http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=67192
PEREMPUAN 10 Juni 2009 GENDERANG GENDER Indikator Keberpihakan pada Perempuan * Oleh Yusuf A Kusmanto DALAM riset anggaran daerah yang mengambil fokus di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul (DIY), Dati Fatimah —peneliti gender dari IDEA Yogyakarta— menyebutkan anggaran daerah selama periode 2000-2004 untuk kegiatan posyandu di kedua daerah itu hanya sekitar 0,2 persen dari total anggaran APBD. Anggaran untuk posyandu (pos pelayanan terpadu) begitu minimal. Padahal kegiatan posyandu merupakan tolok ukur keberpihakan anggaran publik atas kepentingan kaum perempuan, dalam hal ini ibu hamil, ibu menyusui, serta anak di bawah usia tiga tahun (batita) dan anak di bawah lima tahun (balita). Ibarat tubuh manusia, posyandu merupakan ’’jantung’’ dari program pelayanan kesehatan yang menjadi teropong sejauhmana standar kesuksesan pelayanan peningkatan gizi dan kualitas hidup masyarakat. Selama ini yang menjadi tolok ukur dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang dilakukan institusi negeri maupun swasta selalu bersifat luxury oriented. Apa yang disebut pelayanan kesehatan berkualitas ditentukan oleh kondisi infrastruktur medis serta kapabilitas pelayanan kesehatan yang memiliki kaitan dengan kecakapan pembiayaan (to fund). Hal tersebut tidak terlepas dari kondisi komersialisasi sektor kesehatan akibat laju globalisasi yang berfokus kepada akumulasi modal di sektor publik, yang seharusnya diproteksi oleh negara. Kesehatan masyarakat yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara, lambat laun berangsur menjadi ’’tanggung untung’’ privat yang menanamkan investasinya di sektor pelayanan kesehatan. Akhirnya rasio dan kualitas kesehatan masyarakat sangat dependen terhadap kemampuan (ability) personal dalam mengakses standar pelayanan kesehatan. Bagi yang berakses tinggi, tentu bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai, optimal, dan high medical technology. Tetapi bagi kelompok yang berakses rendah, karena pendapatannya kurang atau pas-pasan, hanya akan mendapat pelayanan ala kadarnya. Sudut Perhatian Tingkat atau indeks kesehatan masyarakat yang objektif bisa diukur dari dimensi keadilan gender, seperti alokasi belanja anggaran kesehatan negara untuk subsidi pelayanan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Indikator pelayanan kesehatan yang berkeadilan gender secara konseptual maupun numerik bisa dibaca dengan berbagai sudut perhatian. Pertama, level kuantitas dan kualitas anggaran kesehatan yang difokuskan untuk melayani kepentingan kaum perempuan dan anak batita / balita. Jika alokasi anggaran kesehatan (pusat maupun daerah) untuk pelayanan kesehatan publik minimal menyentuh angka 30 persen untuk perempuan dan balita, maka sudah memenuhi kelayakan sebagai berkeadilan gender. Kedua, tingkat aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi perempuan dan balita. Jika perempuan dan balita di seluruh pelosok daerah sudah terpenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang berkulitas, dan terjangkau oleh pendapatan keluarga mereka, serta tak mengambil jatah komsumsi keluarga yang tidak terencana, maka hal tersebut bisa dikategorikan sebagai pelayanan berkeadilan gender. Ketiga, skala prioritas pelayanan kesehatan untuk perempuan (ibu hamil, ibu menyusui, lansia perempuan, balita perempuan) ketika mereka memerlukan ikhtiar pelayanan kesehatan di berbagai institusi pelayanan kesehatan. Dengan ketiga indikator tersebut, maka akan terlihat kualitas kesehatan perempuan yang bisa dibaca dari makin menurunnya angka kematian ibu hamil, terpenuhinya gizi balita dan ibu menyusui, menurunnya angka kematian ibu melahirkan, dan sebagainya. Tentu saja data ini harus dikumpulkan secara objektif, tanpa tendensi manipulasi. Pelayanan kesehatan berkeadilan gender tidak mendiskriminasi perempuan yang membutuhkan fasilitasi kesehatan dengan membedakan status sosial / ekonomi dan posisi ’’kelas’’ sosial. Ada kesemarataan dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan berkeadilan gender juga memperkuat wawasan gender bagi segenap praktisi dan perangkat hidup pada sektor pelayanan kesehatan. Ini menjadi sebuah gagasan dan implementasi yang berkelanjutan. (32) — Yusuf A Kusmanto, dokter dan bertugas di Puskesmas II Eromoko, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. ------------------------------------ ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/