*IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita*

*Minggu, 22 November 2009*

*--------------------------------------------------------------*


*Di KITLV – Ceramah David REEVE*

*Sekitar Sejarawan Indonesia ONG HOK HAM *


Kemis pekan lalu, bergegas-gegas kami – Cisca Pattipilohy dan aku -- 
jalan kaki dari stasiun Leiden Centraal, menuju Reuvenplaats 2, gedung 
KITLV. Meski sudah manula, masih mampu juga kami jalan-cepat selama 20 
menit. Ceramah mantan menlu RI Hasan Wirayuda, mengenai politik 
luarnegeri RI, pada acara pertama tidak kami hadiri. Kami lebih tertarik 
pada acara kedua: Ceramah pakar Australia David Reeve.


Apalagi diskusinya dipandu oleh pakar KITLV Gerry van Klinken. Senang 
mengikuti diskusi yang dipandu Gerry. Karena berjalan lancar dan 
efisien. Baik mengenai jalannya diskusi maupun tentang waktunya.


* * *


Reeve adalah seorang peneliti dan penulis. Ketika memperkenalkan dirinya 
kepadaku, begini bunyi e-mail D. Reeeve:


Dear Pak Ibrahim, 'Ini David Reeve dari Sydney, Australia, mantan dosen 
studi kawasan Indonesia di UNSW. Saya sedang menulis biografi *ONG HOK 
HAM* (1933 – 2007), teman lama saya dari tahun 70-an. Apakah bapak juga 
kenal dengan pak Ong?'


David Reeve membawakan topik yang menarik: *Becoming Indonesian: The 
painful journey of Ong Hok Ham. *David menjelaskan berulang kali, betapa 
sulitnya dari seorang turunan Tionghoa yang berpendidikan Belanda (di 
rumah keluarganya berbahasa Belanda), mengalami zaman pendudukan Jepang 
yang menjungkir balikkan segala sesuatu yang Belanda. Kemudian setelah 
kemenangan Sekutu atas Jepang, semula mengharapkan kembalinya kekuasaan 
kolonial Belanda, – – – – Tetapi, yang muncul adalah Proklamasi 
Kemerdekaan Republik Indonesia dan perang kemerdekaan. -- Tokh Ong Hok 
Ham berbulat tekad MENJADI ORANG INDONESIA. Karena itulah tanah tumpah 
darah yang amat dicintainya.


Sehingga tidak jarang kedengaran, ucapan dan komentar orang yang 
mengenalnya: Ong Hok Ham lebih Indonesia dari orang pribumi. Ong Hok Ham 
lebih Jawa dari orang Jawa. Begitu keras semangat ke-Inonesiannya, dan 
komitmennya pada tanah air yang menyala-nyala di dada warga RI turunan 
Tionghoa yang satu ini. Meskipun barulah ketika ia mencapai umur 20-an, 
ia mulai bisa berbahasa Indonesia. Orang yang pernah melihat foto Ong 
Hok Ham masih muda belia, pakai sarung plekat serta mengenakan 
songkok-peci hitam, sebagai sesuatu yang wajar dari Ong.


Mari kita ikuti apa kata David Reeve mengenai Ong Hok Ham a.l sbb : 
Adalah jarang terjadi, orang Indonesia keturunan Tionghoa menjadi 
intelektual. Dianggap bahwa mereka-mereka itu hanya menaruh perhatian 
pada bisnis saja. Lebih mengherankan lagi, On Hok Ham menjadi seorang 
pakar di bidang sejarah Indonesia. / /Ia menulis sepenuhnya membawakan 
suara Indonesia. Ong Hok Ham adalah salah seorang keturunan Tionghoa 
yang menjadi akhli dalam sejarah Indonesia. Ia menjadi salah seorang 
keturunan Tionghoa yang dijadikan teladan (sebagai warganegara 
Indonesia), sejajar dengan Arief Budiman, Soe Hok Gie, The Kian Wie, 
Kwik Kian Gie, dan Teguh Karya.


* * *


Setelah mengikuti kuliah di UI (Fakultas Hukum) beberapa waktu, Ong Hok 
Ham meneruskan studinya di Yale University, USA (1978 – 1975). Di situ 
dengan desertasi berjudul /*"The Residency of Madiun: Priyayi and 
Peasant in the Nineteenth Century"*/*,* Ong Hok Ham meraih gelar 
PhD-nya. Ong banyak menulis tentang sejarah zaman kolonial Indonesia, 
masyarakat Jawa, kekuasaan dan legitimitas, sejarah ekonomi Indonesia, 
keturunan Tionghoa dll.


Ia dianggap sejarawan terkenal dalam tahun 1980-an dan 1990-an yang 
banyak menulis di s.k. Kompas, mingguan Tempo dan berkala Prisma. Salah 
satu bukunya yang merupakan kompilasi tulisan-tulisannya di mingguan 
Tempo, diterbitkan dengan judul /*"Wahyu yang Hilang, Negeri yang 
Guncang"*/* .*


Ong Hok Ham menulis banyak buku lainnya. Antara lain: koleksi esay 
berjudul *'Runtuhnya Hindia Belanda'*, '*' Negara dan Rakyat'* dan 
*'Dari Soal Priyai sampai* *Nyi Blorong, Refleksi Historis Nusantara'*. 
Koleksi lainnya ialah yang diterbitkan dalam bahasa Inggris adalah yang 
berjudul *'The Thugs, The Curtain Thief, and The Sugar Lord',* 
bersangkutan dengan kekuasaan, politik dan budaya di Jawa zaman 
kolonial. Lalu a.l. Buku-buku selanjutnya yang ditulisnya: '*Anti Cina, 
Kapitalisme Cina dan Gerakan Cina', 'Sejarah Etnis Cina di Indonesia'; 
dan 'Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa'.*


Dalam tahun 1989 Ong Hok Ham, pensiun dari jabatannya sebagai Gurubesar 
Sejarah di Universitas Indonesia. Kemudian jadi ketua Lembaga Studi 
Sejarah Indonesia.


* * *


Yang menarik dari penjelasan David Reeve, ialah, bahwa Ong Hok Ham, 
menjadi simpatisan PKI, s e s u d a h PKI dilarang (1966) oleh Jendral 
Suharto. Ong juga punya pendapat kritis terhadap kekerasan dan 
pembunuhan masal yang terjadi sekitar akhir tahun 60-an di bawah rezim 
Orba. Ia mengagumi kemampuan PKI mengorganisasi rakyat. Pendapatnya tsb 
tidak disembunyikannya. Untuk itu ia dijebloskan ke dalam penjara. Ia 
sempat meringkuk di penjara Orba selama 6 bulan.


Ketika aku tanyakan pendapat seorang teman yang peduli sejarah 
Indonesia, bagaimana pendapatnya tentang Ong Hok Ham, dijawab tegas: ONG 
HOK HAM adalah orang KIRI. Aku fikir: Cocok! Karena tidak kebetulan 
bahwa kritik-kritik beralasan dan bernai terhadap penguaasa yang 
merekayasa dan memanipulasi sejarah, kebanyakan datang dari sejarawan 
yang berpandangan atau sedikit banyak berkecenderungan KIRI.


* * *







[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke