Gustavo Gutierrez, Pastor Berpikiran Marxis
        


        


        
                
                Ditulis oleh Jesus S. Anam      
        
                
                Kamis, 17 April 2008 00:00      
        






  
Bulan Februari 2007 lalu Paus Benedict XVI memimpin misa Rebo Abu di
Roma. Bagi Gereja Katolik misa itu adalah peristiwa hikmat yang
menandai dimulainya masa 40 hari puasa. Dalam upacara keagamaan
tersebut beberapa orang pastor dari sekitar seratus pastor mendapatkan
kesempatan maju ke altar guna menerima pemberkatan. Di antara
pastor-pastor itu terdapat seorang pastor yang bertubuh pendek dari
Ordo Dominican asal Peru. Dia mengenakan setelan hitam putih, ciri khas
ordonya. Pastor tersebut adalah Gustavo Gutierrez, yang pada tahun 1971
menggemparkan kalangan gereja karena bukunya yang kontroversial, The Theology 
of Liberation: History, Politic, Salvation.

Peristiwa itu cukup membingungkan media yang selama ini memberitakan
adanya kerenggangan hubungan antara Vatikan dan para teolog pembebasan
di Amerika Latin. Benedict—yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal
Joseph Ratzinger, kepala biro Vatikan untuk soal doktrin Katolik—pernah
memimpin pemberedelan terhadap gerakan teologi pembebasan di Amerika
Latin pada tahun 1980-an. Vatikan menuduh gerakan teologi pembebasan
sudah melenceng dan dianggap bid’ah karena terbukti menggunakan
perspektif Marxis dalam praksis sosialnya. Namun demikian, teologi
pembebasan telah memberi dampak besar atas gereja-gereja Katolik baik
di Amerika Latin sendiri maupun Roma. 

Gustavo Guiterrez lahir
pada tanggal 8 Juni 1928 di Monserat, sebuah kawasan kumuh dan miskin
di Lima, Peru. Ia berasal dari keluarga miskin berdarah Mestizo,
campuran Spanyol-Indian. Saat masih di sekolah menengah, Gutierrez
diserang penyakit Osteomeletis yang menyebabkan kepincangan permanen
pada dirinya. Terdorong oleh kondisi fisiknya itulah dia memasuki
Universitas San Marcos di Lima (ibukota Peru) dengan mengambil jurusan
farmasi. Tidak lama kemudian dia memutuskan memasuki Seminarium
Santiago de Chile. Di Seminari Santiago de Chile itulah Gutierrez
dididik menjadi pastor.

Guiterrez sempat belajar teologi di
Universitas Katolik Gregoriana, Roma pada tahun 1959 – 1960. Pada
tanggal 6 Januari 1959 dia ditasbihkan menjadi imam. Selepas tahun
1960, Gutierrez kembali ke Peru dan mengajar di Universitas Katolik
Lima. Selain mengajar dan menjadi pastor sebagai tugas utamanya,
Gutierrez mencurahkan perhartiannya pada kehidupan kaum miskin di
Rimac, Lima. Pergulatan hidup yang dia tempuh bersama kaum miskin Rimac
itulah yang melandasi arah baru pemikiran teologisnya.

Teologi
Guiterrez lahir dan berkembang dari perspektif Amerika Latin, “kawasan
yang ditindas dan dirampas.” Menurutnya, teologi merupakan refleksi
kritis atas praksis historis dalam terang sabda Allah. Teologi adalah
pembacaan kembali sabda Tuhan. Teologi musti bertolak dari praksis dan
terlibat langsung dalam proses pembebasan manusia. Pembacaan kembali
atas sabda Tuhan itulah yang membangkitkan perlawanan rakyat Amerika
Latin—90% beragama Katolik—terhadap kekuatan-kekuatan hegemonik.
Gerakan tersebut tidak hanya eksis dalam usaha membendung derasnya arus
neoliberalisme, tetapi juga dalam memenangkan pemilihan nasional di
beberapa negara Amerika Latin. Terpilihnya orang-orang berhaluan kiri
di Brazil, Argentina, Bolivia, Venezuela, Nikaragua, Uruguai, Chile,
dan Ekuador telah menggugah kembali pembicaraan tentang teologi
pembebasan dalam rangka melawan imperialisme dan kapitalisme.

Akhirnya,
saya ingin mengatakan, apa yang telah dilakukan Gustavo Gutierrez, dan
perhatian besarnya kepada rakyat tertindas di Amerika Latin merupakan
sumbangan besar bagi gerakan rakyat di dunia guna membangun Sosialisme
Abad 21.Jesus S. Anam, aktivis Hands off Venezuela Indonesia, kontributor 
Rumahkiri.net. 

Sumber: 
http://rumahkiri.net/index.php?option=com_content&view=article&id=135:-gustavo-gutierrez-pastor-berpikiran-marxis&catid=39:sosok&Itemid=112

Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke