Salam...

Kita sering sekali bicara 'sok canggih' , menganalisa sesuatu yang sebenarnya 
tidak kita pahami, baik didunia nyata maupun didunia maya. Didunia nyata, 
ketika kita masuk kedalam obrolan yang serius dan sedikit 'ngilmiah' , supaya 
kelihatan tidak kuno dan ketinggalan informasi, sering kita jumpai orang-orang 
berusaha menjawab segala sesuatu yang diobrolkan dengan maksud hanya supaya 
obrolan berimbang, masalah pemahaman tentang apa yang diobrolkan? Ahh. itu 
menjadi urusan nomor yang kesekian.

 

Sama dengan didunia nyata (offline) didunia maya juga kita banyak melihat hal 
yang serupa, perdebatan dimilist-milistnya yahoogroups tidak kalah ramainya 
dengan perdebatan yang terjadi didunia maya. Perbedaannya didunia maya atau 
milist-milist banyak sekali orang mengeluarkan pendapat dengan cara yang 
seenaknya saja "seenake dewe" yang sering boros dengan makian dan ejekan satu 
sama lain. 

Bicara bukan untuk mengeluarkan pendapat sesuai dengan apa yang sudah diketahui 
menurut referensi-referensi yang baik, tapi berbicara hanya untuk sekedar 
tampil berbeda dan ngeyel.

 

Sebenarnya untuk mengurangi penyakit eyel-eyelan itu, baik didunia maya ataupun 
didunia nyata tidaklah terlalu sulit jika kita mau sedikit saja meluangkan 
waktu kita untuk membaca referensi-referensi yang baik. Misalnya bagaimana cara 
untuk menguji apakah yang dibicarakan orang itu sifatnya adalah kebenaran umum 
atau khusus? Kesalahan umum atau khusus? Pernyataan umum atau pernyataan 
khusus. Dengan mengetahui sedikit tentang permasalahan seperti itu, maka akan 
semakin mudah bagi kita untuk 'ngobrol' dan berpendapat disemua tempat.

 

Bagi ilmu modern, untuk mendapatkan pengetahuan baru yang sekaligus untuk 
menguji apakah suatu pendapat itu hanya merupakan eyel-eyelan (asal 
berpendapat) belaka bisa dilakukan dengan dua cara :

 

Pertama dengan metode induksi, yaitu sebuah metode bagaimana cara melihat dan 
menyimpulkan suatu persoalan yang dimulai dari pernyataan yang bersifat 
khususnya menuju kepada pernyataan yang bersifat umum. Bagaimana membuat 
kesimpulan umum yang dihasilkan dari kasus-kasus yang bersifat individual.

 

Misalnya :

 

Emas dipanaskan akan memuai

Besi dipanaskan akan memuai

Seng dipanaskan akan memuai

Timah dipanaskan akan memuai

Platina dipanaskan akan memuai

Tembaga dipanaskan akan memuai

 

Maka secara umum bisa disimpulkan bahwa : Semua logam jika dipanaskan akan 
memuai.

 

Begitu seterusnya, melihat dan meneliti kasus-kasus khusus dari beberapa sample 
yang mempunyai sifat sejenis maka kemudian dibuat suatu kesimpulan umum. Metode 
ini dikenal sebagai metode yang paling praktis, karena untuk menyimpulkan bahwa 
semua logam jika dipanaskan akan memuai kita tidak perlu lagi meneliti semua 
jenis logam yang ada dialam semesta ini.

 

Kedua dengan metode deduksi, metode ini adalah kebalikan dari metode induksi 
yaitu dari pernyataan yang bersifat umum , menuju kesimpulan yang bersifat 
khusus.

 

Misalnya kita ambil dari contoh diatas :

 

Semua logam jika dipanaskan akan memuai.

Besi adalah logam.

Jadi besi jika dipanaskan akan memuai.

 

Selanjutanya mari kita perhatikan, ternyata dengan penalaran induktif kita bisa 
mendapatkan pengetahuan bahwa semua logam jika dipanaskan akan memuai. Dan 
ketika kita uji dengan penalaran deduktif maka kita akan mendapatkan 
pengetahuan baru yang lebih terpercaya lagi, bahwa besi jika dipanaskan akan 
memuai, meskipun kesimpulan ini kita dapatkan tidak melalui penelitian terlebih 
dahulu.

 

Kalau bisa dikatakan kelebihan, maka itulah kelebihan yang bisa kita dapatkan  
dengan mengunakan penalaran deduktif, akan lebih hemat biaya dan waktu untuk 
menyimpulkan suatu perkara.

Kalau kita teliti dalam contoh-contoh yang diajukan diatas maka kita bisa 
melihat betapa hubungan antara kedua metode itu sangat penting, bagaimana satu 
sama lain saling melengkapi dan mengisi.

 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berangkat dari hal-hal yang bersifat 
khusus dan kemudian melakukan generalisasi secara umum. Sering menilai sesuatu 
itu berdasarkan kasus dan dampak-dampak khusus dari suatu persoalan untuk 
kemudian membuat pernyataan secara umum ( induksi) . Dan sekarang apakah 
kasus-kasus khusus itu bisa dijadikan suatu kesimpulan yang benar, kita bisa 
mengujinya lagi dengan metode deduksi sebagaimana hasil pengujian seperti 
contoh diatas.

 

Pengembangan pemikiran dan sekaligus pengetahuan sebaiknya menggunakan kedua 
metode tersebut secara beriringan dan teliti. Karena kalau hanya menggunakan 
satu metode saja, maka pemikiran dan pengetahuan kita akan berjalan lambat dan 
berbiaya tinggi.


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke