90821


Tata langkah dalam berpuasa.







Bismi l-lahi r-rahmani r-rahim.

Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang penting karena mempunyai sasaran yang 
cukup menentukan nilai hidup kita nantinya. Allah SWT telah menyebutkan secara 
jelas sasaran ibadah puasa itu: taqwa. Kita tahu bahwa dengan menjaga mutu 
taqwa ini akan tercapailah akhir hidup yang baik: sebagai muslim, yang ini 
merupakan penentu apakah kita mendapat peluang menikmati kehidupan sorga 
ataukah tidak.

"HAI  ORANG-ORANG  YANG  BERIMAN,  DIWAJIBKAN ATAS  KAMU   BERPUASA   
SEBAGAIMANA  DIWAJIBKAN ATAS  ORANG-ORANG  SEBELUM  KAMU AGAR   KAMU  BERTAKWA" 
    (Surah al-Baqarah [2] ayat 183)

Taqwa itulah yang mampu mendorong kita untuk mau menegakkan shalat ataukah 
tidak, yang shalat ini disebutkan Rasulullah Muhammad SAW merupakan kunci untuk 
masuk sorga!

Keberhasilan untuk mencapai sasaran shalat banyak ditentukan oleh semangat 
pendorong untuk melakukannya. Jika salah pendorongnya, maka arah puasanya pun 
dapat melenceng, sampai-sampai Rasulullah menyebutkan:

"Berapa banyak orang yang berpuasa yang hanya tidak meperoleh apa-apa dari 
puasanya selain lapar dan dahaga."

Untuk menghindari puasa yang sia-sia, maka ibadah puasa  harus kita lakukan 
dengan niat yang benar dan cara yang benar. Kita hindari hal-hal yang 
menghilangkan ataupun mengurangi pahala, kita lakukan kegiatan-kegiatan yang 
jelas berpahala karena wajib ataupun yang disunnahkan. Kita upayakanlah agar 
kita dapat melakukan puasa itu. Semisal kita bepergian, janganlah sejak awal 
sudah tidak berpuasa, tetapi batalkanlah puasa jika memang mendesak, untik 
menghindarkan diri dari kelemahan yang merugikan, sebagaimana Rasulullah 
mencontohkan dalam perjalanannya ke Mekah dari Madinah. Beliau membatalkan 
puasanya di tengah perjalanan. Ketika ada sebagian rombongannya ada yang 
memaksa diri tetap berpuasa, Rasulullah menyebut mereka itu bermaksiyat. 
Rasulullah juga menyalahkan orang yang mau tetap berpuasa dalam perjalanan, 
apalagi kalau sampai dia pingsan dan menyusahkan orang lain. 

Dalam keadaan terpaksa, puasa memang dapat ditinggalkan untuk diganti pada 
kesempatan lain, namun ini bukanlah untuk "bermanja-manja" atas peluang menunda 
puasa. Berupayalaaah untuk tetap berpuasa sampai keadaan memang memaksa. 
Aaaallaaah menegaskan pada akhir ayat 184 surah al-Baqarah [2] :

"... DAN BERPUASA LEBIH  BAIK  BAGIMU JIKA KAMU MENGETAHUI."                    
                   





Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".

========================================





Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
                                    e-mail: tau...@telkom.net 

Jalan Kendangsari Lebar 48 Surabaya    INDONESIA    60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=====================
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW


Kirim email ke