Panitia MENGENANG 3 TAHUN KEPERGIAN PRAMOEDYA ANANTA TOER


Mengundang Ibu/Bapak



untuk hadir dalam acara





MENGENANG 3TAHUN KEPERGIAN PRAMOEDYA ANANTA TOER



PRAM DI BALIK JERUJI PENJARA





Hari & Tanggal: Jumat, 24 April 2009

Waktu: 14.00- 21.00 WIB

Tempat: Goethe Haus,

Jl. Sam Ratulangi 9-15,

Menteng, Jakarta Pusat



Terimakasih atas kehadiran Anda.





SekilAS tentAng PRAm


PRAMOEDYA ANANTA TOERLahir di Blora, 6 Februari 1925.


Pasca-tragedi kemanusiaan 1965, ia dipenjara selama 14 tahun (1965-1979) di

beberapa tempat dengan tuduhan yang tidak jelas dan tidak pernah diadili:

Salemba (13 Oktober 1965-Juli 1969),

Nusakambangan (Juli 1969-16 Agustus 1969),

Pulau Buru (Agustus 1969-12 November 1979),

dan sempat mendekam selama sebulan di Banyumanik, Magelang (November-Desember

1979).

Ia "dibebaskan" pada 21 Desember 1979, tapi tetap dikenakan wajib lapor seminggu

sekali selama dua tahun, dan kemudian sebulan sekali.


Namun sampai akhir hidupnya Pram merasa tetap terpenjara dan "merasa asing di

negeri sendiri".


Buku-bukunya diberangus dan dilarang terbit oleh Kejaksaan Agung RI hingga kini.

Berbelas tahun setelah "pembebasannya", ia masih terus dicurigai, dimata-matai,

diintimidasi, dan "haram" disentuh atau sekadar didekati oleh "anak-anak

rohaninya" (pinjam istilah Muhidin Dahlan) yang haus akan pencerahan dan

semangat yang melimpah-ruah dalam karya-karyanya.


Pada 30 April 2006 Pram berpulang.


Ia meninggalkan puluhan mahakarya yang wajib dibaca oleh siapapun yang ingin

mempelajari sejarah dan memahami akar persoalan Indonesia.

Suaranya yang lantang tak henti mendorong kaum muda untuk mengambil-alih dan

mempelopori kepemimpinan bangsa.





ACARA


14.00-16.00



Bedah buku Bersama Mas Pram

karya Koesalah Soebagyo Toer & Susilo Toer



Pembicara:

Dr. Yulianti Parani

dan Nirwan A. Arsuka



Moderator:

Okky Tirto Adisuryo



16.15-18.15

Diskusi "Pram di Balik Jeruji Penjara"

Pembicara: Dr. Manto,

Ir. Djoko Sri Mulyono,

dan Masdur



Moderator:

Jusuf Soewadji, MA



19.00-21.00

Malam renungan dan pentas seni•



Tembang Jawa Megatruh

oleh Ibu Utati dan KIPAS•



Pembacaan puisi

oleh Yonathan Rahardjo•



Lagu Ave Maria

oleh Fani dengan iringan musik oleh Andiefiera•



Pembacaan kutipan karya-karya Pram oleh

Slamet Rahardjo,

Christine Hakim,

dan Happy Salma•



Pertunjukan teater "Nyanyi Sunyi Seorang Bisu: Kembali ke Wanayasa" oleh Tabur •



Pembacaan puisi karya Pramoedya

oleh Jenny Rachman•



Paduan suara mahasiswa UKI

dengan lagu "Untukmu Pramoedya A. Toer"

karya Erros Djaros

dan "Bangun Pemudi Pemuda"







Penyelengara:


YPKP HAM (Yayasan Penelitian Korban Pelanggaran Hak Azasi Manusia)

Goethe Institut

KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)



Pendukung:


KIPaS (Kelompok Insan Pemerhati Seni)

KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal en Volkenkunde) Jakarta

PAKRI (Paguyuban Kebudayaan Rakyat Indonesia)

PERPENI (Perhimpunan Perempuan Indonesia)

Sanggar BUMI TARUNG

Sastra Pembebasan

Tabur (Teater Buruh)

Yayasan TIFA





RSVP:

Ibu Uchikowati 0813-1071-7122

***

Nurdiana: 
  
PRAMUDYA 
MENYERIBU  HARI 
  
Menggapai awan damai dan nyaman, 
Merapi Singgalang tinggi menjulang, 
Bak dara bersanding Bukit Barisan, 
Hiasan Nusa kebanggaan Minang. 
  
Laut Banda curam menyelam, 
Menggali bumi samudera raya, 
Di biru bening lautan dalam, 
Penuh gelombang prahara. 
  
Mawar melati menyebar wangi, 
Indah jelita warna warni, 
Di sanggul wanita harum sekali, 
Mengundang sayang menawan hati. 
  
Kala Nusantara didera orba, 
Indonesia jadi neraka dunia, 
Mulut umat dirajut telinga disumbat, 
Mata dibutakan ditutup rapat. 
  
Di penjara dan Buru Pramudya ditahan, 
Dalam kurungan tetap berlawan, 
Merangkum kata sorak pembebasan,. 
Demi keadilan dan kemanusiaan. 
  
Melampaui tinggi Singgalang Merapi, 
Melewati dalam Laut Banda, 
Melebihi wangi mawar melati, 
Melumer baja jeruji penjara, 
Secemerlang sinar mentari pagi, 
Menelanjangi dosa kejahatan tiran, 
Menyenandungkan dendang umat berlawan, 
Demi kebebasan dan keadilan, 
Bak mercu suar penunjuk jalan, 
Nilai abadi karya Pramudya . 
  
Russia bangga Pusykin Mayakovski, 
Tolstoy Ostrovski dan Maxim Gorki, 
Tiongkok kuno memendam Qu Yuan, 
Disusul Li Bai, Lu Xun, Mao Dun …. Ai Qing. 
  
Dunia kaya pujangga sastra, 
Indonesia berurun Pramudya. 
  
 17 April 2009.



Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke