Oom jano menyindir siapa ?

Lha kata deklarasinya nggak boleh menyindir bukannya ?  Tanya juga, kalo adian 
husaini tarafnya di level menyindir atau memfitnah atau menyampaikan kebenaran 
?  

*curious karena gak ada bedanya*


salam,



-----Original Message-----
From: jano ko <ko_j...@yahoo.com>

Date: Sat, 21 Mar 2009 18:30:02 
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [Telah Terbit] Buku True Story Seorang Gay - 
Universal Islamic Declaration of Human Rights


Mbak Herni : Dan mainstream posisi WM, koreksi kalau saya salah, adalah di 
posisi "tengah" ini :) Saya bilang mainstream, karena di WM juga ada yg 
berposisi berbeda dan itu kami hargai. Masih bisa komentar dan ikut diskusi, 
tanpa perlu takut dihakimi atau dimoderasi.
---ko_jano :Masukan untuk siapa saja. Perlu bagi  siapa saja juga membaca Hukum 
Internasional dan Hak Asasi Dalam Islam - Universal Islamic Declaration of 
Human Rights.XII Right to Freedom of Belief, Thought and Speecha) Every person 
has the right to express his thoughts and beliefs so long as he remains within 
the limits prescribed by the Law. No one, however, is entitled to disseminate 
falsehood or to circulate reports which may outrage public decency, or to 
indulge in slander, innuendo or to cast defamatory aspersions on other 
persons. Terjemahan bebas :Setiap orang mempunyai hak untuk mengungkapkan 
pikiran dan kepercayaannya tetapi dalam batas - batas yang ditentukan oleh 
Undang - Undang. Setiap orang tidak boleh menyebarkan kebohongan. Seseorang 
juga tidak boleh mengedarkan laporan yang mengganggu ketertiban umum serta 
tidak boleh menyindir, mencela, memfitnah orang lain. --Sebaiknya setiap orang 
memahami hal tersebut diatas, termasuk orang biasa,
 orang tidak biasa, orang umum, orang liberal, orang tidak liberal, sebaiknya 
membaca hal tersebut diatas.Salam-o0o-
--- On Sat, 21/3/09, Herni Sri Nurbayanti <nurbaya...@gmail.com> wrote:

From: Herni Sri Nurbayanti <nurbaya...@gmail.com>
Subject: [wanita-muslimah] Re: [Telah Terbit] Buku True Story Seorang Gay
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Saturday, 21 March, 2009, 11:11 PM











 






    
            Mbak Mei, apa kabar? :-)



Saya teringat debat di milis islamlib. Kalau tidak salah, bertepatan juga 
dengan terbitnya jurnal perempuan edisi yg mengupas isu LGBTIQ ini. Waktu itu, 
ada debat di antara kaum liberalnya sendiri. Ulil pernah mengatakan bahwa dia 
gak berani mengkaji teks qur'an utk menjustifikasi kaum ini. Dia bilang, dia 
sepakat bahwa text itu multi-interpretasi, seperti karet yg bisa direnggangkan. 
Tapi, kalau terlalu direnggangkan, teks itu, layaknya karet, bisa putus... 
simplenya gitu :) Memang teks Qur'an tentang LGBTIQ, pada titik tertentu, 
terbatas. Sementara kaum liberal lain, memilih utk merenggangkan teks itu utk 
menjadi pembacaan baru thd teks (baca: justifikasi) , mencari akar sejarahnya 
di masyarakat Islam juga. Benarkan kalau saya salah, tapi yg saya tangkap 
diskusinya sih begitu.



Jadi, perlindungan thd kaum LGBTIQ ini tidak perlu mendasarkan pada 
interpretasi teks qur'an thd isu ini secara khusus, cukuplah berdasarkan 
penghargaan terhadap manusia sehingga hak2 mereka sbg warga negara dipenuhi. 
Tidak semua bisa dan harus diselesaikan di ranah agama. Makanya saya tanya sama 
mbak lina, persoalannya mau dikaitkan di ranah apa? Kalau mau dikaitkan dng 
ranah agama, ya debat dng pak abdul muiz itu. Tapi kalau kita bicara di level 
kebijakan publik, nah itu baru saya bisa ikutan :) Kita bicara soal parameter 
obyektif. Karena hukum sbg sebuah kebijakan memang perlu parameter2 obyektif :)



Terus terang, saya sependapat ma Ulil, hehehe. Secara personal, there is no way 
that I would change to LGBTIQ. Saya bukan tipe yg sok2 advokasi hak2 LGBTIQ 
tapi sebenarnya jauh di dalam heteroseksual abis :) Mending jujur ngaku, 
fundamentalis monogamist, heteroseksual :) Tapi menurut saya, orang perlu 
dihargai atas pilihannya, asal dia tidak merugikan orang lain. Dan buat saya, 
ini parameter pribadi saya utk bergaul. Sama halnya dng persoalan 
fundamentalis, bukan soal islamnya, misal pun kresten atau yahudi 
fundamentalis, sudah bisa dipastikan cara berpikirnya gak akan ketemu :)



Kalau kita ngomong soal ini kaitannya dlm kebijakan di ruang publik, 
parameternya adalah bukan di orientasi seksualnya tapi apakah pilihan dan 
tindakannya merugikan yg lain atau tidak. Makanya, kita perlu paham dulu soal 
spektrum dari LGBTIQnya itu sendiri. Dan menanganinya bukan dng cara kekerasan 
dan tangan besi tapi dng cara yg baik. Berdakwah pun harus dengan cara yang 
baik, bukan? Soalnya, ketakutan saya yg paling besar adalah ketika kita merasa 
lebih suci dan bersih dari orang lain :) Jadi, tidak pantas rasanya menghakimi 
orang lain. 



Apa sih ketakutan kita? Ditaksir? Misalnya pun, ada yg naksir kita, ya itu 
pilihan dia. Tapi kita punya pilihan juga. Ini kan sama aja kaya cowo/lawan 
jenis yg naksir kita, terus kita tolak? Simple aja gitu loh :) Takut anak kita 
ketularan? Karena saya dididik oleh ibu saya yg membuka informasi, diajari 
menanggung konsekuensi dari setiap pilihan, utk jaga diri, jadi menurut saya 
cara spt ini lebih baik. Termasuk percaya pada anaknya, meskipun mengandung 
resiko anaknya berbuat salah. Yg penting, anak bisa belajar dari kesalahan. 
Salah itu bukan aib, tapi sesuatu yg wajar dan yang bisa dijadikan pelajaran. 
Buat saya, cara pandang spt ini yg merupakan warisan terbesar dari orang tua 
saya.



Tapi cara pandang yg spt ini memang diserang dari dua sisi. Yg liberal 
mengkritisi karena pada satu titik membatasi. Sementara kelompok yg di sisi 
lain juga mengkritisi, karena menyerang asumsi dasar soal Qur'an, bahwa Qur'an 
itu sudah lengkap selengkap-lengkapny a, seolah semua masalah ada di sana 
hingga sedetail2nya. Dan mainstream posisi WM, koreksi kalau saya salah, adalah 
di posisi "tengah" ini :) Saya bilang mainstream, karena di WM juga ada yg 
berposisi berbeda dan itu kami hargai. Masih bisa komentar dan ikut diskusi, 
tanpa perlu takut dihakimi atau dimoderasi. 



Itu saja mungkin tambahan dari saya.



wassalam,

Herni



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, "L.Meilany" <wpamu...@.. .> wrote:

>

> Kesimpulan saya : kalo orang berperilaku lain dengan kelompok mayoritas maka 
> dianggap tidak normal.

> Kalo orang yg tidak gay tinggal di komunitas gay maka dia juga dianggap aneh 
> oleh kelompok gay.

> Gitu aja kok repot.

> 

> Tapi kalo orang gay bisa atau bukan bisa hidup mesra berdampingan dengan yg 
> gay atau yg bukan gay itu luar biasa.

> 

> salam :-), 

> l.meilany

> 

>   ----- Original Message ----- 

>   From: Herni Sri Nurbayanti 

>   To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

>   Sent: Thursday, March 19, 2009 11:57 AM

>   Subject: [wanita-muslimah] Re: [Telah Terbit] Buku True Story Seorang Gay

> 

> 

>   Lha, kasian temenku yg "hardcore" dong mbak. Dia merasa menjadi gay itulah 
> yg normal. Eksistensi dirinya. Memang dirinya spt itu dan tidak bisa diubah. 
> Dan tidak bahaya juga, maksudnya tidak menular. Bukan berarti kalau kemudian 
> saya kenalin ma arcon terus dia langsung kejar2 arcon... kecuali minta 
> ditraktir hehehe... Kejar eyang? ah, eyang kan udah tua hihihihi.... paling 
> sekedar buat ngobrol sambil main catur ditemani segelas kopi dan pisang 
> goreng :-) Perilaku mereka gak ubahnya kaum heteroseksual. .. interaksi dng 
> pasangannya. 

> 

>   Kalaupun ada suatu "pemaksaan", ya terkait dng potensi dampak dari perilaku 
> seks. Dan ini sama aja ketika kita bilang ke orang heteroseksual yg 
> gonta-ganti pasangan seksual. Pakailah pelindung... jangan kaya USB.. dicolok 
> sana-sini rentan kena virus :-) hehehe kebayangnya kok USB :P

> 

>   Ini kan yg perlu dibedakan. Memang ada yg bahaya... ke-gay-an dan 
> ke-lesbi-an ditempatkan dan direduksi semata-mata soal perilaku seks saja. 
> Ini juga mungkiiin ekses dari pemikiran bahwa seks bukanlagi sekedar 
> pro-rekreasi, tapi juga rekreasi. Yah namanya hal2 yg menyenangkan, jadi 
> dicari variasinya apa aja.

> 

>   Tapi apakah kemudian, solusinya disamaratakan? Generalisasi ini yg 
> berbahaya menurut saya. Melihat penyebabnya sama, jadi menganggap solusinya 
> sama juga.

> 

>   Sama halnya dng persoalan nikah sirri, semuanya disamaratakan, melihat 
> penyebabnya karena pengen poligami, padahal ada juga yg karena gak punya 
> akses ke KUA. Apa iya, orang2 yg gak punya akses ke KUA, sering dipalakin utk 
> bikin akta nikah, jadi kena hukuman penjara? Lha kok jadi ke nikah sirri 
> hehehe...

> 

> 

>   --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, "Lina Dahlan" <linadahlan@ > 
> wrote:

> 

>   Di'dakwah' biar sadar bhw perbuatan itu tidak normal. Soalnya kalau mereka 
> sadar mereka tidak normal, ada kemauan untuk berubah menjadi normal. Yang 
> refot itu kan kalo kayak psikopat, gak sadar dirinya gak normal, serasa apa 
> yang dia perbuat itu benar, jadi gak perlu berubah menjadi normal. Itu tugas 
> semua orang, bukan cuma kerjaan paramedis.

> 

>   Begitulah kebanyakan gangguan kejiwaan. Gak sadar kalo dirinya telah 
> menyimpang. Dan yang saya khawatirkan kita2 sebagai lingkungannya juga 
> menyuburkan homoseks semakin berkembang dengan mengatakan homoseksual adalah 
> suatu hal yang ladzim.

> 

>   Sesungguhnya telah jelas antara yang haq dan yang bathil.

> 

>   wassalam,

> 

> 

> 

>   

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

>




 

      

    
    
        
         
        
        




        




        
        


        
        
        




      New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke