http://www.tempointeraktif.com/hg/fokus/2009/06/30/fks,20090630-695,id.html

Kalla Kembali Serang Boediono
Selasa, 30 Juni 2009 | 07:41 WIB

TEMPO Interaktif, Ambon - Serangan calon presiden Jusuf Kalla terhadap 
Boediono, yang menjadi calon pendamping Susilo Bambang Yudhoyono sebagai wakil 
presiden, berlanjut. Setelah menyoal proyek listrik 10 ribu megawatt, kini 
Kalla menyerang pesaingnya itu dengan menyebut calon dari Partai Demokrat 
tersebut lebih berpihak kepada kapitalis ketimbang kepada rakyat.

"Bukan masalah soal marah-tidak marah. Ini soal ideologi bahwa ada pihak yang 
tidak mau menjamin urusan rakyat kecil tapi mau menjamin kapitalis 
besar-besaran," kata Kalla dalam perjalanan dengan pesawat Fokker 100 milik 
Pelita Air dari Ternate ke Ambon kemarin. Ia dalam lawatan ke di Indonesia 
timur untuk berkampanye. 

Kalla menuding Boediono, yang pada 2007 menjadi Menteri Koordinator 
Perekonomian, tidak mau meneken persetujuan penjaminan oleh pemerintah dalam 
proyek listrik 10 ribu megawatt seperti diminta konsorsium bank Cina yang akan 
menyediakan dana. Tapi, ketika menjadi Gubernur Bank Indonesia, ia termasuk 
yang meminta pemerintah memberikan penjaminan perbankan (blanket guarantee).

Saat itu Kalla mengaku pernah tiga kali didatangi Dewan Gubernur Bank 
Indonesia, termasuk Boediono, soal penjaminan bank itu. "Kata Boediono, itu 
atas perintah Presi den SBY. Tapi saya tetap tak mau jamin," katanya. "Coba 
kalau saat itu kita setujui, pasti sudah terjadi BLBI (Bantuan Likuiditas Bank 
Indonesia) jilid II. Bisa sampai 200 triliun kerugiannya." 

Masalah penjaminan bank ini sempat mencuat di awal krisis global tahun lalu. 
Ketika itu Kadin, Menteri Keuangan, dan Bank Indonesia mengusulkan agar 
pemerintah memberikan blanket guarantee untuk mencegah larinya modal. 

Kalla mengatakan, persoalan ini harus diungkapkan kepada masyarakat karena 
menyangkut prinsip pemikiran ekonomi bangsa. "Ini persoalan prinsip berpikir. 
Kalau untuk kepentingan rakyat, tak mau jamin Listrik ini untuk kepentingan 
rakyat Tapi kalau untuk kepentingan kapitalisme besar, selalu dijamin," katanya.

Sebelumnya, ketika memimpin rapat soal listrik di kantor Gubernur Sulawesi 
Tengah di Kendari, Kalla juga mengungkit soal hambatan dari sejumlah menteri 
terhadap usulannya mengenai pembangunan pembangkit berkekuatan 10 ribu megawatt 
untuk mengurangi beban subsidi yang setahun mencapai Rp 100 triliun.

"Segala risiko di tangan saya, jangan takut. Baru kemudian teman-teman mau. 
Bagaimana mungkin bisa kalau lamban berpikir Tapi bosnya Boediono juga tidak 
mau teken," ujarnya.

Serangan terhadap pasangan Yudhoyono Boediono sempat ditanggapi calon presiden 
incumbent, yang menilai Kalla tidak etis mengemukakan soal penolakan Boediono 
itu. "Masalah internal kabinet dibawa ke sana-sini," kata Yudhoyono di 
Balikpapan, Minggu lalu. 

Yudhoyono membantah anggapan bahwa Boediono sengaja menghambat proyek listrik 
itu. "Kami minta Pak Boediono mengkaji kembali pemberian jaminan proyek ini. 
Akhirnya keputusan saya untuk menyetujui pemberian jaminan penuh," ujarnya 
pekan lalu

KURNIASIH BUDI | GUNANTO ES


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke