Ini sebenarnya agak tolol sih , pemerintah lebih fokus pada ekonomi 
tidak riil daripada ekonomi riil.Jadi fokus pemerintah pada nilai 
tukar rupiah/valas , bursa dan perbankan bukan menggerakkan ekonomi 
riil.Program buyback saham pemerintah sebenarnya cuma ngibul dari 
janji 10 T lebih cuma sekian M yang beneran dikeluarin , ini kan cuma 
buat bikin isu supaya harga saham terkerek naik, lagian masak BUMN 
disuruh trading saham, belum lagi disuurh beli sahamnya BUMI milik 
Bakrie (untungnya gak jadi) yang nilainya terus melorot dari 8000 an 
sekarang 850 perak.Perbankan disuruh ngetatin kredit , suku bunga 
malah dinaikkin jadinya sektor usaha susah dapat kredit.Cadangan 
devisa dipake buat trading valas kayak forex aja...

Program pembangunan infrastruktur emang digalakkin tapinya cuma fokus 
ke jalan tol jadi nguntungin konglomerat doang , jadi bukan ala 
Rosevelt 1929.Proyek pembangkit listrik fokusnya ke PLTU yang 
tololnya diutamakan di Jawa sementara batubara banyaknya di 
kalimantan dan tololnya lagi penguasa batubara adalah swasta jadinya 
PLN kelimpungan dapat bahan baku.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Refleksi: Syukuralhamdullilah bila iblish bin seythan resesi tidak 
bisa mampir.
.
> 
> Pemerintah meluncurkan program pengamanan buy back yang dipelopori 
BUMN dan mempertahankan rupiah dengan campur tangan di pasar nilai 
tukar via Bank Indonesia (BI). Pemerintah juga mengambil langkah 
untuk meningkatkan likuiditas serta fokus mengontrol inflasi dan 
mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
> 
> Pemerintah menaikkan jaminan deposit pribadi sampai Rp 2 milyar 
(US$ 190.000), yang mencakup 100% deposit untuk lebih dari 99,7% dari 
81 juta rekening bank. Bank-bank di Indonesia masih dalam posisi yang 
kuat dengan cadangan yang cukup, pinjaman non-performing yang rendah, 
dan nyaris tanpa pembeberan pada kerugian subprimer. Hanya sebagian 
kecil investor yang kehilangan uang pembelian instrumen yang 
berkaitan dengan Lehman via bank internasional.
> 
> Nilai inflasi Indonesia menurun dari 12% menjadi sekitar 9% pada 
Januari, dengan reduksi yang direncanakan antara 9% dan 7% sepanjang 
tahun 2009. Suku bunga bank telah distabilkan pada angka 9,5% setelah 
enam bulan berturut-turut naik. Hal ini akan dipertahankan sementara 
dan kemudian dikurangi menjadi 7,5% pada 2009.
> 
> Obligasi Indonesia telah pulih dari gejolak yang tajam baru-baru 
ini. Bursa saham pun sudah stabil. Ekonom lokal menyatakan bahwa 
bursa saham yang sebelumnya mengalami over-value akan kembali normal 
sejalan dengan siklus perdagangan lokal.
> 
> Pemerintah sekarang fokus untuk mengolah dana sebesar US$ 115 
milyar dari anggaran nasional tahun 2009, naik dari US$ 100 milyar 
pada 2008. Hal ini dilakukan untuk mendorong pembangunan proyek dan 
secara keseluruhan dibelanjakan untuk membantu memenuhi permintaan 
lokal karena adanya penurunan ekspor, dengan harapan menjaga 
pertumbuhan ekonomi 5,5% hingga 6% pada 2009.
> 
> Di samping keruntuhan bank Indover Cabang Pembantu Bank Indonesia 
di Belanda, tidak ada kebangkrutan yang lebih parah. Menteri Keuangan 
Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, dan Gubernur BI yang baru, 
Boediono, telah mengambil tindakan untuk mengatasi kesalahan 
manajemen sebelumnya.
> 
> Berbeda dari cara penanganan bankir-bankir keuangan yang gagal di 
negara Barat, yang tidak bijaksana dan mengambil risiko yang mungkin 
saja ilegal, Pemerintah Indonesia mengatur cara kerja Komisi 
Pemberantasan Korupsi dan pengadilan antikorupsi untuk melawan bankir-
bankir serta anggota parlemen yang melakukan korupsi dan menerima 
suap.
> 
> Pemerintah Indonesia juga menyatakan akan memburu orang-orang yang 
menyalahgunakan namanya dan menyebabkan hancurnya Bank Indover 
Belanda. Pemerintah Indonesia bermaksud pula mengusut dugaan praktek 
perdagangan singkat dan kecurangan di pasar modal.
> 
> Indonesia kehilangan waktu 10 tahun akibat kehancuran perbankan 
pada 1998, ketika menyerahkan nasibnya kepada IMF, yang gagal 
memahami kekuatan lokal dan membesar-besarkan kelemahan lokal. Sebuah 
foto historis memperlihatkan Soeharto duduk di meja kerjanya, 
menandatangani surat kuasa kematian politiknya. Perwakilan IMF 
berdiri di depannya, sedangkan dia menandatangani perjanjian IMF.
> 
> Banyak hal telah berubah di antara kehancuran perbankan Asia pada 
1998 dan kehancuran Wall Street pada 2008. Kekuatan keseimbangan 
ekonomi di dunia berubah, keseimbangan kekuatan global bergeser ke 
Selatan dan Timur. Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, mengetahui 
hal itu ketika mengimbau negara-negara Teluk dan G-20 untuk membantu 
menstabilkan ekonomi dunia.
> 
> Pada kehancuran bank tahun 1998, Indonesia tidak memiliki kebebasan 
dan pilihan. Kini, tahun 2008, Indonesia memiliki kebebasan dan lebih 
kuat serta dapat memilih jalannya sendiri. Semoga kekuatan dan tekad 
yang kuat dapat memberi inspirasi kepada negara-negara muslim dan 
negara-negara Selatan untuk tidak panik menghadapi resesi di dunia 
Barat, melainkan bekerja sama untuk menghindari penyebaran resesi ke 
Selatan serta membangun dan menguatkan sebuah tatanan baru ekonomi 
dunia.
> 
> Terry Lacey Ekonom, berdomisili di Jakarta
> 

Kirim email ke