--- On Sat, 9/12/09, Facebook <notification+oldzz...@facebookmail.com> wrote:
From: Facebook <notification+oldzz...@facebookmail.com> Subject: TOLAK PEMBAKARAN BUKU sent you a message on Facebook... To: "MiRa Wijaya Kusuma" <la_l...@yahoo.com> Date: Saturday, September 12, 2009, 10:22 PM Diana Av Sasa sent a message to the members of TOLAK PEMBAKARAN BUKU. -------------------- Subject: Up date Berita terbaru seputar pembakaran buku (1) Front Anti Komunis Membakar Buku Revolusi Agustus di Jawa Pos Pada akhirnya, Front Anti Komunis, Peguyuban Keluarga Korban Pemberontakan PKI 1948 Madiun, Centre For Indonesian Communities Studies (CICS), Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur, Front Pemuda Islam Surabaya (FPIS), dan MUI Jawa Timur benar-benar mendatangi kantor redaksi Jawa Pos di Surabaya. Dan, buku Soemarsono, Revolusi Agustus, dibakar di depan kantor redaksi itu. Catat ini: DIBAKAR! DIBAKAR! DIBAKAR! Baca http://indonesiabuku.com/?p=1505 (2) Arukat Djaswadi: “Kami bakar buku Soemarsono karena kecewa berat” Bertepatan dengan Hari Aksara Internasional, Trijaya FM Surabaya 104.7 FM (8/9) pada pukul 8 pagi menurunkan perbincangan soal pembakaran buku. Tampil sebagai narasumber adalah Ketua Centre For Indonesian Communities Studies (CICS) Surabaya Arukat Djaswadi dan Redaktur Pelaksana Indonesia Buku Sektor Surabaya Diana AV Sasa. Selengkapnya http://indonesiabuku.com/?p=1610 (3) Prof Aminuddin Kasdi Menjawab Salah seorang tokoh yang ikut berdemonstrasi adalah Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Profesor Aminuddin Kasdi. Dia menjadi salah seorang tokoh yang bersuara paling lantang yang menyebut tulisan di Jawa Pos sebagai upaya ”memutarbalikkan sejarah”. Berikut petikan wawancara kontributor Indonesia Buku Eri Irawan dengan Aminuddin Kasdi (AK), Senin (7/9/2009). Baca: http://indonesiabuku.com/?p=1597 (4)Surat Terbuka untuk Prov. Aminuddin Kasdi Oleh Zen RS Sungguh saya tidak habis pikir seorang guru besar sejarah seperti Sampeyan bisa-bisanya ngomong begini: “Sejarah memang versinya yang menang. Lha, gimana, kalah kok njaluk sejarah!” Prof. Aminuddin Kasdi, sampeyan pasti tahu itu parafrase yang sudah nyaris menjadi klise, sekaligus sindiran yang tajam pada narasi sejarah yang dianggap selalu memberi porsi besar pada para “pemenang” dan mengabaikan para “pecundang”, tak peduli ia punya peranan besar atau kecil sekali pun. Baca http://indonesiabuku.com/?p=1576 (5)Bakar Buku Lecehkan Penulis Sekitar 30 aktivis menggelar aksi kekecewaan atas insiden pembakaran buku, 2 September lalu. Aksi di Taman Apsari, depan Gedung Grahadi itu, diwujudkan dengan orasi dan pembacaan buku bersama-sama. Puluhan anak muda yang terdiri atas seniman, penerbit, penulis, serta aktivis LSM tersebut menamakan diri Masyarakat Pencinta Buku (MPB). Mereka beraksi sebagai bentuk kekecewaan atas pembakaran buku testimonial Soemarsono yang berjudul Revolusi Agustus, Kesaksian Pelaku Sejarah. Pembakaran buku itu dilakukan oleh Front Anti-Komunis (FAK) di depan kantor Jawa Pos, Rabu (2/9). Baca: http://indonesiabuku.com/?p=1613 -------------------- Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]