Anak-anak Adalah Cermin 

By: agussyafii

Dalam kehidupan sehari-hari kita terkadang terkejut, tiba-tiba anak-anak 
melawan diri kita sebagai orang tua. berani memaki-maki, membentak atau 
marah-marah. Dalam kesendirian kita sebagai orang tua merenung dan suka ada 
pertanyaan yang terlontar, sebenarnya apa yang terjadi pada anak saya? Jika ada 
pertanyaaan seperti itu, Jawabnya anak-anak kita adalah cermin dari kualitas 
antara ayah dan ibu. Jika hubungan orang tua tak ubahnya sawah atau ladang 
dimana tumbuh padi dan sayuran dengan tanah yang subur, dirawat penuh cinta 
kasih maka sawah atau ladangnya akan menghasilkan padi dan sayuran yang segar. 

Seorang anak memiliki kepekaan didalam dirinya, merasakan hubungan antara ayah 
dan ibunya dengan segenap jiwanya. Jika anak dipenuhi oleh vitamin-vitamin 
cinta kasih, anak akan tumbuh dengan cinta kasih didalam hatinya.

Cinta kasih di dalam keluarga kami, biasanya kami gunakan untuk berkumpul, 
belajar mengaji bersama anak-anak Amalia, atau kami naik motor keliling komplek 
rumah dimana kami tinggal. Biarpun agak berdesakan, Hana memilih duduk didepan 
sambil bernyanyi-nyanyi dengan riangnya. Sesampai dimasjid yang ada ayunannya 
Hana minta turun. Icha dan Hana berlarian untuk maen ayunan.

Kebahagiaan seperti inilah hadir ditengah keluarga kami. Kami merasa nyaman 
seolah menemukan harta yang sangat berharga. Kumpul bersama dan berbagi bersama 
bahkan semua aktifitas dengan anak-anak Amalia juga melibatkan seluruh 
keluarga, saya, istri dan anak-anak. Saya menyadari, orang-orang dalam 
kehidupan kita jauh lebih berharga daripada kesenangan atau kegiatan apapun. 
Dalam keluarga kita memang perlu merelakan waktu, energi, segala bentuk 
kegiatan. Kesadaran inilah yang membuat saya menjadi lebih dekat dengan 
anak-anak dan keluarga. Betapa berharganya mereka bagi diri saya.

Terbayangkah oleh anda bahwa hubungan kita dengan pasangan hidup kita adalah 
sesuatu yang sangat penting untuk memberikan rasakan aman bagi anak-anak kita? 
Bila kita berharap anak-anak menghormati kita sebagai orang tua hingga kelak 
mereka dewasa maka kita harus menghormati pasangan hidup kita. jika kita 
berharap anak-anak mencintai kita sebagai orang tuanya maka kita harus 
mencintai setulus hati pasangan hidup kita. relasi hubungan kita dengan 
pasangan hidup kita akan sejalan dengan relasi hubungan kita terhadap anak-anak 
kita. Itulah yang disebut dengan 'anak-anak adalah cermin'.

--
'Kullu mauludin yuuladu ‘alal fithrah, fa-abawaaHu yuHawwidaaniHi aw 
yunashshiraaniHi aw yumajjisaaniHi' yang artinya 'Setiap anak dilahirkan atas 
dasar fithrah, kemudian kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau 
Nashara atau Majusi' (HR. al Bukhari no. 1358, Muslim 8/52-54 dan lainnya).

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, 
tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek 
Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi 
(ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, 
bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik 
sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- 
Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan 
dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui 
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke