Assalammualaikum wr. wb

     Bismillah, Al hamdulillah. Saya sangat intens mengamati persoalan ini 
sejak lama, kebetulan akhir-akhir ini saya juga sedang mengkaji tentang "GRAFIK 
TERBALIK SISTEM EKONOMI IBLIS DAN EKONOMI LANGIT", dalam fokus saya yang saya 
amati Dunia ini adalah dua kekuatan baik dan buruk yang punya potensi saling 
menguasai sistem dunia, kita tahu sudah lama sekali sistem capitalis ribawi 
mencengkram dunia dan melawan ayat-ayat riba dari langit, bagi penentangan 
seperti ini saya sangat yakin mereka akan mendapatkan balasan yang sepadan, 
mereka telah diberi kesempatan menguasai dunia lalu Allah akan mencampakkan 
mereka dari segala kuasa, dan tak berdaya dan bagi mereka siksa yang pedih. 
Lalu setelah mereka tercampak sistem ekonomi manakah yang siap mengambil peran 
global?
Adalah ekonomi berbasis syariah, namun apakah betul bahwa ekonomi berbasis 
syariah telah siap mengganti kekuasaan ekonomi dunia? Tunggu dulu, Allah dalam 
perannya yang tak terdeteksi meruntuhkan perlahan maupun drastis ekonomi iblis 
disatu sisi disisi lain juga menjamurkan ekonomi berbasis syariah yang secara 
meyakinkan terus berkembang, hingga pada masa yang tepat akan terjadi serah 
terima kuasa dengan ikhlas bagi seluruh dunia dan mereka secara 
berbondong-bondong mengakui keutamaan sistem langit. Dari mekanisme alamiah 
tersebut maka saya menyebutnya sebagai hubungan diagram "GRAFIK TERBALIK SISTEM 
EKONOMI IBLIS DAN EKONOMI LANGIT".
      Cuma saya belum tahu dimana saya tentukan titik puncaknya hubungan 
tersebut, karena bisa saja gejala kemerosotan sistem capitalis ini hanya bagian 
rekayasa global dan pada akhirnya mereka akan mencapai puncaknya melalui 
pembebasan keterpurukan dan disebut sebagai pahlawan-pahlawan ekonomi dunia, 
dan kita disebut sebagai teroris yang meruntuhkan ekonomi dunia. Sama-sama 
dipuncak bukan? satunya puncak kejayaan satunya lagi puncak nadir/fitnah.
      Bagi saya perlindungan dan kuasa Allah lah yang terbukti dan teruji mampu 
menghadapi siasat-siasat iblis, bahkan menjerumuskan mereka kepada makar mereka 
sendiri. Jadi baik kepemimpinan managerial perempuan atau laki-laki bukan 
faktor yang mempengaruhi keberlangsungan atau keruntuhan suatu sistem ekonomi 
tetapi laki-laki yang baik dan perempuan yang baik yang akan layak mengemban 
amanat Ilahi, dan perempuan yang buruk dan laki-laki yang buruk yang akan 
meruntuhkan tatanan Ilahi, jadi bukan pada kasus gendernya tetapi pada sifat 
dan akhlaknya.
Wassalamualaikum wr.wb 
 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mira Wijaya Kusuma <la_l...@...> wrote:
>
> 
> Refleksi Diri: Krisis finansial dan perempuan
> 
> Persoalan
> krisis finansial akibat kredit krisis dan hypotheek krisis di Amerika
> membuat kehidupan sosial-ekonomi warga dunia menjadi 
> porak-poranda.Konsekuensinya daya
> beli masyarakat di pasar bebas menurun secara drastis dan warga dunia 
> mengalami bencana kemanusiaan.
> 
> Banyak
> Usaha Penunjang Pertumbuhan Ekonomi Kapitalisme di negara maju maupun
> negara berkembang yang  mengalami proses kebangkrutan. Celakanya lagi
> pihak pemerintahannya pun
> kehilangan akal-budinya untuk menanggulangi krisis ekonomi dalam
> negerinya. 
> 
> Dalam waktu singkat di berbagai negara mengalami
> peningkatan
> kemiskinan, pengangguran massal lantaran pemutusan hubungan kerja dan
> penurunan sarana lapangan kerja. Serangan mendadak krisis ekonomi yang
> menggglobal itu tiba-tiba berubah menjadi malapetaka kemanusiaan.
> 
> Namun ironisnya, kebanyakan orang menganggap bahwa
> krisis finansial ini
> bukanlah disebabkan oleh hukum ekonomi yang dibuat oleh umat manusia
> dalam sistim kapitalisme. Bahkan beberapa ahli ekonomi sibuk mengamati
> soal krisis finansial dikaitkan dengan pengaruh sosial posisi dan peranan 
> perbedaan antar gender. 
> 
> 
> Ada yang menyatakan bahwa kaum laki-laki sangat dominan
> menduduki fungsi-fungsi strategis dunia finansial, sehingga sikap
> "machoism" para top manajer dianggap sebagai sumber malapetaka krisis
> ekonomi. Ada pula yang mengatakan, kalau kaum perempuan turut
> andil berperan dominan sama dengan kaum lelakinya di top fungsi dunia
> finansial, bakalan krisis ini bisa dihindari. Lalu, versi pernyataan
> yang manakah yang bisa kita percayai? 
> 
>  Kalau kita menyimak
> dari sisi relasi antar perbedaan gender dan karakter individu menurut
> tata-krama pergaulan sosial dalam sektor kerja. Kemudian perhatian kita
> akan terpaku pada penilaian dan tugas peranan sosial posisinya antar
> gender, yang
> dikaitkan pada pengaruh lingkungan dan gejala sosial masyarakatnya. 
> 
> 
> 
> Menurut pandangan umum, peranan kaum perempuan dikenal memiliki sifat
> lebih sosial, cenderung lebih berhati-hati dan kurang aggresip dalam
> melakukan tugas-tugas kewajiban pekerjaannya. Sedangkan kaum laki-laki
> dikenal memiliki sifat kebalikannya dengan sifat perempuan. Sehingga
> kaum laki-laki dianggap lebih wajar dan sepantasnya untuk menduduki
> singgasana kekuasaan di sektor politik maupun di sektor ekonomi.
> 
> 
> Penilaian atas perbedaan sifat dan prilaku antar gender di publik
> sektor pun seakan-akan
> sudah menjadi suatu kewajaran di kehidupan keseharian kita. Karena
> gender mengacu pada peran sosial sudah sejak awal kita kenal. Sejarah
> perbedaan gender yang terjadi memang melalui proses sangat panjang.
> Banyak hal yang mempengaruhi terbentuknya perbedaan-perbedaan gender,
> yang kemudian perbedaan-perbedaan tersebut dibentuk, di sosialisasikan,
> diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial dan kultural melalui
> panutan prinsip-prinsip neo-liberal pada sistim ekonomi kapitalisme,
> yang menghalalkan pada hak-hak kebebasan individu.  
> 
>  
> Lalu, bagaimana nasib sosial kehidupan ekonomi sistim kapitalis ini,
> kalau kita hidup dalam struktur pengertian sosial masyarakat Matriarkhi?
> 
> 
> 
> 
> Menurut seorang pengamat antropology, Peggy Reeves Sanday, yang pernah
> melakukan penelitiannya tentang Masyarakat Minangkabau, menyatakan bahwa kaum
> perempuan dalam masyarakat Minangkabau memiliki peranan dominan dan
> berpengaruh peranan status sosialnya di kehidupan masyarakatnya.
> 
> 
> Dari hasil penelitian melalui wawancara Peggy Reeve di Padang,
> digambarkan pula bagaimana kaum perempuan bersikap dan bertindak tapi
> memiliki kuasa penuh dalam mengambil keputusan fungsi strategis dunia
> finansial, yang mengakibatkan banyak kerugian pada posisi kaum lelaki
> dalam status sosial masyarakatnya. 
> 
> Pengaruh karakter individu
> kaum perempuan tersebut, juga dilihat oleh Peggy Reeve ada kaitannya
> pada gejala sosial masyarakatnya. Bahwasanya peranan sosial antar
> perbedaan gender menunjukan adanya pengaruh struktur budaya
> Matriarkhi, biar pun mayoritas penduduknya beragama Islam. 
> 
> Masalahnya,
> warga dunia masih hidup dalam masyarakat kapitalisme, yang menghalalkan
> pada peranan sosial, yang bersandar pada perbedaan antar kelas penguasa
> dan kelas yang dikuasainya. Persoalan gender yang bermakna pada sifat
> atau ciri peran tertentu, dikonstruksi secara sosial, budaya, agama,
> politis, ekonomis dalam waktu dan konteks tertentu
> untuk kepentingan tertentu. 
> 
> Jadi, struktur pandangan umum tersebut buat kita semua sudah bukan
> rahasia umum lagi. Bahwasanya pengaruh karakter individu
> yang dipakai sebagai acuan prinsip neo-liberal tersebut, tentunya
> dikaitkan pada gejala sosial masyarakat kapitalisme, yang
> bersandar pada pengertian standar sosial-budaya masyarakat Patriarkhi,
> yang nyatanya dalam kehidupan kesehariannya kaum perempuan selalu
> berhadapan pada persoalan kasus-kasus yang diskriminatip dan
> ketidak-adilan.
> 
> Sang perempuan atau sang lelaki yang memiliki fungsi
> strategis dunia finansial, yang hidup dalam struktur pengertian sosial 
> masyarakat Matriarkhi akan pula dihadapi
> kasus persoalan yang sama, yaitu peranan dominan atas kepentingan kekuasaan 
> demi kelanggengan sistim ekonomi kapitalisme.  
> 
> MiRa - Amsterdam, 8 Juli 2009
> 
> Sumber:
>  
> 
> Women at the Center  Door Peggy Reeves Sanday, Mita Choudhury
> http://books.google.nl/books?id=yeG9UGz4_08C&dq=peggy+reeves+sanday&printsec=frontcover&source=bl&ots=vqN3PdDLl4&sig=R6f_PYN3BsuljAJ-qoDjgPotYj0&hl=nl&ei=hA5TSr3xForH-Qa14629CA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4
> http://beleggen.blog.nl/amerika/2009/04/20/mannen-grootste-slachtoffer-van-crisis
> http://www.ad.nl/economie/2736684/Macho_medeoorzaak_kredietcrisis.html
> http://managementscope.nl/nieuws/1-bedrijven/deloitte-onderzoek-nederlandse-bedrijven
> http://www.grenzeloos.org/artikel/viewartikel.php/id/1462.html
> http://www.nrc.nl/nieuwsthema/kredietcrisis/article2027978.ece
> 
> Information about KUDETA 65/ Coup d'etat
>  '65, click: http://www.progind.net/   
> http://sastrapembebasan.wordpress.com/
>  
> 
> Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: 
> http://www.progind.net/   
> http://sastrapembebasan.wordpress.com/
>  
> 
> 
>       
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Reply via email to