Skandal Hukum?

9 Nopember 2009 10:22:17

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri



Luar biasa. Ada yang mengelus dada, menahan perasaan. Astaghfirullah. Ada
yang geleng-geleng kepala, tak percaya. MasyaAllah. Itulah kira-kira reaksi
orang-orang Indonesia yang waras saat mendengarkan rekaman telpon yang
diputar dalam sidang MK.



Terdengar suara seorang cukong yang begitu ‘berwibawa’ terhadap beberapa
orang yang diduga uknum-uknum aparat penegak hukum. Juga suara sang cukong
dengan perempuan yang diduga isterinya sedang membicarakan tokoh-tokoh yang
diduga pejabat tinggi. Anggaran yang diduga suap dibicarakan begitu rupa
seolah-olah komunikasi perniagaan. Tawar-menawar untuk melecehkan hukum
berlangsung laiknya dagang sapi. Terdengar percakapan yang benar-benar
menjijikkan.


Walhasil saya benar-benar terguncang. Saya ingin tidak mempercayai apa yang
saya dengar. Sakit sekali rasanya mendengar hukum di negeri ini dipermainkan
seperti itu. Sakit sekali rasanya mendengar orang-orang yang dipercaya
membawa amanat, begitu mudah mempersetankan kepercayaan rakyat.


Inilah skandal penegakan –maksud saya pelecehan-- hukum yang luar biasa
memalukan. Atau sebenarnya ini sudah lazim; hanya saja baru sekarang publik
mengetahuinya. Anggodo atau Anggoro hanyalah satu dari sekian banyak cukong
penguasa uknum-uknum pejabat miskin negeri ini. Kita jadi tidak heran
sekarang, mengapa Edy Tansil dan maling-maling kakap lainnya sering kabur
atau tak karuan urusannya. Ternyata diduga banyak sekali uknum penegak hukum
yang benar-benar miskin sekaligus tamak.


Terus terang saja, semula saya kurang setuju dengan pemutaran rekaman itu.
Namun mendengar rekaman yang begitu dahsyat, saya jadi kepingin mendengar
terus rekaman-rekaman serupa yang jangan-jangan lebih dahsyat lagi tentang
cecunguk–cecunguk republik ini.


Saya membayangkan alangkah shocknya presiden SBY mendengar rekaman yang
menggambarkan dengan gamblang kebobrokan bagian paling penting dalam
kehidupan penegakan hukum Negara yang dipimpinnya. Lalu saya menghayal,
setelah mendengarkan itu, presiden langsung bertindak tegas; mencanangkan
pembersihan dan penataan kehidupan hukum sebagai prioritas perhatian 100
harinya. Menindak tegas uknum-uknum yang diduga terlibat dalam
persekongkolan pelecehan hukum, termasuk yang mencatut namanya.


Kalangan Kejaksaan dan Polri saya bayangkan malu sekali mendengar lembaga
mereka dijadikan bahan tertawaan dan permainan cukong; uknum-uknum pejabat
mereka ketahuan sangat miskin dan tamak. Lalu saya hayalkan mereka
masing-masing dengan penuh amanah, mengambil kebijaksanaan dan bertindak
tegas melakukan pembersihan serta penataan dilembaga masing-masing.
Membebaskan Bibit dan Chandra. Memecat mereka yang telah dan akan mencoreng
nama baik lembaga-lembaga mereka sekaligus Negara mereka.


Khusus Polri, mengingat kesuksesan Densus 88 yang terbukti telah berhasil
dengan gemilang memburu dan menumpas teroris; saya berpikir mengapa tidak
dibentuk Densus lain –Densus 99 atau apa namanya—yang bertugas khusus
memburu dan menumpas koruptor. Soalnya madharat dan kerusakan yang
diakibatkan oleh ulah koruptor tidak kalah hebat dibanding yang diakibatkan
oleh teroris. Apalagi korupsi seperti terkesan dari rekaman KPK , sepertinya
sudah merupakan hal yang lazim dan ini tidak hanya terjadi di pusat.


Bila disepakati, Densus ini unsur-unsurnya bisa terdiri dari KPK,
Kepolisian, dan Kejaksaan. Dengan demikian tidak akan ada persaingan di
antara lembaga-lembaga tersebut seperti yang terkesan selama ini.


Diterima atau tidak usul saya itu, yang penting korupsi harus benar-benar
diperangi . Tidak hanya dalam wacana belaka. Kalau tidak, saya khawatir
dengan negeri yang rentan musibah ini akan menjadi lebih parah lagi.



KH. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar Raudlatut
Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke