Salam,

Saya rasa yang namanya "sejati" adalah harus menyeluruh.

Untuk menangkap kebenaran sejati (menyeluruh ) dibutuhkan ketiga tools yang 
kita punya, yaitu :

1. Panca Indra
2. Akal
3. Spiritual

Jika meniadakan salah satunya maka tidak akan bisa mencapai kesempurnaan.



Salam,



  ----- Original Message ----- 
  From: eyang_mbelgedes 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, March 25, 2009 8:28 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Menjawab Mereka yang Skeptis


  Apakah ini artinya bahwa pancaindra dan rasio sebenarnya dapat menemukan 
kebenaran sejati dan karena itu tidak memerlukan pengetahuan spiritual (agama) 
untuk memverifikasinya? 

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Iman K." <alexander_soebr...@...> 
wrote:
  >
  > Salam,
  > Â 
  > Mereka yang skeptis mengatakan bahwa tidak ada satupun yang bisa dijadikan 
landasan untuk mengatakan bahwa kita mampu untuk mengetahui segala sesuatu itu 
dengan pasti. Mereka mengatakan bahwa semua hal yang ada di alam semesta ini 
hanyalah berupa spekulasi saja, tidak ada kepastian didalamnya.
  > Â 
  > Kita masih ingat, bagaimana Pyrho dan mereka-mereka yang skeptis  
mengatakan â?oJika manusia ingin mengetahui dan memahami sesuatu, maka manusia 
hanya memiliki 2 alat epistemologi untuk mengetahui dan mengenali alam 
disekitarnya, yaitu panca indra dan rasio�. Bukankah panca indra dan rasio 
dapat berbuat kesalahan? Dan karena pancaindra dan rasio tidak terlepas dari 
kesalahan maka tidak logis kalau kita berpegang kepada sesuatu yang salah dan 
kemudian mengatakan bahwa kita mampu untuk mengetahui hakikat sesuatu itu.
  > Â 
  > Kepada Pyrho dan orang-orang yang berpendapat seperti Pyrho kita katakan 
bahwa, Betul panca indra dan akal dapat melakukan kesalahan, tetapi potensi 
kesalahan yang bisa terjadi kepada 2 alat epistemologi tersebut tidaklah secara 
serta merta akan menjadikan nasib manusia untuk tidak mungkin mengetahui 
hakikat sesuatu secara pasti.
  > Â 
  > Dikatakan bahwa mata dapat melakukan kesalahan, tongkat yang lurus 
dimasukkan kekolam terlihat bengkok. Ketika bangun tidur terkadang kita melihat 
bantal seperti selimut, melihat selimut seperti undukan bantal dan seterusnya. 
  > Â 
  > Sekarang mari kita tanyakan kepada mereka yang skeptis, apakah ketika 
mereka menyaksikan kayu yang bengkok dikolam itu mereka langsung  MENGETAHUI 
secara pasti bahwa penglihatannya adalah salah dan itu hanyalah sebuah 
kekeliruan (baca : karena sesungguhnya kayu tidak bengkok) atau mereka 
MERAGUKANÂ  penglihatan mereka sendiri dan setengah percaya dengan penglihatan 
mereka sendiri.
  > Â 
  > Mereka yang menyaksikan bantal terlihat seperti selimut dan selimut 
terlihat seperti bantal tersebut, apakah mereka MENGETAHUI secara pasti bahwa 
mereka salah lihat atau mereka hanya MENDUGA salah lihat.
  > Â 
  > Tentu mereka akan menjawab, mereka MENGETAHUI secara pasti bahwa mata 
telah melakukan kekeliruan. Tidak mungkin tongkat yang lurus jadi bengkok hanya 
karena dicelupkan  kedalam air. Tidak mungkin bantal berubah jadi selimut dan 
selimut berubah jadi bantal, yang terlihat sewaktu bangun tidur tadi hanyalah 
karena mata belum bisa berfungsi langsung sempurna 100% sehingga apa yang 
terlihat oleh mata pastilah sebuah kekeliruan.
  > Â 
  > Jika demikian jawabannya, maka sesungguhnya mereka sendiri sudah mampu 
membuktikan bahwa manusia mampu memperoleh pengetahuan dan kepastian 
tentangnya.. Manusia mampu memastikan bahwa  dia salah lihat dan juga mampu 
memastikan bahwa tongkat tersebut sesungguhnya adalah lurus dan tidak bengkok 
sebagaimana yang disaksikan oleh mata.
  > Â 
  > Jika kita sudah mampu membedakan mana yang SALAH dan mana yang BETUL, maka 
sesungguhnya kita telah mampu mencapai hakikat kebenaran. Dengan kata lain, 
jika seseorang belum sampai kepada hakikat kebenaran maka dia tidak akan 
mengetahui semua kekeliruan yang ada didepan matanya sendiri.
  > Â 
  > Dengan demikian, saya berpendapat bahwa sesungguhnya manusia dalam beberapa 
hal mampu mengetahui hakikat kebenaran itu 100% dan dalam hal lainnya tidak 
akan mampu mengetahuinya.
  > Â 
  > Karena demikian, maka tidak logis kalau mereka yang skeptis itu memukul 
rata semua persoalan. Hanya karena tidakmampu mengetahui suatu hal maka 
dikatakan sudah nasib manusia untuk tidak bisa mengetahui segala sesuatu secara 
pasti.
  > Â 
  > Â 
  > Salam,
  > 
  > 
  > 
  > 
  > Iman K.
  > www.parapemikir.com 
  > Â 
  > 
  > 
  > New Email names for you! 
  > Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and 
@rocketmail. 
  > Hurry before someone else does!
  > http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
  > 
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >


  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke