Embel :

Poin yang bagus Mia! "Dalam pemikiran batin nggak boleh konservatif,
nggak boleh ada ada penghalang, kita harus bebas - karena pemikiran
memang nggak bisa dikungkung."

---

ko_jano :

E_mbel mungkin harus belajar mengerti bahwa orang lainpun punya pikiran seperti 
e_mbel
tersebut, yaitu juga ingin "bebas", nah supaya kebebasan e_mbel tidak benturan 
dengan kebebasan orang lain, mangkanya e_mbel dan orang lain harus belajar 
untuk sepakat untuk tidak bebas mutlak, jadi masing - masing harus mengurangi 
kebebasannya untuk hidup bersama dan bermasyarakat.

Contoh  yang anak TK bisa memahami :

Si e_mble lagi naik motor diperempatan jalan harus mengurangi kebebasannya 
dengan jalan berhenti karena lampu Traffic lights (also known as traffic 
signals, stop 
lights, traffic lamps) berwarna merah dan
mempersilahkan pihak yang lain yang naik motor atau mobil untuk jalan
karena lampu Traffic lights-nya sudah berwarna hijau.

Seandainya si e_mbel hanya mendewakan kebebasannya dan sakenak dhewe
dan tetap jalan pada saat Traffic LIghts berwarna merah maka yang
terjadi adalah benturan / tabrakan kebebasan dengan pihak yang lain.

Demikian

-o0o- 



--- On Fri, 5/6/09, eyang_mbelgedes <eyang_mbelge...@yahoo.com> wrote:

From: eyang_mbelgedes <eyang_mbelge...@yahoo.com>
Subject: [wanita-muslimah] Re: Neolib
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Friday, 5 June, 2009, 8:42 AM











    
            
            


      
      Poin yang bagus Mia! "Dalam pemikiran batin nggak boleh konservatif, 
nggak boleh ada ada penghalang, kita harus bebas - karena pemikiran memang 
nggak bisa dikungkung." 



Ini sangat mencerahkan, encouraging dan mencerdaskan. Sebaliknya, kalau urusan 
batin harus didikte oleh 'larangan-larangan' , hasilnya adalah 'ketakutan 
massal'.  



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, "Mia" <al...@...> wrote:

>

> Seingatku suka baca di buku ulasan2 sejarah, bahwa perubahan selalu datang 
> dari lapisan middle class.  Dan ingat, seperti mba Herni bilang, kelas 
> menengah itu bukan cuma level ekonomi, tapi juga yang berorientasi ke masa 
> depan.  

> 

> Pak Ariel, kupikir kelas menengah adalah demarkasi populasi yang bisa 
> diidentifikasi dengan kriteria2 tertentu.  Sedangkan pemikiran konservatif 
> dan liberal adalah nuansa pemikiran/filosofi, adapun kelas menengah yang 
> berkembang bisa saja jadi cenderung konservatif, seperti yang ditenggarai mba 
> Herni.  

> 

> Pak Ariel bilang kelas menengah mestinya mampu menciptakan kubu sendiri yang 
> independen, yang bukan konservatif- fundamentalis atau liberal itu, mungkin 
> maksudnya progressif.  Kelas menengah adalah populasi yang teridentifikasi, 
> sedangkan progressif menunjukkan aksi perubahan.

> 

> Nah perubahan dalam pemikiran keagamaan (kita lagi ngomongin pemikiran 
> keagamaan kan?), bisa saja ke arah konservatif bisa saja liberal.

> 

> Menurut pengertian saya, conservatism dalam pemikiran/filosofi agama itu 
> nggak pernah menyehatkan, karena agama pada intinya adalah urusan batin atau 
> urusan akhirat, menurut orang agamis, atau urusan psikologis menurut orang 
> sekuler.  Dalam pemikiran batin nggak boleh konservatif, nggak boleh ada ada 
> penghalang, kita harus bebas - karena pemikiran memang nggak bisa dikungkung. 
> Dalam sufism ini disebut tindakan 'pengosongan' , dan setelah itu 'diisi' 
> lagi.

> 

> Jadi semangat batin agama itu liberal yang bertujuan membebaskan batin kita, 
> mental kita mesti abundant - namun dalam mengadakan aksi perubahan kita kudu 
> progressif dan prudent, karena dunia fisik kita memang terbatas kok.  

> 

> Mba Herni, kelompok liberal yang deket dengan elit itu mungkin di perkotaan.  
> Tapi menurut catatan saya ke beberapa daerah pedalaman yang kemiskinannya 
> ekstrim menurut ukuran perkotaan dan nyaris nggak tersentuh modernisasi, 
> makin 'liberal' pemahaman agamanya. 

> 

> salam

> Mia

> 

> --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, "herri.permana" <herri.permana@ > 
> wrote:

> >

> > 

> > Middle class people sebenarnya kebanyakan lebih suka kemapanan / status quo 
> > daripada perubahan.Justru middle class people adalah

> > orang yang paling acuh dengan keadaan sekitar KECUALI itu mengusik

> > dirinya.

> > 

> > --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, "ariel" <ariela4ever@ > wrote:

> > >

> > > 

> > > saya masih percaya middle class people akan menjadi motor perubahan, 
> > > karena mereka terdiri dari individu yg dinamis tidak jumud dan tidak 
> > > berada di awang2. tren saat ini terjadi pertentangan pemikiran antara 
> > > konservatif & liberal, middle class yang dinamis merupakan pasar 
> > > potensial bagi ke dua kubu tsb. semestinya middle class mampu menciptakan 
> > > kubu tersendiri yg independen, mungkin dibutuhkan lebih banyak tipe 
> > > indvidu seperti mbak Herni untuk mewujudkan ini :-) 

> > > 

> > > middle class ini kelak dapat menjadi sumber daya untuk membentuk civil 
> > > society pada bidang politik dan profesional militer pada bidang 
> > > pertahanan. sayang saat ini belum ada political will dari pemerintah 
> > > untuk membentuk middle class secara kontinyu, buktinya anggaran 
> > > pendidikan saja masih dibawah 20% :(

> > > 

> > > pks sebenarnya memenuhi kriteria sebagai parpol yang dapat membantu 
> > > terciptanya civil society (kalau mereka mampu memanage unsur 
> > > fundamentalis :-)), sayangnya mereka terkooptasi oleh kekuasaan, dan 
> > > menggunakan cara2 pragmatis seperti jilbab untuk mencapai tujuan tsb, 
> > > sehingga bertolak belakang dengan semboyan bersih & profesional.

> > > 

> > > eniwei jika dilihat bahwa iklim politik kita yang baru tumbuh 10 tahun 
> > > yang lalu, menurut saya indonesia tidak terlihat mengecewakan, setidaknya 
> > > dibandingkan dengan negera2 tetangga :-)

> > > 

> > > salam,

> > > -ariel-

> > > 

> > >

> >

>




 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      Get your new Email address!
Grab the Email name you&#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke