mbak Mia,

Sy juga tidak melihat ada perbedaan mendasar antara IAIN dulu dan sekarang.
Alumni-alumninya juga sangat beragam dari dulu.

Hanya mungkin jaman sekarang, informasi itu mudah didapat sedangkan dulu media 
terbatas.
Jadi seakan-akan terjadi perubahan, padahal dari dulu ya begitu, dinamis.

Jamannya Pak Nurcholish juga kan terjadi dinamika di kampus, 
dan ada counter-partnya juga di HMI juga saat itu. 
Orangnya masih dari tempat yang sama juga.
Yang lain? ya tinggal milih...
kebanyakan kan bisa cukup "sekuler", lha jaman Pak Harto gitu lho...
jadinya malah banyak hal menarik timbul...wacana mengalir... yang lain nonton 
dan terserah pemirsa...

Yang sekarang itu kan kebanyakan turunan atau (malah disisi lain) sisa-sisa 
pemikiran jaman itu yang masih digadang-gadang, padahal tidak cukup kuat lagi.
IMHO, karya monumental yang originalnya malah agak kurang.
Hanya sekarang dibumbui oleh "ghirah" yang kuat... nggak tahu datang dari 
mana... ;-))







  ----- Original Message ----- 
  From: Mia 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 12, 2009 5:56 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Karena Paham Liberal, Minat Studi Islam di 
IAIN Menurun





  Kalo diliat dari life stylenya, yang saya tahu jaman dulu anak2 IAIN 
(Jakarta), santai saja. Habis kuliah kebanyakan pada nggak pake jilbab. Malam 
mingguan pada nge-band, sambil cari jodoh. Pacaranya rajin, dan nggak pake 
di-rois2-in. Kalo ada perbedaan, itu khilafiah, misalanya mahasiswa HMI dan 
yang PMII, ada juga IMM. Seingatku rektornya dulu Harun Nasution, berusaha 
mengajak pemikiran almamaternya untuk lebih reformis sekular, tapi dampaknya 
kurang keliatan pada waktu itu, karena pemikiran agama sekuler ala Nurcholis 
Majid, kita nggak terima. Mungkin bukan waktunya. Tapi apa ini bisa disebut 
kampus fundamentalis? Jauh deh.

  Sekarang Pak Azyumardi Azra berhasil mewarnai almamater IAIN menjadi lebih 
sekular (dan dinamis), sehingga nggak membosankan. Semoga usaha beliau dan 
penerusnya bermanfaat, amin.

  salam
  Mia

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro <masar...@...> wrote:
  >
  > jaman dulu universitas al azhar itu mazhabnya syiah lho. kan yang
  > mendirikan dinasti fatimiyah. sekarang pun di sana ada banyak madzab.
  > untuk jadi mufti di mesir malah minimal harus menguasai lebih dari
  > pemikiran 5 madzab, 4 madzhab sunni plus syiah djakfariyah.
  > 
  > di harvard yg cenderung pemikirannya rada sosialis (what, yg bener aja
  > !!!), malah ada permintaan dari kalangan akademiknya sendiri untuk
  > rekrut pengajar lebih banyak lagi yg bergaris mainstream (chicago
  > school of thought). supaya ada diversifikasi pemikiran yg pada
  > akhirnya memperkaya khazanah akademik di sana.
  > 
  > 
  > 
  > 2009/5/12 Lina Dahlan <linadah...@...>:
  > >
  > >
  > > 1)Kalo memang ada saling pengaruh dan mempengaruhi pemahaman liberal
  > > terhadap fundamentalis di dalam tubuh IAIN sekarang ini, memang membuat
  > > binun yang awam. Kenapa ya yang liberal tidak buat universitas sendiri 
untuk
  > > menyebarkan faham libaralnya sehingga gak perlu menyusup-nyusup 
Universitas
  > > Fundamentalis. Jadi ada Univ Liberal dan Univ Fundamentalis. Biar kita 
bisa
  > > lihat siapa yang banyak peminatnya dan siapa yang lebih bertahan hidup.
  > >
  > > 2) Bahas aja sekarang disini inti masalahnya, yaitu pendapat bhw AlQur'an
  > > hanya merupakan hasil budaya Arab (sejauh mana makna kalimat tsb?). Ato
  > > tampilkan yg pro and yang kontra. Ato please inform me aja deh dimana
  > > rujukan2 pro n kontranya.
  > >
  > > 3) Kayaknya sekrang ini kita harus membiasakan diri dan menerima 
pengkafiran
  > > sesama muslim...:-) karena toh pada satu titik orang muslimpun bisa 
menjadi
  > > kufur, biar gak mudah di adu domba. Karena kumungkinan kitapun sbg muslim
  > > bisa menjadi kufur pada satu titik, makanya kita harus banyak istighfar.
  > > Mari banyak2 istighfar biar bisa mengaca diri.
  > >
  > > wassalam,
  > >
  > > 
  > 
  > 
  > 
  > -- 
  > salam,
  > Ari
  >



  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke