Tentu kita telah mengetahui bhw byk pihak yg gemar skl dlm melecehkan dan 
menyerang Islam, dgn berbagai macam caranya yg batil, dan salah satunya skrg 
adalah dgn mengkutip hadits shahih riwayat Bukhari Muslim. Hadits tsb dikutip 
lengkap dgn perawi dan sanadnya, namun pahamilah terlbh dahulu bagaimana 
matannya, krn hadits2 tsb telah sedikit diubah isinya. 

Dan tulisan saya ini hanyalah usaha saya utk mencoba memberi ulasan kpd salah 1 
umat Islam yg Ingkar Sunnah, namun saat ini blm berhasil. Smg suatu saat nanti 
hidayah Allah akan membukakan hatinya, insya Allah, amiin..




Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: Alexander Edbert <alexander_edber...@yahoo.com>
Date: Fri, 28 Aug 2009 02:02:55 
To: <hakeka...@yahoogroups.com>
Subject: [hakekatku] Sunah Rasulullah - Buat sdr Deepalone

Alasan yang mendasari mengapa umat
Islam harus jg berpegang pada Hadits, sbnrnya sdh cukup jelas dgn penjelasan dr
mas Abbas. Penjelasan saya skrg inipun sifatnya hanya melengkapinya saja. Saya
harap mas Deepalone dpt membaca dan merenungkannya dgn baik, insya Allah dgn
begitu akan dpt mendatangkan manfaat.
Mas Deep sbg seorang muslim,
tentunya telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Kalimat persaksian yg kedua
adalah persaksian bhw Muhammad saw adalah rasul (utusan) Allah. Bila blm, maka
mas Deep bukanlah seorg muslim.
Dgn persaksian itu, maka mas Deep
seharusnya mengakui bahwa Muhammad Saw sbg seorang utusan Allah, mempunyai
tugas untuk menyampaikan risalah dr Allah, dan dlm menyampaikannya ini perlu
ditunjukkan pula langkah2 konkritnya agar bs digunakan sbg role model (uswatun
hasanah) bagi umatnya dlm menjalankan ibadah. 
Tentunya mas Deep mengetahui pula
bhw di dlm byk hal, Al-Qur’an hanya memuat ttg “Undang2” saja, Rasulullah-lah
yg kemudian mencontohkan serta mengajarkan bagaimana pelaksanaannya dlm
kehidupan kita sehari-hari.
Mas Deep, ada 2 syarat utama agar amal ibadah itu
diterima Allah, bila tidak memenuhi 2 hal ini, maka amalannya tidak akan sampai
kpd Allah, aplg diterima Allah.:
1.      Dilakukan dgn niat ikhlas, hanya karena
Allah Ta’ala
2.      Dilakukan dgn syariat yg telah dicontohkan
dan diajarkan oleh nabi/rasulNya
Ad. 1.Bila mas Deep
beramal ibadah, tp dilakukan tdk dgn niat sm sekali, atau dgn niat krn tuhan
selain Allah, atau diniatkan krn manusia (utk mendapat pengakuan atau pujian),
dlsb. Maka amalan mas Deep itu tdk akan sampai kpd Allah. Hny bermanfaat di
dunia saja.
Ad. 2.Di dunia
ini, hanya ada 2 syariat yang datang dari Allah, yaitu syariat dlm Taurat dan
syariat dlm Al-Qur’an. Kitab suci Zabur (Mazmur) dan Injil, tidak membawa
syariat baru. Untuk itulah maka Yesus adalah utusan Allah yg taat pd hukum
Taurat. Kitab suci Injil hanya menggenapi kitab suci Taurat. Meski terdapat
persamaannya (krn dari Sumber yg sama) namun hukum Taurat berbeda skl dgn hukum
Al-Qur’an yg dirisalahkan oleh Rasulullah. Sbg petunjuk bhw Sumbernya sama,
adalah bhw di dlm kitab suci Taurat-pun disebutkan bhw Tuhan adalah Esa, dan
sekaligus menubuatkan tentang kedatangan Rasulullah. Dgn telah diutusnya 
Rasulullah,
maka syariat yg berlaku hanyalah syariat yg dicontohkan dan diajarkan oleh 
Rasulullah
Muhammad Saw. Siapapun dia, bila telah mengetahui kedatangan Rasulullah tp 
beramal
ibadah tidak sesuai dgn syariat dr Rasulullah, maka dapat dipastikan bhw amal
ibadahnya tsb kelak hanya akan spt fatamorgana saja, tidak ada bekasnya sm skl.
Untuk mengetahui spt apa syariat tsb, maka kitab mulia Al-Qur’an dan Hadits-lah
yg menjadi pegangannya.
Laqad kāna lakum fī rasūlillāhi uswatun hasanatun li mang kāna
yarjullāha wal yaumil ākhira wa dzakarallāha katsīrā (QS. Al-Ahzab: 21).
Sungguh telah ada bagi kalian pada Rasulullah teladan yang
baik, (yaitu) bagi orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan hari
akhirat serta banyak mengingat Allah. (QS.
Al-Ahzab: 21)
Laqad kāna lakum fī rasūlillāhi uswatun hasanatun = (sungguh
telah ada bagi kalian pada Rasulullah teladan yang baik), yakni sunnah yang
baik.
Li mang kāna yarjullāha= [yaitu] bagi orang
yang mengharapkan pertemuan dengan Allah), yakni bagi orang yang mengharapkan
kemuliaan dari Allah Ta‘ala dan Pahala-Nya.
Wal yaumil ākhira= (dan hari
akhirat), yakni takut terhadap azab akhirat.
Wa dzakarallāha katsīrā= (serta banyak
mengingat Allah) dengan lisan dan qalbunya. 
Jd, Rasulullah itu adalah role model
(suri teladan) bagi seluruh umat Islam, dan untuk bisa meneladaninya, maka
Hadits-lah yg menjadi sumber pengetahuannya. Bagaimana tata cara shalat; zakat;
puasa; haji (ibadah2 wajib) yg benar, yg sesuai dgn kehendak Allah, maka kita
dpt mencontoh spt yg telah Rasulullah lakukan dan ajarkan. Begitu pula tata
cara ibadah2 sunah, spt shalat malam; puasa sunah; adab bermasyarakat dan
bertetangga; adab berperang; adab thd sesama umat Islam dan non Islam, adab
saat makan, dll, maka Rasulullah adalah role modelnya. Hal2 yg ghaib, baik yg
akan terjadi di dunia ini maupun yg akan terjadi di akherat kelak, maka dr
Hadits2lah sumber pengetahuannya.
Bila mas Deep tdk
mempercayai Hadits, bagaimana mas Deep, sbg seorg manusia yg merindukan
pertemuannya dgn Allah, bs menjalankan ibadahnya dgn baik dan benar? 
Al-Qur’an adalah kitab yang 100%
baik dan lurus, final dan dijamin Allah akan abadi, namun tidak demikian dgn
Hadits. Hadits ada tingkatan2 kebenarannya dan tidak abadi. Dengan berjalannya
waktu, sepeninggal Rasulullah, banyak muncul Hadits2 yg lemah dan palsu. 
Dlm buku Show
Us The Straight Path, saya juga menyinggung sedikit ttg macam2 Hadits.
Berikut sedikit kutipannya:
Hadits dapat ditelusuri berdasarkan perawinya (yang
menceritakan), sanadnya (sandaran) dan matannya (teks). Dari segi perawinya,
hadits dibagi menjadi hadits yang mutawatir, masyhur, dan ahad. Dari segi 
sanadnya, hadits dibagi menjadi hadits yang sahih,
hasan dan dlaif. Sedangkan matannya dapat dikaji dari segi kefasihan bahasanya,
mengandung kejanggalan atau tidak, segi kelayakan dan kesopanannya,
kebaikannya, dll.Untuk dapat mempelajari dan
mengerti tentang hadits dengan benar dan baik, maka diperlukan suatu ilmu
tersendiri. Umat Islam mengenal enam kitab kumpulan hadits yang menjadi
rujukan. Keenam kitab kumpulan hadits tersebut dinamakan Enam Kitab (al-Kutub
as-Sihhah), yaitu: (1) Sahih al-Bukhari, (2) Sahih Muslim, (3) Abi Dawud, (4)
At –Tirmidzi, (5) An-Nasa’i, dan (6) Ibn Majah.
Dari seluruh Hadits yg ada, tidak
seluruhnya adalah benar 100% dan final. Hanya sebagian Hadits saja yang benar
100% dan final. Bahkan dgn riwayat Bukhari Muslim-pun tidak bs kita
menganggapnya sbg Hadits yg benar semua 100%. Tentu tidak dgn serta merta saya
membenarkan atau menyangkalnya. Dari semua jenis Hadits yg ada, maka Hadits
Qudsi (Qathi) yg berisi firman2 Allah, adalah Hadits yg paling terpercaya.
Bila mas Deep tidak mau
menerima Hadits, apakah Hadits Qudsi-pun mas Deep jg tidak mau percaya dan
menerimanya?
Berikut saya kutip sebuah ayat mulia
yg menggambarkan Rasulullah laksana sebuah cahaya, cahaya dari Allah: 
Ya ahlal kitābi qad jā-akum rasūlunā yubayyinu lakum katsīram
mimmā kuηtum tukhfūna minal kitābi wa ya‘fū ‘ang katsīr qad jā-akum minallāhi 
nūrun  wa kitābum mubīn. (QS. Al-Maaidah: 15)
Hai ahli kitab, sungguh telah datang kepada kalian Rasul
Kami, menjelaskan kepadakalian banyak dari isi al-Kitab yang kalian 
tutup-tutupi,
dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sungguh telah datang kepada kalian cahaya 
dari Allah dan kitab yang
menerangkan. (QS. Al-Maaidah: 15)
Yg dimaksud dgn Minallāhi nūrun (cahaya
dari Allah) dlm ayat tsb adalah Rasulullah,  Muhammad Saw. Skrg, marilah kita 
lihat spt apa karakteristik cahaya:
1.   Cahaya itu akan menyinari seluruh tempat
tanpa membeda-bedakan. Artinya Rasulullah membawa ajaran untuk seluruh umat
manusia
2.    Bila ada yg tidak kena sinarnya, maka
artinya orang itu telah memilih tempat yg salah. Mungkin krn ia sengaja 
menghindar,
atau senang dgn kegelapan.
3.     Sinarnya mempunyai efek yg memantul, shg
meski ada orang yg sdg berada di kegelapan namun tiba2 bs mendapatkan
sinar  krn pantulan cahayanya itu,
artinya taufik dan hidayah bs menghampiri siapa saja tanpa pernah direncanakan
sblmnya
4.    Cahaya akan terserap dgn melihat
bahan/materi yg menerima sinarnya. Semakin baik bahan/materinya, maka akan
semakin baik pula menyerapnya. Artinya, ajaran Rasulullah akan semakin baik
terserap pd orang yg memiliki akhlak yg terpuji (akhlakul karimah).  
Dlm Alkitab PL (Ulangan 33: 2), cahaya
dr Allah itu jg disebutkan:
Berkatalah ia: "TUHAN datang dari Sinai
dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran 
dan datang dari tengah-tengah
puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api
yang menyala. (Ula  33: 2)
 

Ejaan yg seharusnya dari kata
“Paran” yang tercantum di dalam Alkitab PL adalah “Pharran” yang dlm bahasa
Arab berarti “dua orang yang lari” atau “dua orang pelarian”. Yang dimaksud dgn
dua orang ini adalah nabi Ismail as dan ibunya Hajar (Hagar), yang disuruh
pergi oleh Sarah. Nama Pharran ini dinisbahkan kpd mereka berdua yang kelak
menjadi nenek moyang bangsa Arab. 
Nama Pharran ini kemudian berubah
namanya menjadi Nur (Cahaya). Jd, gunung Pharran adalah gunung yang kita kenal
sekarang dgn nama Jabal Nur yang berarti gunung cahaya. Gua Hira, tempat
turunnya Al-Qur’an utk pertama kali, letaknya dekat puncak gunung ini. 
Demikian sedikit ulasan dr saya, smg
mas Deepalone dpt mengambil manfaatnya. Bila ada lebih dan/atau kurangnya mohon
dimaafkan.
 
Sincerely,
AEC


      


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke