Kearifan By: agussyafii
Saya biasanya menemukan kearifan dimana-mana justru pada orang-orang biasa bukan orang yang luar biasa atau orang yang hebat. Seperti itu karena kebiasaan yang tanpa saya sadari yang diajarkan oleh bapak. setiap hari bapak selalu mempersilahkan mampir dan menjamu siapa aja orang-orang yang kebetulan lewat. Entah pengamen, sales, penjual jamu, tukang becak, penjual bubur ayam, tukang sampah, pak erte. Kalau sudah begitu terkadang ibu suka keberatan karena kita mesti menjamu yang terkadang memang tidak ada yang bisa disuguhkan. Kalau kebetulan ada pengamen atau siapapun yang mampir ngobrol dengan bapak, yang ditanya bisa macam-macam. mulai mengapa mengamen, berapa penghasilannya, atau tinggalnya dimana sudah berkeluarga apa belum. Pertanyaan- pertanyaan yang sebenarnya hanyalah seputar kehidupan sehari-hari. Dulu saya pernah, bertanya, apa maksudnya mengundang mereka untuk mampir. Katanya, "Karena dari mereka kita bisa banyak belajar tentang kearifan." "Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali ulul-albab." (QS. 2:269) Wassalam, agussyafii - Tulisan ini dibuat dalam rangka program kegiatan "Amalia Cinta Rasul" (ACR), Hari Kamis, tanggal 26 Maret 2009 di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim, Ciledug. TNG. silahkan kirimkan dukungan dan komentar anda di 087 8777 12 431 atau http://agussyafii.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed]