Salam...

Banyak memang orang yang berbicara tentang filsafat tapi lebih banyak lagi 
orang yang pernah mendengarkannya…, Ada yang sudah pernah mendengar dan cuek, 
ada yang pernah mendengarkan dan komentar dikit, ah filsafat ? apa itu ? ah 
ndak ada gunanya filsafat…J,  tapi ada juga lho yang pernah mendengarkannya dan 
kemudian terusik sehingga mencari tahu, ada apa sih dengan filsafat…?
 
Diantara yang bicara filsafat, Ada yang bicara karena memang mak dan bapaknya 
nyuruh kuliah filsafat, terpaksa dech bicara filsafat supaya lulus kuliah J.  
Ada juga jenis yang lain, bicara filsafat karena orang disekitarnya bicara 
filsafat alias ikut mode, dan yang lainnya lagi adalah orang-orang yang bicara 
filsafat karena memang mencintai filsafat, sehingga memberi tahu , ini lho 
filsafat bla..bla…bla..
 
Sekarang dimanakah kita?
Kita termasuk orang yang bicara filsafat J , dan untuk mengukur kedekatan kita 
dengan filsafat, yuk kita cari tahu…ada apa dengan filsafat?
 
Filsafat pada dasarnya hanya membicarakan 2 faktor utama, yaitu eksistensi dan 
esensi. Bolak balik orang-orang sibuk membicarakannya dari jaman kejaman hingga 
sekarang ini, yang dibahas ya itu-itu saja, manakah yang lebih penting 
eksistensi atau esensi.
 
Bicara eksistensi dan esensi adalah seperti halnya orang bicara matematika 
dengan matematika (aritmetika, geometri dll) . Namu kalau bicara eksistensi 
maka artinya seperti membicarakan Aritmetika, maka ANGKA-ANGKALAH tentunya yang 
menjadi eksistensi telaahannya. Bicara Geometri, maka walaupun pembicaraanya 
dibolak balik dan temanya diutak atik, tapi aksistensi Geometri adalah TETAP 
membicarakan disekitar GARIS-GARIS JUGA. Semua GARIS! baik garis yang miring, 
yang tegak dan yang sudah tidak bisa tegak hehehe… 
 
Sekarang dengan contoh perumpaman itu kita akan bicara lebih kedalam lagi, kita 
bicara mulai dari eksistensi dulu…
 
Eksistensi qua eksistensi, begitu kalimat yang sering kita dengar…yang berarti 
ada didalam ada (wujud qua wujud). Ini kalimat sangat padat, dan 
membicarakannya juga kita harus satu-satu dulu. 
 
Perlu diketahui bahwa kemanapun orang muter-muter bicaranya, tidak peduli apa 
latar belakangnya, baik yang sudah terbiasa menelaah filsafat, ataupun yang 
masih baru akan selalu membicarakan tentang masalah eksistensi dengan yang 
menjadi dua lawannya yaitu esensi dan adam (tidak ada).
 
Contoh untuk permasalahan aksistensi dengan dua lawannya ini bisa kita lihat 
dari kehidupan kita sehari-hari. Bagi kita yang hidup dialam indrawi, yang kita 
sebut dengan ada adalah ada yang kelihatan dan terasa oleh pancaindara kita. 
Misalnya  bakwan, mobil, pesawat terbang, kapal laut, pisang goreng , bulan, 
bintang, kerupuk, peyek dain-lain…,  kita bilang ada karena memang kita bisa 
lihat dan bahkan sebagian bisa kita makan J , Bendanya betul-betul “ada 
terlihat”.
 
Tapi filsafat tidak berhenti di ada yang terlihat saja, filsafat tidak berhenti 
sampai dengan peyek tadi tok. Filsafat angkat bicara jauh diatas itu, filsafat 
bicara tentang hal-hal yang ADA (eksistensi) selain dengan yang ADA ‘terlihat’ 
dengan pancaindra.
 
Filsafat memberitahukan kita tentang ADA yang lain, misalnya adanya bayangan 
kota Barcelona, bayangan pacar atau calon pacar  dipikiran kita. Sang pacar 
atau calon pacar ini betul-betul “ADA” dalam pikiran kita, tapi coba dibedah 
kepala kita cari tahu  apakah memang betul-betul  ADA TERLIHAT di isi kepala 
kita ada orang atau kota yang kita bayangkan tadi?. 
 
Lho ini maksudnya gimana sih? 
Maksudnya, bahwa ada susuatu yang betul-betul ADA tapi tidak ADA dalam bentuk 
nyata. Bukti dia ADA adalah dia bisa bekerja dan bahkan menciptakan bayangan 
dan rencana-rencana. Bahkan banyak ditemukan sesuatu yang ADA dalam dunia 
modern ini adalah ADA danTERCIPTA dari ADA-nya bayangan dan rencana-rencana 
yang ada dialam pikiran. 
 
Ini jangan dikira gampang lho, kalau ADA nya bisa digapai dengan panca indra 
PASTI setelah TIDAK ADA nya pun bisa digapai dengan pancaindra. Misalnya 
didepan rumah saya ADA pohon durian dan kelihatan ADA dengan pancaindra, tapi 
kalau pohon itu saya TEBANG dan kemudian saya buang ke laut, sekarang bisa 
disaksikan dengan jelas bahwa didepan rumah saya sudah TIDAK ADA pohon durian. 
Tadinya ADA sekarang TIDAK ADA dan bisa dilihat dialam nyata, ini mah gampang J
 
Tapi bagaimana kalau tadinya ADA didalam alam pikiran, apakah bisa menjadi 
TIDAK ADA? 
Filsafat mengatakan bahwa ADA bisa menjadi TIDAK ADA hanya berlaku untuk yang 
ADA secara realita. Tetapi untuk hal-hal yang ADA nya bukan dialam realita, 
tetapi di ada alam mental (dzhini) maka sesungguhnya dia tidak mengenal istilah 
TIDAK ADA melainkan istilahnya adalah TIDAK MEMPUNYAI ESENSI.



Salam,



Iman K.
www.parapemikir.com 
 


      New Email names for you! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke