http://www.indonesia-monitor.com/main/index.php?option=com_content&task=view&id=2333&Itemid=33


      09 June 2009 

     
      Habib Husein Al-Habsy : "Apa PKS Tidak Tahu Istri Boediono Katolik?"      


      Boediono terpilih jadi cawapresnya SBY karena parpol-parpol Islam lemah 
dalam negosiasi. Mereka cenderung memanfaatkan umatnya demi harta dan kekuasaan.

      PRESIDEN Ikhwanul Muslimin Indonesia (IMI) Habib Husein Al-Habsyi begitu 
geram ketika parpol-parpol Islam tetap berkoalisi mendukung SBY meski yang 
dipilih sebagai cawapres bukan dari kalangan parpol Islam. "Apa PKS tidak tahu 
kalau istri  Boediono itu Katolik," ujar Habib Husein Al-Habsy kepada Sri 
Widodo dari Indonesia Monitor, Jumat (29/5).

      Kenapa Anda begitu kecewa SBY memilih Boediono sebagai cawapres?

      Kata William Shakespeare, janganlah terlalu royal dalam memrediksi 
sesuatu, termasuk kepada diri sendiri. SBY terlalu royal. Dia sudah tidak 
memedulikan apa  yang akan terjadi, 'Silakan, saya sudah terpilih, saya bisa 
berbuat apa saja'. Padahal  kita tahu betul pemilu legislatif tidak legitimate. 
Pemilu paling kocar-kacir dalam sejarah pemilu Indonesia. Penunjukan Boediono 
bermakna SBY mengabaikan partai Islam.

      Mengapa parpol Islam tidak berhasil memengaruhi SBY? 

      Kita melihat partai-partai Islam yang mengatasnamakan Islam yang membuat 
SBY tidak memperhitungkan PKS. Padahal sebelumnya mereka ngotot tidak mau pakai 
Boediono, tapi tahu-tahu PKS berubah 180 derajat. Hal yang yang paling jahat di 
 dunia ini adalah orang-orang yang memanfaatkan theologi untuk kursiologi dan 
fulusiologi. 

      Seburuk itukah partai Islam?

      Saya adalah orang yang paling tidak suka terhadap partai-partai Islam di 
Indonesia, karena mereka memanfaatkan umat yang masih setia, konsekuen, dan 
istiqomah  dengan relijius. Mereka dimanfaatkan oleh politisi yang mengaku 
relijius tetapi jahat,  semata untuk uang dan kursi. Kata Imam Ali, orang yang 
paling bodoh di dunia ini  adalah dia tertipu dengan dunianya. Tapi akan lebih 
bodoh lagi kalau dia tertipu oleh  dunianya orang lain. Nah, partai-partai 
Islam ini tertipu untuk dunianya orang. Jadi,  bagaimana SBY mau segan terhadap 
Islam, mau memperhitungkan Islam kalau parpol Islam seperti itu.

      Seperti itu bagaimana?

      Mana mungkin dalam waktu beberapa jam saja PKS bisa berubah pandangan 180 
derajat. Saya yakin ini ada penawaran-penawaran tertentu. PKS pasti mendapat 
penambahan jatah menteri. Mungkin PKS bilang, 'Menteri agama jangan dikasih ke  
nasi uduk, jangan dikasih ke NU, kasih saja ke PKS'. PKS ini kan Wahabiisme. 

      Bukankah itu bagian dari negosiasi dengan SBY?

      Bukan. Itu satu penghinaan dari SBY terhadap partai-partai Islam. Itu 
satu  kesombongan yang ditunjukkan oleh SBY. Kita tahu SBY menderita satu 
penyakit  yang sangat kronis, yakni dia tidak ragu-ragu untuk ragu-ragu. Dalam 
segala hal dia  selalu tidak ragu-ragu untuk ragu-ragu. Tapi dalam hal 
pemilihan cawapres, bagi SBY tidak ada keraguan sama sekali karena partai Islam 
bisa diakali.

      Apa karena lobi mereka terlalu lemah?

      Satu hal dari PKS dan partai Islam lainnya, mereka sama sekali tidak 
diperhitungkan oleh SBY. Tapi mereka semua justru mengakali umat untuk 
kepentingan mereka masing-masing. Apakah PKS tidak tahu bahwa istrinya Boediono 
Katolik? Tapi saya tidak akan bahas itu, Katolik atau bukan, tapi kejadian ini 
menunjukkan keadaan yang tidak demokratis. Boediono ini Islamnya Islam iwak ya 
iwak, celeng ya celeng, Islam tra-la-la. PKS sadar tentang hal ini, tapi mereka 
berhitung dengan kursi yang  bakal diperoleh, makanya tutup mata dengan 
penunjukan Boediono.

