*IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita*

*Sabtu, 09 Januari 2010*

------------------------------------------


*Sarkawi MANAP, Dan Karya-nya*

*'KISAH PERJALANAN' *


Bertemu muka dengan Sarkawi Manap, bagiku selalu menyenangkan. Melihat 
wajahnya saja, suasana sudah diliputi oleh optimisme. Sederhana 
alasannya. Karena pembawaannya yang terbuka, ramah, tidak pelit dengan 
senjumnya yang menarik. Dan ia selalu gembira. Maka, aku ikut gembira 
bertemu dengan Sarkawi. Apalagi kali ini. Dalam kesempatan hadir pada 
Hari Peringatan Tahun Baru 2010, di Diemen, Belanda, yang 
diselenggarakan oleh Perhimpunan Pesaudaraan dan beberapa organisasi 
Indonesia lainnya, Sarkawi datang berkunjung ke Amsterdam bersama 
Salwiana, istrinya. Di situlah kami jumpa lagi.


Yang terasa mendekatkan hubungan kami, ialah karena salah seorang 
putrinya, NILA UTAMA, persis sama namanya dengan nama Ibuku. Aku pernah 
bilang pada Sarkawi: Bung, nama putri Bung yang sulung itu, persis nama 
ibu saya. Sayang, tak pernah kutanyakan, ia dapat ilham dari mana, 
memberikan nama NILA UTAMA pada putri sulungnya. Pasti ini sesuatu yang 
kebetulan saja.


Namun yang merupakan surprise bagiku, ialah bukunya yang baru terbit 
*'KISAH PERJALANAN'*. Senang sekali menerima buku itu dari tangan 
penulisnya sendiri. Isinya juga menarik dan punya arti sejarah. 
Merupakan kisah-kisah yang berjudul sbb:

*Berorganisasi, Eks Tapol, Mawar yang Gugur Sebelum Mekar,*

*Nasib Tidak Beruntung, Kehilangan, Tidak Bersih Lingkungan, Nostalgia, 
Pulau Kemarau, Saksi Hidup dan Selamat Jalan. *


* * *


Memang kami bersahabat kental. Bukan karena sama-sama 'orang Seberang', 
orang Sumatera. Bukan! Tetapi karena dia – terus terang saja – adalah 
kawan seperjuangan! Yang selama kukenal, sedikitpun tidak ada 
penyesalan, tidak ada keraguan tentang keadilan dan kebenaran tujuan 
cita-cita yang diperjuangkannya demi kebebasan, keadilan dan kemakmuran 
rakyat Indonesia.


Kalau dr Ciptaning, anggota fraksi PDI-P di DPR, di kantor kerjanya 
terpampang gambar besar bukunya 'AKU BANGGA JADI ANAK PAKI', maka, 
Sarkawi Manap melalui kisahnya itu, dengan caranya sendiri hendak 
menyampaikan suatu pesan kepada pembaca, bahwa : AKU BANGGA JADI ANGGOTA 
PKI!


Setelah PKI ditumpas punah oleh Jendral Suharto melalui penangkapan, 
pembunuhan, pemenjaraan dan pembuangan, ---- jarang ditemukan orang 
Indonesia yang blak-blakkan mengatakan: Saya anggota PKI, dan di bawah 
pimpinan PKI saya berjuang demi keadilan dan kemakmuran serta pembebasan 
rakyat Indonesia. Saya berjuang dan mengabdi keada negara Republik 
Indonesia melalui tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan PKI kepada 
saya. Demikian Sarkawi Manap.


Mengenal orangnya, membaca tulisan-tulisannya dalam perdebatan tajam dan 
terbuka di intenet -- versus seorang bekas anggota PKI yang nyeberang ke 
fihak Suharto, membaca bukunya 'KISAH PERJALANAN', aku berani menyatakan 
bahwa: Begitu itulah Sarkawi Manap. Anggota PKI.


Ia tidak rela partainya, PKI, difitnah, dinista dan dibusukkan oleh Orba 
dan lawan-lawan politik PKI. Ia hendak menunjukkan bahwa ia dikirim oleh 
PKI ke luarnegeri untuk belajar, menambah ilmu dan ketrampilan. Semua 
itu demi mengabdi kepada tanah air dan bangsa, demi negara Republik 
Indonesia di bawah pimpinan Presiden Sukarno. Sarkawi Manap dengan 
dengan lugu dan berani menyatakan: Saya, anggota PKI, saya akan terus 
berjuang demi keadilan dan pembebasan rakyat Indonesia.


Melihat sikap dan pendirian Sarkawi Manap seperti itu, aku bangga punya 
teman seperjuangan seperti dia.!



* * *


Buku karya S. Manap ini adalah buku yang kedua yang ditulisnya selama 
berada di luar negeri. Yang pertama berjudul 'DI PENGASINGAN'.

'KISAH PERJALANAN', keluar Maret, 2009. Penerbit: Ultimus Bandung. 
Samsir Mohammad, mantan anggota Konstituante dan MPRS, sempat menulis 
Kata Pengantar untuk buku Sarkawi.


Benar sekali yang dikemukakan oleh Samsir Mohammad dalam kata pengantarnya:


Buku Sarkawi Manap, 'KISAH PERJALANAN' menyajikan dan memperkenalkan 
kejadian-kejadian yang dialami dan dijalani secara lurus dan benar. 
'Kisah Perjalanan' mengisahkan perjalanan yang amat panjang yang 
melintasi tiga benua, Amerika tepatnya Kuba, Eropa (Moskow, Praha) dan 
Asia (Tiongkok, Birma, dan Vietnam). Kesan Samsir selanjutnya: KISAH 
PERJALANAN dan cerpen-cerpen yang dinukilkan oleh Sarkawi menjelaskan 
kepada kita apa yang terjadi di awal paro kedua abad yang baru silam, 
secara lurus dan benar, baik tentang dirinya maupun mengenai 
komunitas-komunitas berbagai bangsa dimana dia berada”.


S. Manap (58^th ), sebelum berangkat ke luarnegeri pada bulan Januari 
1965 ke Kuba untuk belajar, adalah mahasiswa Akademi Ilmu Sosial 
Aliarcham, Jakarta.

Setelah terjadi peristiwa G30S, paspornya dicabut penguasa militer 
Jakarta. Seperti nasib ratusan warganegara Indonesia yang sedang di luar 
negeri ketika itu, paspornya telah dicabut oleh penguasa militer Jakarta 
tanpa porses hukum apapun, atas tuduhan dan fitnahan terlibat dengan 
G30S. Jadilah S. Manap 'orang yang terhalang pulang'. Akhirnya ia 
bersama keluarga memperoleh suaka politik di Swedia, dan kemudian 
mengambil kewarganegaraan Swedia. Kini ia tinggal di Stockholm, bersama 
keluarganya.


* * *


Membaca tulisan kisah dan cerpen Sarkawi Manap, terkesan lancarnya ia 
mengisahkan apa yang dialami dalam kisah perjalanannya. Lancar dan 
samasekali tidak menjemukan. Membaca satu kisah, pembaca akan terdorong 
untuk membaca kisah selanjutnya.


*Ada sesuatu yang khusus dan istimewa pada kisah yang diceriterakan 
Sarkawi Manap. Seperti dikatakannya kepada teman-teman, ia menulis buku 
atas pertimbangan sbb:*


Bahwa apa yang ditulisnya itu tidak lain berupa sejarah perjalanan hidup 
yang pahit maupun yang manis yang pernah dialaminya. Apa yang sudah 
terjadi itu adalah sejarah, sesuatu yang sudah lewat dan takkan terulang 
lagi. Jika tidak ditulis semuanya akan berlalu tanpa bekas. Karena 
sifatnya adalah sejarah yang sudah lewat, maka ia menulis saja apa adanya.


Demikianlah pertimbangan dan prinsip yang mendorong Sarkawi menulis 'apa 
adanya'.


Sikap dan langkah Sarkawi menulis 'KISAH PERJALANAN' sebagai masalah 
serjarah, khususnya yang menyangkut dirinya, dan harus ditulis apa 
adanya, -- bukanlah sesuatu yang baru. Sikap Sarkawi seperti tsb diatas 
itu, adalah suatu sikap yang b e r a n i . Sudah lama diketahui bahwa 
mengenai masalah tsb terdapat pelbagai sikap dan pandangan, pendirian 
dan kebijakan. Bahkan sikap dan pandangan tsb tidak jerang bersifat 
kontroversial.


Sebabnya ialah, karena, hal tsb menyangkut masalah: -- apakah 'membuka' 
atau 'tidak membuka' hal-hal yang lalu'. Kalau dibuka apa positifnya dan 
apakah hal tsb tidak hanya menguntungkan 'musuh' <rezim fasis Orba> yang 
akan menggunakannya dalam usahanya yang terus menerus membasmi gerakan 
revolusioner rakyat kita.


Mengenai masa lampau, mengenai hal-ihwal yang menyangkut sejarah bangsa 
kita, sudah banyak yang diucapkan, diceriterakan, dibikin memoar dan 
otobiografi. Dijadikan tema studi dan ditulis buku dan dokumentasi. 
Sementara sudah ada yang menyimpulkannya. Semua itu meyangkut peristiwa 
sekitar perjuangan bangsa kita melawan kolonialisme Belanda, pada 
periode pendudukan militer Jepang, dan pada periode perang kemerdekaan.


Sejak jatuhnya rezim Orba, ratusan bahkan ribuan tulisan, dokumen, 
artikel dan buku telah ditulis. Khususnya yang meyangkut peristiwa G30S. 
Lebih khusus lagi yang berkaitan dengan Peristiwa Pembunuhan Masal 
1965/' 66/'67 sesudah terjadinya G30S. Sasaran kampanye pembunuhan 
adalah orang-orang Kiri dan penudukung Presiden Sukarno, lebih khusus 
lagi ialah anggota-anggota PKI dan simpatisannya.


Mengenai masalah-masalah tsb terdapat varian dan perbedaan kesimpulan, 
analisa, pandangan dan pendirian, bahkan bertentangan. Hal ini dalam 
mempersoalkan sejarah, bukanlah hal yang aneh atau luar biasa. Sejak 
sejarah ditulis dan diinterpretasikan, -- selalu terdapat perbedaan 
bahkan kontroversi. Baik dalam pencatatan, pendokumentasian maupun dalam 
interpretasinya.


Dalam proses melakukan studi serta mendokumentasikan hasil studi tsb 
erat sekali kaitannya dengan masalah *PELURUSAN SEJARAH*. Para korban 
Pristiwa 1965, para sejarawan muda, dan kalangan luas di masyarakat 
kita, baik mahasiswa maupun media yang memperjuangkan demokrasi dan 
keadilan, mencantumkan masalah PELURUSAN SEJARAH dalam agenda 
masing-masing. Ini tidak bisa lain.


Sejalan dengan gerakan Reformasi, terdapat arus dan kegiatan yang deras 
sekali dalam rangka PELURUSAN SEJARAH. Karena selama periode Orba, telah 
gerlangsung 'pemalsuan' dan 'pemelintiran' sejarah yang teramat kasar 
dan tak tahu malu oleh rezim Orba, para sarajana dan pers pendukungnya. 
Keterbukaan dan pembeberan fakta-fakta dianggap sebagai sesuatu yang 
'conditio sine qua non'. Sebagai sesuatu yang tidak-boleh-tidak harus 
dilakukan.

Menurut informasi yang diperoleh dari tanah air, sejumlah 
anggota-anggota PKI bahkan termasuk diantaranya mantan pimpinannya, 
dengan sungguh-sungguh merpertimbangkan dan mengambil kesimpulan, bahwa:


SUDAH TIBA WAKTUNUYA UNTUK MEMBEBERKAN, UNTUK MENGUNGKAPKAN DI KALANGAN 
PKI, KEMUDIAN DI HADAPAN RAKYAT, -- SEGALA SESUATU YANG DIKETAHUI 
MENYANGKUT PERISTIWA G30S SERTA PEMBANTAIAN MASAL YANG DILAKUKAN JENDRAL 
SUHARTO DAN KLIK MILITERNYA SERTA PENDUKUNGNYA.


Itu semua, menurut pandangan mereka itu, adalah demi usaha penjernihan 
mengenai masa lampau, agar bisa sebaik-baiknya menarik pelajaran dari 
masa lampau. Demi usaha untuk mengadakan PELURUSAN SEJARAH Indonesia dan 
sejarah PKI. Di lain seginya, juga demi merehabilitasi nama baik PKI, 
sebagai partai politik yang selalu berada di garis paling depan dalam 
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tetapi, yang selama ini difitnah dan 
dituduh, sebagai partai politik yang anti-Indonesia, anti-Tuhan dsb. 
Menjadi dalang G30S, yang dikatakan sebagai suatu usaha perebutan 
kekuasaan negara.


Dalam barisan PKI tampaknya masih terdapat pandangan lain. Melakukan 
pembeberan mengenai masa lampau, dianggap akan digunakan oleh 
musuh-musuh PKI dalam usaha untuk membasmi PKI sampai ke akar-akarnya, 
serta mencegah timbulnya kembali PKI. Selain itu dianggap bahwa 
pembeberan seperti tsb diatas, bisa merugikan serta menyangkut keamanan 
pribadi yang bersangkutan!


* * *


Memang kenyataannya selama 15 tahun (1950 -1965) PKI melakukan kegiatan 
politik legal dan terbuka. PKI menerima dan mendukung UUD RI dan 
Pancasila. Dalam periode tsb PKI adalah sekutu terdekat Presiden Sukarno 
dalam perjuangan untuk kemerdekaan nasional yang penuh bagi Indonesia. 
Oleh karena itu, dianggap tak ada keperluannya untuk tidak melakukan 
pembeberan dalam suasana keterbukaan. Melakukan pembeberan dan 
pengungkapan bahkan dianggap akan memberikan sumbangan bagi usaha 
pernjernihan. Agar tidak ada lagi yang misterius bagi anggota-anggota 
PKI dan masyarakat mengenai masa lampau. Adanya kejernihan dianggap 
memberikan syarat baik untuk menarik pelajaran secara lebih mendalam dan 
lebih menyeluruh. Agar generasi muda dapat memanfaatkannya!


Sesudah terjadinya G30S sikap Presiden Sukarno yang berkeyakinan bahwa 
PKI adalah suatu parpol yang telah memberikan sumbangan besar dalam 
perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonialisme dan untuk kemerdekaan 
nasional, tetap tidak berubah. Membaca pernyataan Sudiman di Mahmilub – 
Uraian Tanggung Jawab – sikap PKI juga tidak berubah, tetap menganggap 
Bung Karno, seperti dikatakan dalam ungkapan Jawa: Yo sanak, yi kadang, 
yen mati aku sing kelangan!


* * *


Dengan begitu, dilihat dari pendangan usaha pelurusan sejarah, buku 
Sarkawi Manap, dapat dilihat sebagai suatu sumbangan pribadi yang serius 
dan berarti ke arah itu.


* * *





















 





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to