saya setuju.....justeru dengan ribut-ribut memamerkan kebebalan seperti itu  
orang semakin tertarik untuk melihat kartun  yang kalau tidak diributkan   
banyak orang yang gak tau.mestinya  para  pendekar agama atau yang merasa 
sangat berkepentingan membela agama islam sadar dong  dengan diributkan  tujuan 
pembuat atau pemasang kartun justeru tercapai yaitu menjadikan  semakin banyak 
orang yang tau. masa kartun aja diributkan......kalo agama islam atau nabi 
muhammad bisa tercoreng hanya akibat  sebuah kartun ....atau tulisan atau buku, 
lantas dimana  kekuatannya yang digembor-gemborkan dalam banyak khotbah 
itu???????  banyak kok buku-buku  intelektual yang mempertanyakan  islam dan 
menghujat muhammad bahkan  malah menunjukkan kelemahan-kelemahan al-qur'an  kok 
itu gak ditanggapi dengan kepala dingin  dan  inetelek.  coba dong  tanggapi 
misalnya saja buku ibn warraq yang berjudul 'why I am not a muslim', tau buku  
'God is Not Great'
 yang bukan saja menyerang Islam tapi semua agama dengan cara-cara yang sangat 
meyakinkan? Untuk menanggapi kedua buku itu diperlukan  kemampuan intelektual 
dan pengetahuan yang luar biasa. Jadi jangan cuman kartun picisan aja yang 
diributin! Itu sih gampang. tinggal teriak-teriak aja kayak pendemo 
pengangguran yang gak punya kerjaan yang memacetkan jalan-jalan sehingga  idup 
yang udah susah...jadi tambah runyem!

salam
giraldiano




--- On Sat, 22/11/08, werkuwer <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: werkuwer <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [wanita-muslimah] Re: KARTUN NABI MUHAMMAD VERSI INDONESIA... 
ASTAGHFIRULLAH
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Saturday, 22 November, 2008, 5:33 AM










    
            ada orang-orang bebal yang mudah terhina oleh provokasi murahan 

seperti da vinci code, ayat-ayat setan, kartun-kartun picisan.  

anehnya, banyak di antara orang bebal itu terlanjur diberi gelar 

akademis (yang seharusnya menunjukkan keterdidikannya dan kemampuannya 

mengelola pengetahuannya) untuk menanggapi setiap stimulus yang 

dihadapinya ataukah... (jangan-jangan) orang-orang itu memang tidak 

layak menyandang gelar akademis itu?  




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke