terus....??

--- On Wed, 11/18/09, sunny <am...@tele2.se> wrote:

From: sunny <am...@tele2.se>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Seks Bebas dan Aborsi di Indonesia bagaimana 
?
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wednesday, November 18, 2009, 6:35 AM







 



  


    
      
      
      Sex adalah expresi dari kebutuhan biologis.



----- Original Message ----- 

  From: aishayasmina2002 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

  Sent: Wednesday, November 18, 2009 12:06 AM

  Subject: [wanita-muslimah] Re: Seks Bebas dan Aborsi di Indonesia bagaimana ?



Yang saya tahu dalam Islam itu memang diakui bahwa manusia punya kebutuhan 
biologis (bukan hanya seks saja, tapi misalnya kebutuhan makan minum), 
kebutuhan2 tsb tidak dimatikan sehingga tidak ada aturan gak boleh nikah, apa 
mba Lina istilahnya, selibat ya?



Kembali ke Islam, kebutuhan biologis itu diatur. Nafsu seks (atau hasrat seks?) 
atau makan itu jangan diumbar. Makan sesuka hati, berlebihan kan buruk untuk 
kesehatan. Seks yang diumbar sesuka hati, kapan saja dan dengan siapa saja 
sesuka hati juga akan jelek akibatnya, jangan lupa bahwa setiap hubungan seks 
karena ada fungsi reproduksinya, bisa saja terjadi kehamilan (betul begini mas 
Donnie?):)



Nah, jika terjadi kehamilan sementara seorang wanita melakukan free sex, seks 
di luar nikah dengan beberapa laki-laki, apakah dia bisa tahu bayi di rahimnya 
itu anak siapa jika dia hamil? lalu jika seorang laki-laki melakukan free sex 
dan kebetulan wanita2 teman-teman ber-free sex ini hamil, artinya anak2 yang 
akan lahir nantinya itu sebenarnya satu ayah, siapa yang tahu kalau nanti anak2 
ini setelah dewasa menikah, eh ternyata saudara seayahnya, atau mungkin saja 
terjadi si ayah ini karena suka sekali free sex, ketemu gadis muda dan 
melakukan seks suka sama suka, ternyata anak yang lahir dari hasil free sex-nya 
dulu, incest! Jadi dalam Islam ada aturan nikah itu supaya jelas nasab, 
keturunan siapa seorang anak itu. Manusia bukan binatang yang sesuka hati bisa 
melakukan hubungan seks dengan siapa saja hanya atas dasar suka sama suka, 
termasuk dengan keluarganya, misal dengan ibu atau neneknya.



Ada kewajiban puasa selama sebulan atau puasa2 sunat lainnya seperti puasa 
senin kamis, puasa nabi Daud, dll. Ada waktu tertentu dalam satu hari selama 
puasa itu orang tidak boleh makan minum dan melakukan hubungan seks walaupun 
diikat tali pernikahan. Disini manusia dilatih, jangan makan sesuka hati 
walaupun makanan itu milik sendiri, apalagi jika makan milik orang lain. Dalam 
puasa terkandung latihan untuk menahan diri, untuk makan minum dan seks 
walaupun semuanya itu halal (makanan milik sendiri, pasangan nikah), jika 
latihan ini berjalan baik, tentunya orang tidak sembarangan untuk korupsi, 
mencuri untuk memenuhi makan minumnya, juga tidak sembarangan selingkuh atau 
free sex, salurkan nafsu makan minum dan seks sesuai dengan aturan,untuk 
kebaikan manusia.



Kasus pelacuran, selingkuh, poligami sambil nikah siri sembunyi2 itu kan karena 
mereka tidak terlatih untuk menahan diri, puasa2 sih puasa sebulan setiap tahun 
tapi keinginan melakukan hubungan seks di luar nikah dengan 1 istri begitu 
kuat, ada lubang2 dalam aturan pernikahan untuk berpoligami walaupun dengan 
aturan ketat misalnya ijin istri, dll, diterobos dengan nikah siri atau main 
dengan PSK.



salam

  AY

  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, "sunny" <am...@...> wrote:

  >

  > Aisha nan pahit eh asam manis :-)

  > 

  > Sex adalah kebutuhan bilogis untuk reproduksi. Apakah hubungan sex mesti 
dengan nikah? 

  > 

  > Apakah mereka yang berpoligami itu tidak mencicip sebelum menikah? Selain 
itu kalau "mesti" nikah berarti tidak ada klub-klub lampu merah di NKRI dan 
juga bapak-bapak tidak main serong

  > 

  > Wass



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  






      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke