http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?ses=&id=694

10 Nopember 2009 08:46:36





Demo di Abe, Diwarnai Ketegangan






Desak Penambangan Emas di Paniai Ditutup


JAYAPURA-Sekitar seratusan massa yang menamakan diri Solidaritas Penyelamatan 
Tanah, Hutan dan Orang Asli Papua (Setahap) menggelar aksi demo di pinggir 
jalan raya depan pertokoan dekat lampu merah Abepura, Kota Jayapura, Senin 
(9/11) kemarin. 


Dalam aksinaya, mereka membentangkan berbagai spanduk dan poster yang pada 
intinya berisi penolakan terhadap penyalahgunaan sumber daya alam Papua serta 
mendesak pihak-pihak yang telah mengeksploitasi hasil alam Papua agar ditinjau 
kembali izin pengoperasiannya. 


Demo yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIT ini sempat diwarnai ketegangan antara 
pendemo dengan aparat kepolisian, pasalnya para pendemo memaksa untuk 
melanjutkan aksi demo itu ke DPR Papua, namun polisi tidak memberikan izin 
sebab mereka memang tidak mempunyai izin dari kepolisian untuk melakukan demo.


Karena tidak diizinkan, maka para pendemo pun berupaya melakukan protes kepada 
aparat. Setelah dilakukan negosiasi, para pendemo itu akhirnya melakukan 
orasinya di depan pertokoan dekat lampu merah Abepura atau depan Kantor Pos 
Abepura.


Dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh Koordinator Lapangan Dominikus 
Sorabut, mereka mendesak Gubernur Papua segera menutup penambangan emas liar di 
Degeuwo Suku Wolani Desa Namowodide Distrik Bogobalda Kabupaten Paniai, karena 
kepemilikan penambangan emas liar adalah kolaborasi antara pengusaha besar dan 
dan penguasa negeri ini yang berwatak kapitalis.


Pendemo memberikan batas kepada Gubernur Papua untuk melakukan penutupan 
penambangan emas liar di Degeuwo selama satu bulan ke depan. "Kalau tidak, maka 
akan terjadi konflik pertumpahan darah," ancam mereka.


Massa juga mendesak pemerintah Indonesia segera bebaskan 7 orang warga sipil 
Suku Amungme yang sedang ditahan di rumah tahanan Polres Mimika, yang dituduh 
sebagai pelaku penembakan warga negara Australia. 


Selanjutnya massa mendesak Polda Papua segera mengungkap siapa pelaku 
penembakan warga negara Australia yang adalah karyawan PT Freepot Indonesia Mr. 
Drew Nicholas Grant. "Pemerintah Indonesia, Gubernur Papua, DPR Papua dan 
Manajemen PT Freepot harus segera membuka diri terhadap masalah yang 
sesungguhnya yaitu bisnis ekonomi politik yang terjadi di area PT Freepot 
melalui mekanisme dialog," tandasnya.
Mereka juga meminta Gubernur Papua dan DPR Papua harus mengakui identitas, 
otoritas dan hak-hak dasar rakyat Papua dalam rangka menyelamatkan tanah, hutan 
dan orang asli Papua.


Setelah membacakan pernyataan sikap, para perwakilan dari beberapa aliansi 
menandatangani pernyataan sikap tersebut yang nantinya akan di sampaikan oleh 
wakil pendemo ke DPR Papua.


Kapolsekta Abepura AKP Yafit Karafir didampingi Kanit Reskrim Ipda L 
Simanjuntak SH mengatakan, aksi demo tersebut tidak mempunyai izin dari pihak 
kepolisian sehingga aparat kepolisian Polsekta Abepura yang di back up Brimob 
dan Dalmas Polresta Jayapura menjaga para pendemo tersebut agar tidak melakukan 
aksinya ke DPR Papua.
Namun setelah bernegosiasi dengan koordinator pendemo, maka aksi demo hanya 
dilakukan di depan Kantor Pos Abepura dan setelah itu perwakilan dari para 
pendemo menyampaikan pernyataan sikap mereka ke DPR Papua. 


Selanjutnya, massa pendemo yang sempat menyita perhatian masyarakat ini 
membubarkan diri, sedangkan beberapa perwakilan pendemo menuju ke DPR Papua. 
Dari pantauan Cenderawasih Pos, mereka tiba di halaman Kantor DPR Papua sekitar 
pukul 14.30 WIT. Mereka langsung membentangkan spanduk yang sudah dipersiapkan. 
Sambil membentangkan spanduk para pendemo juga melakukan orasi yang meminta 
supaya Ketua DPR Papua, Drs. John Ibo, MM keluar dan menerima mereka. Namun 
sayangnya Ketua DPR Papua dan beberapa wakil ketua tidak berada di tempat dan 
sedang tugas keluar kota. 


Meskipun beberapa pimpinan DPR Papua tidak berada di tempat, ternyata tidak 
mengurungkan niat mereka untuk tetap melakukan orasi. Bahkan secara bergantian 
mereka menyerukan supaya anggota DPR Papua yang berada di gedung dewan 
terhormat tersebut keluar untuk mendengarkan aspirasi mereka. 


Namun hingga sekitar setengah jam melakukan orasi, anggota dewan tidak satupun 
yang mau keluar untuk menemui mereka. Akhirnya perwakilan pendemo masuk untuk 
menemui anggota DPR Papua didampingi Kabag Ops Polresta Jayapura, Kasat Samapta 
Polresta Jayapura dan beberapa anggota Dalmas.


"Setelah perwakilan pendemo masuk dan mau bertemu unsur pimpinan DPR Papua 
ternyata tidak berada di tempat, saya memberikan pengertian kepada mereka untuk 
bisa membubarkan diri dengan tertib dan tidak mengganggu aktivitas lainnya di 
DPR Papua," ungkap Kabag Ops Polresta Jayapura, AKP. D.Rumaropen kepada 
Cenderawasih Pos.


Namun upaya negosiasi yang dilakukan pihak kepolisian tidak mematahkan semangat 
pendemo untuk menunggu anggota dewan. "Kami tetap akan menunggu anggota dewan 
untuk menemui kami dan kami akan menyampaikan aspirasi kami," kata Dominikus 
Sorabut.
Setelah menunggu lama, akhirnya aspirasi tersebut disampaikan ke DPRP dan 
kemudian pendemo membubarkan dengan tertib. (dni/jop/nal/fud) 
(scorpions)


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to