http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009021101591616

      Rabu, 11 Februari 2009 
     
      BURAS 
     
     
     
Awas, Penculikan Remaja Putri! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya



      "NASIB Santi, remaja putri asal Way Kanan, menjadi bukti Lampung masuk 
daerah operasi jaringan mafia trafficking--perdagangan wanita antarnegara untuk 
dijadikan budak seks!" ujar Umar. "Dari kisah Santi diketahui, sindikat bekerja 
bukan hanya dengan bujukan dan janji dipekerjakan di luar negeri, melainkan 
juga dengan penculikan terhadap remaja putri!"

      "Maka itu, setiap keluarga yang punya remaja putri, baik di desa maupun 
kota di Lampung, sebaiknya waspada terhadap ancaman kejahatan yang sangat tidak 
berperikemanusiaan tersebut!" sambut Amir. "Terutama para remaja putri itu 
sendiri harus waspada, jangan sok centil bergaya avonturir (petualang) 
ngelantur di mal atau lainnya, hingga mudah jadi sasaran para penculik yang 
menggunakan segala cara, tanpa kecuali seperti dialami Santi yang terjadi di 
Bandar Lampung, mereka culik dengan menyergap dan membius korbannya!"

      "Peran keluarga untuk menjaga remaja putri masing-masing penting karena 
kepolisian Lampung kini cenderung belum memberikan prioritas untuk menindak dan 
mengatasi kejahatan yang diperkirakan operasinya telah merasuk jauh ke desa!" 
tukas Umar. "Catatan penindakan polisi daerah ini atas kejahatan dimaksud masih 
rendah!"

      "Itu bukan kelemahan penindakan polisi!" tegas Amir. "Masalahnya, para 
korban baru menyadari apa yang terjadi padanya setelah sampai tujuan di luar 
negeri, saat dikumpulkan bersama ratusan korban lain hanya pada satu germo! 
Sedang usaha melarikan diri, kata Santi, sukar sekali! Akhirnya korban pasrah! 
Dengan itu, di daerah asal korban tak mencuat kasus trafficking, meski 
sebenarnya sedang mengganas!"

      "Berarti penciuman polisi daerah ini harus dipertajam untuk mengendus dan 
membongkar operasi jaringan sindikat trafficking di wilayah tugasnya!" timpal 
Umar. "Antisipasi harus dilakukan di penyeberangan Bakauheni dan jalan-jalan 
lain keluar dari Provinsi Lampung, setidaknya agar kejahatan itu tidak berjalan 
sebebas nian, tanpa ada hambatan di perjalanan! Padahal, berbagai gejala yang 
mencurigakan saat para pelaku membawa korbannya, bisa terlihat!"

      "Asumsi dan harapan demikian tentu dikemukakan dengan menjunjung rasa 
hormat yang tinggi kepada jajaran kepolisian daerah ini, yang diyakini belum 
terlibat dalam sindikat trafficking!" tegas Amir. "Kecurigaan terhadap polisi 
bisa timbul pada mereka yang bertugas di kawasan perbatasan negara karena 
begitu banyak korban yang lolos ke luar negeri, tapi angka penindakan 
trafficking relatif kecil! Atas dasar kenyataan itulah, jika pintu muara tujuan 
pengiriman para remaja putri korban trafficking itu tak diperketat bahkan 
menghabisi total kejahatannya, keresahan di kawasan hulu--daerah-daerah operasi 
pencarian korban, seperti Lampung--sukar dihindari!"

      "Justru karena di muaranya sana cenderung masih longgar, antisipasi untuk 
pencegahan dan penindakan terhadap trafficking harus diperkuat di kawasan hulu, 
seperti Lampung!" timpal Umar. "Harus diusahakan maksimal, tak seorang lagi pun 
remaja putri Lampung mengalami nasib malang seperti Santi!"
     



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke