"Di seluruh Eropa belum ada organisasi yang bisa menggabungkan kaum Suni, 
Syiah, Alevitis dan Ahmadiyah," tandas Fethi Killi dari SMO dengan bangganya. 
"Kamilah yang berhasil melakukan ini untuk pertama kalinya."

Ahmadiyah adalah sebuah aliran yang tidak diakui oleh aliran-aliran Islam 
ortodoks lainnya. Karena kebanyakan pengikut aliran Ahmadiyah di Belanda adalah 
warga Belanda keturunan Suriname, pengakuan aliran yang asalnya dari Pakistan 
ini acap kali menjadi polemik yang sensitif.

Pemerintah Belanda mengakui Ahmadiyah sebagai salah satu aliran agama Islam. 
Namun organisasi-organisasi Islam ortodoks menolak untuk mengakui sekte 
tersebut.

Perlombaan subsidi


Masalah ini muncul ke permukaan ketika sekarang ada perlombaan mendapatkan 
subsidi sebuah saluran penyiaran Muslim yang baru.

Saluran penyiaran Muslim sebelumnya yaitu Nederlandse Moslim omroep (NMO) 
terbelah menjadi dua organisasi yang tidak lagi mampu mengajukan permintaan 
subsidi pada pemerintah. Sekarang lima organisasi penyiaran baru sedang menawar 
waktu siaran. SMO mendapat peluang siaran paling besar.

Dalam penyeleksian organisasi penyiaran baru, Komisaris Media Belanda menuntut 
satu kriteria penting, yaitu mewakili semua aliran. Organisasi penyiaran baru 
harus dapat sebanyak mungkin mewakili kelompok-kelompok Muslim yang ada di 
Belanda.

SMO memenuhi kriteria itu dengan cara mempersatukan semua aliran agama Islam 
yang diakui pemerintah Belanda: Suni, Syiah, Alevitis dan Ahmadiyah. Dalam 
pengajuan subdisi bahkan disebut julukan empat 'pilar' Islam.

"Penting untuk meluruskan keragaman komunitas Islam di Belanda," ungkap yasin 
Furqani dari Dewan Masjid Marokko Belanda (RMMN), yang merupakan salah satu 
anggota SMO. "Ahmadiyah berperan besar dalam komunitas Islam dan oleh karena 
itu harus dimasukkan."

Dewasa


Menurut Fathi Killi dari SMO, Ahmadiyah sangat kontroversial di dunia Islam. 
Dia juga menjelaskan kaum Suni dalam organisasi SMO ternyata cukup dewasa 
menanggapi keputusan SMO untuk memasukkan Ahmadiyah dalam organisasi.

"Untuk pertama kalinya keempat aliran ini memutuskan untuk tidak menutup diri 
karena alasan teologisnya. Kami menekankan bahwa kami percaya Tuhan, kitab dan 
nabi yang sama."

Tidak semua Organisasi Muslim di Belanda setuju dengan pendekatan umum seperti 
ini, jelas Killi. "Ada juga yang tidak ingin bekerjasama dan menekankan hanya 
ada satu Islam yang benar, yaitu Islamnya mereka."

Pembahasan kerjasama dengan calon organisasi penyiaran lain, yaitu De Stichting 
Moslim Omroep Nederland (SMON), berjalan kurang baik. SMON sepertinya menolak 
mengakui Ahmadiyah sebagai mitra yang sederajat.

Menutup


Radi Suudi membantah bahwa organisasinya, SMON, ingin mengucilkan Ahmadiyah. 
"Kami ingin bekerjasama. Yang SMO inginkan dari kami adalah supaya kami 
memberikan keterangan tertulis bahwa kami mengakui Ahmadiyah sebagai salah satu 
aliran agama Islam. Itu adalah sebuah masalah teologis yang tidak dapat kami 
bawa sebagai organisasi jurnalistik."

Menurut rencana, minggu ini akan diumumkan organisasi penyiaran mana yang 
mendapatkan waktu siaran dan menjadi saluran penyiaran Muslim yang baru di 
Belanda.

Sumber: 
http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia/article/organisasi-penyiaran-muslim-akui-sekte

Reply via email to