      Bukankah banyak orang Jawa yang Islamnya seperti Boediono?

      Islam Kejawen tidak kita persoalkan, tapi ada Islam yang menjadi antek 
asing. Dia  itu memang neoliberal sekali. Dia itu antek AS, antek Barat, dan 
antek kapitalis. PKS sendiri menyadari hal itu. Dalam strunggle, perjuangan 
ideologi di dunia ini, tidak ada tiga, yang ada dua, right atau wrong, haq atau 
bathil, haram atau halal. Kata  Imam Ali, barang siapa yang menyatakan netral 
dalam satu persoalan prinsip,  gelindingkan dia ke tempat lawan. PKS memakai 
akal-akalan dengan berdalih  agama.

      Kalau SBY-Boediono terpilih akan seperti apa wajah bangsa ini?

      Pertama, pemilu legislatif tidak legitimate, karena ada 50 juta orang 
tidak ikut  pemilu dan Mahkamah Konstitusi ngakali. Panwaslu lapor ke polisi, 
tapi polisi sengaja mengulur waktu sampai waktunya habis. Saya tidak takut 
ngomong apapun, wong saya tidak punya kepentingan. Saya tidak mengomprengkan 
baju gamis saya,  jenggot saya untuk dunia. Tidak. Yang paling bikin rusak 
agama ini adalah habib omprengan, kiai omprengan, ustad omprengan, dan yang 
paling melacur di dunia  politik, menjual agama, adalah partai-partai Islam. 

      SBY menggaransi Boediono penganut Islam yang taat, menurut Anda?

      SBY jelas berbohong. Itu sesuai dengan keyakinan dia bahwa politik 
merupakan alat untuk mencapai kekuasaan dengan jalan apa saja. Kenapa dia 
memilih Boediono,  karena apa yang ada di balik yang ada. Ini pasti pesanan 
dari zionis internasional,  IMF, World Bank, agar memilih Boediono. Seperti 
Purnomo Yusgiantoro, itu pesanan  dari Vatikan. Siapa yang berani utak-atik 
kasus Karaha Bodas. Itu kan milik Yusgiantoro.

      Mengapa Anda tidak berjuang lewat partai?

      Kalau kita ikut-ikutan, sama saja kita sekarang menggulingkan maling yang 
satu  untuk mengangkat maling yang lain. 

      Kalau dikatakan Boediono titipan asing, apa yang diharapkan asing 
terhadap Boediono?

      Kita lihat Megawati yang tidak punya knowledge, hanya lulus SMA saja, dia 
bisa jual aset-aset negara. Bagaimana dengan Boediono yang pintar itu, dia 
pasti akan melebihi Megawati. Sistem pasar bebas ini pasti akan betul-betul 
digalakkan,  akibatnya yang miskin tambah miskin yang kaya tambah kaya, lalu 
akan terjadi  hukum archimedes, sebuah benda dimasukkan ke dalam air, maka 
benda itu akan  mendapat gaya tekanan ke atas sebesar air yang ditumpahkan, dan 
akan terjadi  revolusi jalanan. Kemarahan rakyat dan muslim yang baik akan 
memuncak.  Pengaruh kemiskinan bisa membuat orang bersatu. 

      Bagaimana Anda melihat non-Islam menjadi istri wakil presiden?

      Kalau Islam mayoritas dipimpin oleh minoritas, itu tidak boleh. Tidak 
usah bicara soal agama deh, secara demokrasi hal itu tidak demokratis. Itu 
namanya penindasan  manusia atas manusia dalam soal ideologi, theologi. Itu 
akan menimbulkan  pergerakan dan kehancuran. Itu memberi kesempatan kepada 
kelompok radikal atau  ekstrem untuk bertindak. Di mana pun kelompok radikal 
tidak akan membawa  kebaikan kecuali kehancuran. Indonesia bisa seperti 
Pakistan. 

      Penetapan Boediono akan memicu radikalisme?

      Ya, radikalisme. Radikalisme itu tidak hanya Islam saja, semua agama, 
semua  mahzab, semua isme itu memiliki kelompok radikal, kelompok 
fundamentalis. 

      Bagi Boediono status agama tampaknya tidak terlalu penting?

      Ya itu tadi, Islam tra-lala, dan yang mengangkat dia menjadi muslim yang 
taat adalah SBY. Klop deh. 

      Apa karena itu sehingga dia belum naik haji juga meski kekayaannya Rp 
22,6 miliar?

      Tanya saja ke PKS, mau apa dia. Sekarang bagaimana mungkin Boediono mau 
naik haji, wong dia tidak punya keyakinan ke situ kok. Nanti untuk menenangkan 
rakyat, dia akan naik haji dengan dana 'Atas Biaya Dinas', semua bisa diatur.'  
?
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to