Mbak Lina, Saya nggak punya masalah dengan itu. ;-)) Lha wong tugas imam itu tanggung jawab loh, bukan fasilitas, emang enak apa sholat mikirin kemaslahatan jemaah, bacaan jangan terlalu panjang, apalagi jika nggak bakat jadi penyanyi bacaan juga jangan yang "aneh-aneh", supaya yang denger minimal kebayang sedang baca tetang apa... dll. Kalo ada perempuan yang mau memikul beban itu, harunya senang kok malah bingung dan marah-marah.
Cuman ya jangan dibilang karena saya tidak punya masalah diimami perempuan lalu dikiranya saya nggak beres. Boleh deh tanding... (tanding apaan???) ;-)) Biasa saja lah... Sholat berjamaah itu kan selain urusan hablumminallah, juga urusan habluminannas. Sehingga penentuan siapa imam dan siapa makmum itu terkait dengan konteks sosial budayanya supaya terjadi harmoni. Memang harus diakui, secara hukum tidak ada nash yang melarang perempuan mengimami laki-laki. Salam Ary ----- Original Message ----- From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 21, 2008 8:25 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Imam salat perempuan: Problem lelaki? Ayooo masarcon, Mas DWS, Mas Ary, Mas Her, Mas Pri...mau gak berjamaah dengan imamnya saya ato Mbak Mia...:-))). Pertanyaannya, apa iya dari 5 orang cowok ini gak ada yang bisa jadi imam? Ada yang gak beres dengan cowok2 sekarang, kalo emang bener begitu...:-))) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bagus juga usulannya mba. Sekalian usul ke anggota WM di sini ayo > kita siap2 pratekkin, mumpung mba Lina ok nih. > > Saya bilang Prof. Wadud karena artikel Pak DWS itu, sepertinya Prof. > Wadud lagi 'road show', kali aja mampir ke Indonesia...:-) > > BTW, dulu saya pernah sharing cerita di WM, bahwa sebagai single > parent, menjadi imam bagi anak2 (yang cowok semua) sudah biasa. > > Selain itu, pernah juga dulu waktu kita (saya, anak2 dan beberapa > temen perempuan) lagi siap2 solat isha dan tarawih di rumah saya..eh, > ada beberapa tamu laki2 datang. Saya persilakan menjadi imam, tapi > mereka menolak, dan saya maklum mereka memang nggak mampu. Dengan > kata lain, pada waktu itu yang paling fasih bacaannya memang saya. > ada yang lain yang juga fasih, tapi fisiknya nggak memungkinkan. > > Lalu saya persilakan mereka jadi makmum kalau mau. Tapi mereka bilang > nggak juga, dan ok saja bagi saya. > > Bagaimana rasanya menjadi imam bagi laki2? Rasanya ok biasa saja. > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" > <linadahlan@> wrote: > > > > Mbak Mia, > > Daripada nungguin Prof Wadud, lebih baik Prof Mia praktekin dirumah > > dulu aja. Udah pernah dipraktekin belum, mbak? Mbak Mia menjadi > Imam, > > suami dan anak jadi ma'mum. Apa komentar suami? > > > > wassalam, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <aldiy@> wrote: > > > > > > Prof. Wadud, kapan nih memimpin solat campur di Indonesia, ikutan > > > ya? It's the right thing to do. > > > > > > salam > > > Mia > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi Soegardi" > <soegardi@> > > > wrote: > > > > > > > > Profesor Amina Wadud membuat sensasi lagi. Tiga tahun lalu dia > > > menjadi > > > > imam dan khatib Jumatan di New York. Kontroversi, protes, fatwa > > > sesat > > > > sampai ancaman kekerasan mewarnai acara tersebut. > > > > > > > > Kali ini dia mengulang acara serupa bertempat di Oxford, > Inggris. > > > > Lagi-lagi menuai protes. Imam salat adalah hak prerogatif laki- > > laki, > > > > demikian sanggah Perhimpunan Muslim Inggris. > > > > > > > > Kia Abdullah dalam kolomnya di surat kabar Guardian > mempertanyakan > > > > kalau kita tidak bisa memodernisasi Islam, minimal mari kita > > > > moderenkan laki-laki! Lho? > > > > > > > > salam, > > > > DWS > > > > > > > > > > ------------------------------------------------------------------------------ No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.549 / Virus Database: 270.8.2/1735 - Release Date: 20/10/2008 14:52 [Non-text portions of this message have been removed]