Bukan masalah aneh bagi wanita-wanita yang berdemosntrasi tiap minggu di Pazza de Mayo di Buenos Aires, Argentina, menyatakan solidaritas terhadap wanita-wanita Indonesia kobran kekerasan. Pengalaman para demonstran di Paza de Mayo adalah sama dengan korban kekerasan rezim militer dan begundal-begundalnya yang dialami oleh wanita-wanita di Indonesia. Tetapi yang istimewa ialah Megawati, pemimpin dari partai yang katanya partai wong cilik dan yang pernah menjabat presiden NKRI tidak bersuara apapun terhadap korban-korban kekersasan wanita korban kekerasan di negerinya.
----- Original Message ----- From: Alex Simanjuntak To: nasional-l...@yahoogroups.com ; Mariana JP ; Depkominfo ; front_mahasiswa_nasio...@yahoo.com ; g...@groups.marhaenis.org ; hk...@yahoogroups.com ; Ignas K ; JATAM ; JIL ; Komite Anti Utang ; pp...@indosat.net.id ; PRP Pusat ; sastra-pembeba...@yahoogroups.com ; Wahid Inst Cc: Cenderawasih Pos ; Christian Post ; ee...@yahoo.com ; faridga...@yahoo.com ; Fed Serikat Petani Indonesia ; fpr1...@gmail.com ; i...@cbn.net.id ; i...@centrin.net.id ; koran-sas...@yahoogroups.com ; KR Kedaulatan Pangan ; kuasa_prole...@yahoo.com ; Marhaenis ; mediac...@yahoogroups.com ; MSAnwar ; pembebasan.nasio...@gmail.com ; pet...@indosat.id ; WALHI ; Shofi Muhyiddin ; unisos...@unisosdem.org Sent: Thursday, April 16, 2009 8:28 AM Subject: [HKSIS] Perempuan Argentina Dukung Ibu Indonesia Korban Penghilangan Paksa Perempuan Argentina Dukung Ibu Indonesia Korban Penghilangan Paksa Kamis, 16 April 2009 | 13:10 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta: Perwakilan AsociaciĆ³n Madres De Plaza De Mayo mendukung gerakan para ibu di Indonesia yang keluarganya menjadi korban penghilangan paksa. Mereka didukung untuk terus menyuarakan tuntutan pengungkapan keberadaan dan alasan kejahatan itu dilakukan oleh negara. "Jangan pernah menyerah, Anda harus merebut keadilan itu," kata pendiri Madres De Plaza De Mayo, Aurora Morea, 80 tahun, kepada Tempo dalam wawancara di hotel tempatnya menginap di Jakarta, Kamis (16/4). Menurut dia, jangan pernah menggantungkan harapan untuk mendapatkan keadilan pada orang lain. "Kami berjuang selama 32 tahun dan kami sudah mulai merasakan keadilan itu," kata Lydia Taty Almeida, 80 tahun, menambahkan. Kedatangan mereka ke Jakarta untuk mendukung perjuangan para ibu yang melakukan demonstrasi damai setiap Kamis sore pukul 16.00 WIB di lapangan Monumen Nasional, depan Istana Merdeka. Aksi para ibu ini diilhami aksi demo yang dilakukan para ibu Madres De Plaza De Mayo. AsociaciĆ³n Madres de Plaza de Mayo atau Mothers of the Plaza de Mayo merupakan perkumpulan para ibu di Argentina yang "kehilangan" anak-anak mereka selama Perang Kotor (Dirty War) yang dilakukan semasa pemerintahan diktator militer Jorge Rafael Videla antara 1976 hingga 1983. Sebanyak 14 ibu di Argentina ssaban Kamis sore menggelar aksi damai di Plaza De Mayo (alun-alun) di depan pusat kekuasaan junta militer, Istana Casa Rosada, dan Katedral Kota di Buenos Aires, Ibu Kota Argentina. Mereka akan berada di Jakarta selama kurang lebih dua minggu. Salah satu agenda mereka adalah bertemu ibu-ibu korban pelanggaran hak asasi manusia dan bertemu dengan Duta Besar Argentina di Indonesia. TITIS SETIANINGTYAS | MARIA HASUGIAN ------------------------------------------------------------------------------ Yahoo! Canada Toolbar : Search from anywhere on the web and bookmark your favourite sites. Download it now! [Non-text portions of this message have been removed]