Tulisan seorang teman... Udah dapet ijin posting disini hehe..
Makin banyak simpatisan PKS yg kecewa ya?


http://public.kompasiana.com/2009/05/12/sayonara-untuk-pks/

Sayonara Untuk PKS!!!

Hari ini saya tiba-tiba pengen nulis sedikit tentang gonjang-ganjing politik 
menjelang PILPRES di Indonesia.Seperti pernah saya tulis sebelumnya di GOLPUT, 
HARAM (1), bahwa pada masa orde baru saya terang-terangan bersikap GOLPUT dan 
mengkritik banyak kebijakan ORBA di bawah kepemimpinan Soeharto yang berakibat 
saya gagal menjadi pegawai BUMN dan tidak bisa menjadi PNS.

Saya pertama kali ikut PEMILU pada era reformasi, setelah ORBA tumbang.Dan saya 
juga baru bisa menjadi PNS setelah ORBA tumbang, pada saat banyak orang baru 
berani gembar-gembor anti ORBA, merasa sebagai reformis, padahal waktu ORBA 
berkuasa, justru mereka yang menikmati bahkan sebagai bagian dari rezim dan 
aktor utama ORBA dan antek-antek Soeharto.

Pada saat itu saya tertarik dengan Partai Keadilan (PK), yang sekarang menjadi 
Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saya melihat saat itu gerakan PKS benar-benar 
bukan untuk mencari kekuasaan, tapi ingin melakukan edukasi bagaimana melakukan 
politik yang santun, berprinsip, tidak mencla-mencle. Hal ini dibuktikan ketika 
Presiden PKS saat itu ditawari untuk menjadi menteri, tetapi tidak bersedia dan 
tetap bersikap untuk tidak terkooptasi oleh partai penguasa saat itu.Saya 
akhirnya memilih PKS dalam PEMILU.

Tapi, dalam pemilu kali ini, simpati saya terhadap PKS menjadi menurun. Saya 
juga sering membaca tulisan beberapa mantan simpatisan PKS yang akhirnya 
membelot keluar dari PKS. Bukan, bukan karena isu poligami yang selalu menjadi 
bahan kritik terhadap PKS oleh lawan-lawan politiknya. Saya bukan pendukung 
poligami, tapi kalau poligami dijadikan isu dalam pemilu saya rasa juga tidak 
relevan. Belum tentu caleg yang tidak berpoligami lebih baik daripada caleg 
yang berpoligami (dengan catatan poligami yang dilakukan benar-benar sudah 
mengikuti syarat dan ketentuan agama, yang menurut saya sangat-sangat berat).

Yang membuat saya menjadi bingung terhadap sikap PKS, adalah sikap mereka 
selama ini yang tidak jelas seperti tidak punya prinsip. Antara ingin merubah 
tatanan kehidupan melalui edukasi politik ataukah ikut bersikap pragmatis 
dengan turut serta dalam memperebutkan kekuasaan.Dan untuk ikut serta 
"menikmati" kursi kekuasaan, sangat jelas terlihat sikap opportunis dan lucunya 
kadang sampai pakai ancam-mengancam.

Dulu, sebelum PILEG, PKS sempat melemparkan isu untuk membuat blok perubahan, 
dan mengatakan, bahwa kalau GOLKAR membuat blok baru di luar Blok S dan Blok M, 
maka PKS akan ikut dalam gerbong GOLKAR, yang waktu itu di sebut Blok J. 
Setelah hasil Pileg diketahui, dan ternyata suara GOLAKR menurun, juga suara 
PKS di bawah target yang mereka inginkan, mulai terlihat gaya politisi beberapa 
elit PKS yang tidak "istiqomah". Terlihat rela menjadi pengemis kekuasaan dan 
merapat ke PD yang kelihatan akan memenangkan pertarungan dalam PILPRES dengan 
mengusung SBY sebagai CAPRES.

Lalu banyak ketidakkonsistenan sikap PKS dan menunjukkan bahwa PKS bukan partai 
Dakwah, tapi sedikit seperti preman, yang tidak kalah garang dibandingkan FPI. 
Ketika PD ingin berkoalisi dengan GOLKAR, mereka mengancam akan keluar dari 
koalisis dengan PD. Padahal sebelum PILEG, PKS mengisyaratkan akan ikut gerbong 
GOLKAR (BLOK J) bila ada blok tersebut sebagai alternatif pilihan selain BLOK S 
dan Blok M. Banyak yang mensinyalir, kalau GOLKAR jadi berkoalisi dengan PD, 
maka kursi CAPRES akan diberikan kepada kader GOLKAR, sementara kursi tersebut 
juga diinginkan oleh kader PKS.

Ketika akhirnya GOLKAR mundur dari koalisi dengan PD, PKS bersemangat lagi 
mencalonkan kader partai nya sebagai cawapres SBY.Ketika ada wacana bahwa SBY 
akan memilih Boediono sebagai Cawapres untuk SBY, dan PD akan berkoalisi dengan 
PDI-P, PKS mulai mengancam lagi akan keluar dari koalisi dengan PD.

Apa yang engkau cari PKS?. Bila memang untuk membela kepentingan rakyat, 
bukankah lebih terhormat bila tetap istiqomah tidak tergiur kekuasaan dan rela 
mengemis campur mengancam utnuk mendapatkan kekuasaan.Bukankah dengan adanya 
wakil-wakil rakyat dari kader PKS di DPR, lebih bisa menjadi pembela 
kepentingan rakyat, dengan berlaku menjadi "sebenar-benarnya" wakil rakyat. 
Bila masuk dalam pemerintahan dengan cara dagang sapi, saya yakin netralitas 
wakil-wakil rakyat yang ada di DPR tidak akan mudah dicapai. Bahkan nanti akan 
lebih pro ke penguasadari pada ke rakyat yang diwakilinya.

Saya salut kepada Partai Golkar yang tidak mau digantung oleh sikap SBY yang 
membuat "list" calon CAWAPRES sampai 19 kandidat. Kalau memang punya modal dan 
yakin bahwa prinsip lebih utama dibanding kepentingan sesaat, mengapa tidak 
langsung keluar saja dari koalisi seperti yang dicontohkan Partai GOLKAR. 
Jangan hanya main ancam-mengancam. Bukankah dalam agama kita dilarang untuk 
meminta jabatan, apalagi sampai harus melakukan ancam-mengancam.Sekali lagi 
saya salut kepada PARTAI GOLKAR dan HANURA yang punya prinsip maju dengan 
keyakinan dengan resiko kalah. Lebih baik kalah secara terhormat daripada ikut 
menjadi bagian dari pihak pemenang dengan cara dagang sapi, menjilat, mengemis, 
apalagi mengancam.Apalagi nanti walau pun masuk dalam pihak pemenang, tidak 
bisa memperjuangkan aspirasi, melacurkan prinsip, karena hanya menjadi 
bayang-bayang sang pemenang. Kemenangan semu, bukan kemenangan prinsip.


Sekali lagi saya kecewa kepada partai yang membawa simbol agama, tapi justru 
tidak mencerminkan ajaran agama yang "ditumpanginya".

GOOD BYE, TOT ZIENS,SAYONARA, AUFWIEDERSEHEN, ADIOS, ARRIVEDERCI,AU REVOIR, 
WASSALAM, SELAMAT TINGGAL UNTUK PKS!!!!


Kirim email ke