Salam...

Memerdekakan singkawang, aceh dan papua dari cengkraman penjajah mana mas? Dari 
penjajahan Indonesia?

Jika anda berpikiran begitu, Terus bagaimana dengan Jakarta, apakah Jakarta 
perlu dimerdekakan juga dari jajahan Indonesia?
Jika tidak perlu, apakah maksud Anda Indonesia itu = Jakarta?

Jika anda menyimpulkannya dengan cara yang lugu seperti itu, pertanyaannya 
sejak kapan Indonesia itu hanya Jakarta?

Jika Indonesia TIDAK SAMA DENGAN Jakarta, lalu menurut Anda apakah aceh dan 
papua itu bukan Indonesia?


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com

  ----- Original Message ----- 
  From: Ari Condro 
  To: Milis wm 
  Sent: Sunday, February 01, 2009 12:34 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  Kalau begitu kita bisa memerdekakan singkawang, aceh dan papua, bukan ?

  Bagaimana ?


  salam,



  -----Original Message-----
  From: "Iman K." <alexander_soebr...@yahoo.com.sg>

  Date: Sat, 31 Jan 2009 23:00:15 
  To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  Salam...

  Bung Ary Setijadi, menurut anda apakah masyarakat dunia harus mengingatkan 
supaya Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol , Pattimura, Teuku Umar, Pitung 
supaya jangan menyerang Belanda karena hal itu akan menyulut permusuhan yang 
berkepanjangan dengan belanda? 

  Apakah anda berani mengatakan bahwa pahlawan pejuang kemerdekaan tersebut 
juga sebenarnya harus dipersalahkan atas terjadinya beberapa kali peperangan 
yang tidak seimbang melawan belanda?

  Bung Ari, Ketahuilah :

  Israil itu sekarng menjajah Palestina, mengusir rakyat palestina dari tanah 
tumpah darahnya sendiri, memenjarakan orang-orang yang tersisa di gaza secara 
massal.

  Bagaimana mungkin anda tiba kepada kesimpulan bahwa orang yang membela tanah 
tumpah darahnya (hamas) anda katakan "juga" sebagai penyebab terjadinya 
peperangan yang berkepanjangan?

  Sungguh dalam hal ini anda tidak bisa membedakan apa yang disebut dengan "it 
takes two to tanggo" dengan Kewajiban membela tanah tumpah darah dari kaki 
penjajah...

  Salam,


  Iman K.
  http:www.parapemikir.com

  ----- Original Message ----- 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, January 31, 2009 6:53 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  ;-))
  sampe segitunya mbak Flora...

  Saya kira yang lain di WM malah sekedar berusaha bersikap adil,
  daripada sekedar menjadi partisan fanatik buta pada salah satu pihak.

  Israel memang melakukan hal yang keterlaluan dan pantas dikecam,
  Tapi jangan dilupakan, "it takes two to tango"

  Jadi hanya mengecam salah satu pihak saja, 
  tanpa mengingatkan yang lain,
  tidak saja berarti tidak adil, 
  tapi juga tidak produktif untukmenyelesaikan masalah.

  Di Indonesia, Israel itu sudah jadi bahan bulan2-an.
  Namun tidak ada yang mengingatkan peran hamas sama sekali.
  Padahal hamas juga peran besar terjadinya perang berkepanjangan spt. ini.

  Bukankah Rasul pernah berkata yang kira-kira,
  "sungguh beruntung orang-orang yang sibuk dengan kelemahan dirinya, dan 
berusaha memperbaikinya", dibanding "orang yang mengurusi kelemahan orang lain".
  Dan Hamas itu merupakan anggota masyarakat muslim, "one of ours"...

  ----- Original Message ----- 
  From: Flora Pamungkas "GMail" 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, January 30, 2009 10:44 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza

  Berikut ini versi terjemahan dalam bahasa Indonesia atas inti berita yang
  diposting oleh pak Ambon.

  Saya ambil dari eramuslim. Maaf kalo tak berkenan.

  Soalnya sebetulnya saya miris posting berita dari media Islam, takut
  di-plengosi jama'ah WM :-)

  Hiks .

  Salam,

  Flora

  --------------------------------------------------

  PM Turki Sumpah Serapahi Presiden Israel

  Jumat, 30/01/2009 09:12 WIB

  Cetak | Kirim Hubungan Israel-Turki Israel memasuki babak baru yang
  dramatis. Dalam pertemuan di Davos, Swiss pekan ini, Perdana Menteri Turki,
  Recep Tayyip Erdogan tanpa diduga secara berani meninggalkan forum
  pembicaraan ekonomi dunia setelah beradu mulut dengan Presiden Israel,
  Shimon Perez, Selasa malam (27/01). Erdogan tanpa rasa takut berdebat panas
  dengan Perez tentang agresi Israel di Jalur Gaza.

  "Kalian membunuhi orang-orang." seru Erdogan keras kepada Perez. "Apa yang
  kalian lakukan tidak manusiawi!"

  Menanggapi perkataan Erdogan, Perez langsung memotong dengan panas, "Apakah
  Anda sungguh benar-benar mengerti akan situasi dimana ratusan roket
  berhamburan dan menyerang perempuan dan anak-anak? Ada apa dengan Anda?"
  repetnya.

  Erdogan tidak terima perkataan Perez, dan ia meminta waktu kepada moderator
  untuk kembali bicara. Namun, ia hanya diberikan waktu satu menit saja.
  "Kalian, Israel, tidak pernah mau mendengarkan."

  Setelah itu, Erdogan pun berkata, "Bagi saya pertemuan Davos sudah selesai.
  Saya tidak diizinkan untuk bicara di sini. Perdana Menteri kalian, Ohud
  Olmert, mengatakan sangat senang memasuki Palestina dengan tank, peluru dan
  roket, dan membunuh warganya." ujarnya dengan nada tegas kepada Perez, yang
  langsung disambut dengan tepuk-tangan para hadirin. Setelah itu, Erdogan pun
  meninggalkan forum dan dengan cuek melewati Perez yang tampak tertekan.
  Erdogan mengatakan tak akan menghadiri lagi forum itu.

  Perkataan Erdogan di atas langsung membuat Shimon Perez mengkerut. Ia
  terlihat tidak pede dalam pertemuan itu. Perdana Menteri Kjell Magne
  Bondevik dari Norwegia berkata, "Saya tidak pernah melihat Perez seperti
  itu. Ia mungkin sadar bahwa seluruh dunia sekarang sedang memusuhinya. Saya
  sedih Erdogan meninggalkan forum."

  Dukungan untuk Erdogan datang dari banyak pihak. Menteri Luar Negeri Mesir,
  Moussa, yang selama debat hanya diam saja, berkomentar, "Sikap Erdogan bisa
  dipahami. Israel memang tidak pernah mendengarkan siapapun."

  Hubungan Turki dengan Israel memang menjadi buruk ketika Israel melancarkan
  Operasi Cast Lead ke Gaza. Recep Tayyip Erdogan adalah satu dari sedikit
  pemimpin negara yang secara terang-terangan mengecam Israel. (sa/wb/jp)

  http://www.eramuslim.com/berita/dunia/pm-turki-sumpah-serapi-presiden-israel
  .htm

  Pulang ke Turki, Erdogan Disambut Bak Pahlawan

  Jumat, 30/01/2009 14:26 WIB

  Cetak | Kirim Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pulang mendapat
  sambut bak seorang pahlawan saat tiba di negerinya sepulangnya dari
  pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

  Sekitar 5.000 orang bersorak sorai sambil melambaikan bendera Turki dan
  bendera Palestina, ketika pesawat yang membawa Erdogan menyentuh landasan
  bandara Turki hari Jumat pagi waktu setempat.

  Rakyat Turki memuji ketegasan sikap Erdogan saat berdebat dengan Presiden
  Israel Shimon Peres tentang agresi brutal Israel di Gaza dalam Forum Davos.
  Seperti diberitakan, Erdogan melakukan aksi walk out saat debat dengan
  Peres, karena moderator debat David Ignatius-kolomnis harian Washington
  Post-tidak memberi kesempatan pada Erdogan untuk menjawab argumen Peres
  tentang perang Israel di Gaza.

  Ignatius hanya memberikan waktu satu menit pada Erdogan untuk merespon
  pemaparan Peres yang memberikan justifikasi terhadap serangan brutal Israel
  ke Gaza. Kesal dengan sikap Ignatius yang juga beberapa kali memotong
  pernyataannya, Erdogan langsung meninggalkan kursinya sambil berkata pada
  Peres "Anda pembunuh." (ln/aljz)

  ----------------------------------------------------------

  Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza 

  Posted by: "Sunny" am...@tele2.se 

  Thu Jan 29, 2009 2:29 pm (PST) 

  http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1233050211059&pagename=JPost%2FJP
  Article%2FShowFull

  Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza

  Erdogan walks past Peres and Ban

  Jan. 29, 2009

  HERB KEINON and AP , THE JERUSALEM POST 

  Israeli-Turkish relations took a dramatic turn for the worse in Davos
  Thursday night when Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan stormed
  red-faced off the stage at the World Economic Forum after sparring with
  President Shimon Peres over the fighting in Gaza. 

  Erdogan was angry over being cut off by a panel moderator after listening to
  an impassioned monologue by Peres defending Operation Cast Lead. 

  Peres's defense was prompted by harsh criticism leveled at Israel not only
  by Erdogan, but also by the two other panelists, Arab League head Amr Moussa
  and UN Secretary-General Ban Ki-moon. 

  "You are killing people," Erdogan declared to Peres. 

  However, a finger-pointing Peres told Erdogan that he would have done the
  same if rockets had been hitting Istanbul. 

  "Do you understand the meaning of a situation where hundreds of rockets are
  falling a day on women and children who cannot sleep quietly, who need to
  sleep in shelters? What is the matter with you? You don't understand, and I
  am not prepared for lies." 

  Peres's comments were met by hearty applause, which apparently irritated the
  Turkish prime minister. 

  Erdogan asked the moderator, Washington Post columnist David Ignatius, to
  let him speak once more. 

  "Only a minute," Ignatius replied. 

  Speaking in Turkish, Erdogan said, "I remember two former prime ministers in
  your country who said they felt very happy when they were able to enter
  Palestine on tanks. I find it very sad that people applaud what you said.
  There have been many people killed. And I think that it is very wrong and
  it's not humanitarian." 

  "We can't start the debate again. We just don't have time," Ignatius said. 

  "Please let me finish," Erdogan said. 

  However, Ignatius responded, "We really do need to get people to dinner." 

  The Turkish premier then said, "Thank you very much. Thank you very much.
  Thank you very much. I don't think I will come back to Davos after this." 

  The confrontation saw Peres and Erdogan raise their voices - highly unusual
  at the elite gathering of corporate and world leaders, which is usually
  marked by learned consensus-seeking and polite dialogue. 

  The packed audience at the Erdogan and Peres session, which included US
  President Barack Obama's close adviser Valerie Jarrett, appeared stunned. 

  Afterward, forum founder Klaus Schwab huddled with Erdogan in a corner of
  the Congress Center. 

  "I have known Shimon Peres for many years and I also know Erdogan. I have
  never seen Shimon Peres so passionate as he was today. I think he felt
  Israel was being attacked by so many in the international community. He felt
  isolated," said former Norwegian prime minister Kjell Magne Bondevik. 

  "I was very sad that Erdogan left. This was an expression of how difficult
  this situation is," he added. 

  Moussa, the former Egyptian foreign minister, said Erdogan's actions were
  understandable. 

  "Mr. Erdogan said what he wanted to say, and then he left. That's all. He
  was right," Moussa said. 

  Of Israel, he said, "They don't listen." 

  Erdogan brushed past reporters outside the hall. His wife appeared upset. 

  "All Peres said was a lie. It was unacceptable," she said, eyes glistening. 

  The unpleasant incident came at a meeting that both Israeli and Turkish
  diplomatic officials thought could help improve relations between the two
  countries - relations that have soured considerably due to Erdogan's
  extremely harsh criticism since the start of Operation Cast Lead. 

  "Erdogan's actions in Davos show that he doesn't want to miss an opportunity
  to further harm Turkish-Israeli relations," sources in Jerusalem said in
  response to the incident. The sources said that Erdogan's behavior on the
  Davos stage obviously would not help Turkey's attempts to be seen in Europe
  as a rational and constructive actor on the international stage. 

  "Israel's strategic relationship with Turkey is important to us, but it is
  no less important to Turkey," the official said. "Erdogan is harming his own
  interests." 

  The official said that Israel was growing increasingly "tired" of Erdogan's
  tirades, and was unlikely to make any more efforts to "chase after the
  Turks." 

  The official dismissed as no longer valid the argument that Erdogan's
  diatribes - he has called for Israel to be barred from the UN and said its
  actions were inhuman and would bring it to self-destruction - were the
  result of domestic considerations, and that he was playing to his strong
  Islamic base before the Turkish municipal elections in March. 

  The incident came even as Turkish Foreign Minister Ali Babacan appeared over
  the last couple of days to be tempering Turkish rhetoric and taking a more
  conciliatory approach. On Wednesday he called on Hamas to abandon violence. 

  The Foreign Ministry had no response to the incident, an apparent indication
  that it did not want to exacerbate the situation.

  [Non-text portions of this message have been removed]

  [Non-text portions of this message have been removed]

  [Non-text portions of this message have been removed]





  [Non-text portions of this message have been removed]



  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke