Refleksi : Sangat bagus,  adanya menteri pertanian dari PKS, karena  banyak 
tanah mudah bisa diberikan konsesi guna pertanian bahan makan bagi timur tengah 
yang kekurangan tanah pertanian. :-)

http://www.mediaindonesia.com/read/2009/08/08/92306/3/1/PKS-Dapat-Jatah-Empat-Menteri



PKS Dapat Jatah Empat Menteri 
Selasa, 25 Agustus 2009 20:51 WIB      
Penulis : Maya Puspita Sari

JAKARTA--MI: Fungsionaris PKS Agus Purnomo mengungkapkan PKS diperkirakan 
memperoleh jatah empat kursi di kabinet. Dari jatah tersebut, PKS diantaranya 
mendapat jatah Menteri Komunikasi dan Informasi dan Menteri Pertanian. 

\"Kita kemungkinan dapat 4 kursi, Konon kita dapat Menkominfo dan Mentan,\" 
ujar Agus yang juga anggota Komisi II DPR di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa 
(25/8). 

Ia mengatakan untuk posisi Menkominfo, PKS menempatkan Presiden PKS Tifatul 
Sembiring. Sementara untuk posisi Menteri Pertanian, PKS berencana menempatkan 
Ketua Komisi IV DPR Suswono atau Anton Apriyantono, yang kini menjabat sebagai 
Menteri Pertanian. 

Agus menyatakan, nama-nama untuk posisi menteri dari PKS sudah diberikan sejak 
penandatanganan kontrak politik antara PKS dan Demokrat di Bandung sebelum 
deklarasi. \"Untuk nama sudah hampir fix,\" imbuhnya. 

Posisi lainnya yang disebut-sebut akan diisi oleh kader PKS adalah Menteri 
Riset dan Teknologi dan Menteri Sosial. Terkait jatah kursi menteri tersebut, 
Agus berharap angka empat itu adalah angka yang tetap dan tidak akan dikurangi 
meski PDI Perjuangan dan Partai Golkar disebut-sebut bakal bergabung dengan 
partai pemerintah. 

\"Kalau tiga janganlah. Empat saja, syukur-syukur bisa lima,\" tukasnya. 

Menurut Agus, sikap Demokrat yang menggandeng PDI Perjuangan bisa diterima 
mengingat sejak awal Demokrat dan partai-partai koalisi bercita-cita untuk 
mencapai rekonsiliasi nasional. 

\"Platform PDIP adalah partai nasionalis, jika bergabung dengan Demokrat yang 
berideologi religius dan nasionalis ini menarik. Skema yang baik untuk masa 
depan,\" katanya. 

Bahkan, Agus mengatakan, kalau perlu Demokrat merangkul semua partai, termasuk 
Partai Golkar. Menurutnya, oposisi tidak dikenal dalam sistem presidensial. 
Fraksi-fraksi pemerintah di DPR tetap berhak mengajukan kritik atas kebijakan 
pemerintah. 

\"Dalam sistem presidensial, oposisi tidak wajib. Fraksi-fraksi bisa tetap 
mengajukan kritik, beda dengan parlementarian dimana oposisi vis avis dengan 
pemerintah,\" tukasnya. (MP/OL-06)

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke