang namanya di Indonesia kan bisa diatur, apalagi di penjaranya...:-( Amrozi di penjara, apalagi sesudah mati, hanyalah setitik debu, sesuai yang dia bilang sendiri tentang dirinya. Jadi tentu saja kita nggak mikirin dia, wong udah di penjara. Tapi ada yang kita pikirkan untuk kita bersama, yaitu petik hikmah (lesson learned), bisakah kita menerima kenyataan bahwa segelintir orang Islam memang pengebom orang2 yang tidak bersalah? ============= --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Lah kan Mbak Mia tanya "politiknya dimana?" ? > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <aldiy@> wrote: > > Kolega saya dan mba Lina bicara (berandai-andai) tanpa pengetahuan > > sedikitpun. Dan hasilnya total denial, yang pastinya mempengaruhi > > keputusan2 kita. > > > > Tolong stop sebentar berpikir tentang Amrozi, mengikuti logika > > Irwank - kita mesti memikirkan Amrozi dkk kalo mereka masih buron, > > tapi kenyataannya dah aman di dalam kerangkeng, so sementara ini aman. > > > > Coba berpikir sejenak saja, bahwa Amrozi adalah orang Islam yang > > memang mengebom membunuh ratusan orang tak berdosa. Apa rasanya? > > Bisakah kita menerima? Tindakan apa ini? Dari sini kita akan dituntun > > menuju keputusan yang benar. > > Lina: > Emang mbak Mia haqul yaqin Amrozi yang ngebom? Kalo saya seh kalo saya > haqul yaqin Amrozi yg ngebom, kan saya dah bilang eksekusi aja. Gak > perlu di rasa-rasa pake perasaan. Kalo saya gak yaqin, gile aje > ngebunuh orang. Itu yang ditakuti para polisi, hakim dan aparat hukum > kali ya? Mereka gak yaqin! ato mereka tau emang bukan Amrozi dkk. Ato > emang dah bisa diselesaikan lewat jalur politik ama bos di Amrik! > > Mbak Mia ini aneh. Suruh stop mikir ttg Amrozi, tapi mesti mikir Amrozi > kalo mrk masih buron. Wealaah kirain suruh mikirin Keanu Reeves, gitu! > > wassalam, >