Jawa Pos
[ Jum'at, 17 Juli 2009 ] 

Golkar Masuk Kabinet, PKS Pasrah 

JAKARTA - Jajaran Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gundah karena kritiknya soal 
manuver Golkar masuk kabinet menjadi blunder. Mereka menegaskan bahwa kritik 
tersebut berangkat dari kesadaran akan pentingnya menguatkan sistem 
presidensial, bukan takut jatah kursi menteri yang menjadi kompensasi berkurang.

"Kami menolak persepsi bahwa PKS takut kehilangan kemewahan dalam koalisi," 
kata Wakil Sekjen DPP PKS Zulkifliemansyah dalam diskusi di pressroom DPR, 
Senayan, kemarin (16/7).

Menurut Zulkifli, PKS menghendaki koalisi didasari nilai-nilai kebersamaan dan 
ketulusan. Itu jauh dari logika oportunisme bagi-bagi kekuasaan. "Alangkah 
indah parpol besar seperti Golkar membawa ide besar untuk memperkuat sis­tem 
presidensial melalui oposisi," tegas dia. 

Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyatakan bahwa PKS tidak per­lu 
resah. Sebab, partai berlogo pohon beringin tersebut ti­dak berada dalam posisi 
meminta atau menyerobot kursi ka­binet jatah PKS. Dia berharap tidak muncul 
kesan bahwa Golkar seolah-olah dilarang berhubungan dengan SBY.

Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menegaskan bahwa presiden terpilih 
memiliki wewenang penuh untuk me­ngambil anggota kabinet dari partai mana pun, 
termasuk par­tai di luar koalisi. Tawaran menteri kepada Golkar, imbuh dia, 
tidak saja diputuskan oleh SBY. Tapi, juga harus ada sikap dari Partai Golkar. 
(pri/agm)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke