*IBRAHIM ISA – Catatan Partikeliran*

*Senin, 18 Januari 2010*

*-------------------------------------------------*


*<Hari Minggu Bersama LU XUN>*


“*APAKAH ORANG TIONGHOA SUDAH *

*KEHILANGAN PERCAYADIRI?”*


Minggu kemarin, salju yang menutupi Holland dua pekan lebih, akhirnya 
tokh mulai mencair. Sebetulnya mulai Sabtu yl dimulai proses pelumeran. 
Tapi dari Jerman kuterima berita bahwa di situ mulai lagi turun salju 
lebat. Berita radio Belanda hari ini mengatakan bahwa Selasa besok akan 
turun lagi salju. Sungguh,musim dingin kali ini sulit diramal.


Duduk santai membaca cerpen Lu Xun benar-benar mengasyikkan. Asyik 
mengagumi kamampuan dan ketajaman Lu Xun sebagai penulis cerpen. 
Menggugah pembacanya berfikir, sekali lagi berfikir. Cerpen-cerpen Lu 
Xun selalu berlatar belakang dan mengenai apa yang terjadi di masyarakat 
Tiongkok. Selalu bersumber dan berpijak pada kenyataan riil. Langsung 
ataupun tidak.


Membacanya dewasa ini, fikiran pembaca dibawanya jauh ke masa lampau di 
Tiongkok . Ketika itu Tiongkok sudah tujuh tahun lamanya dikuasai rezim 
Kuomintang di bawah Jenderalisimo Chiang Kai Sek. Cerpen Lu Xun yang 
kubaca Mnggu kemarin berjudul:


“*Apakah Orang Tionghoa Sudah Kehilangan Percaya Diri?”.* <25 September 
1934>


Karya tsb keluar 7 tahun setelah berlangsung 'Pembantaian Shanghai', 12 
April 1927. Ketika Chiang Ka Sek memulai kampanye anti-Komunis, 
mengakhiri kerjasama, atau suatu front nasional KMT-PKT yang digalang 
oleh mantan pemimpin KMT, Dr Sun Yatsen. Lebih 300 Komunis dan 
simpatisannya dieksekusi. Lebih seribu ditangkap dan dipenjarakan. 
Limaribu lainnya “hilang” atau 'dihilangkan'.


Namun, Partai Komunis Tiongkok tidak tinggal diam. Mereka berlawan. 
Dengan senjata ditangan. Partai Komunis Tiongkok memimpin Pemberontakan 
Panen Musim Rontok di propinsi Hunan, 7 Desember 1927. Dan melanccarkan 
pemberontkan Guangzhou, 19 Desember 1927. Sebelumnya berlangsung 
Pemberontakan (Tentara Nasional di) Nanchang, pada tanggal 1 Agustus 
1927.. Hari 1 Agustus 1927 tsb kemudian diresmikan menjadi lahirnya 
Tentera Pembebasan Rakyat Tiongkok TPRT dari Republik Rakyat Tiongkok ( 
1 Oktober 1949). Pada tanggal 1 Agustus 1927 itu sebagian dari Tentara 
Nasional Tiongkok, di bawah pimpinan Zhou Enlai, Ho Lung, Zhu Teh, Yeh 
Ting dan Liu Bo Cheng dll, melalui pemberontakan tsb mendirikan tentara 
sendiri di bawah pimpinan PKT.Tujannya adalah melakukan perlawanan 
bersenjata melawan teror militer KMT dan demi meneruskan revolusi 
Tiongkok yang dimulai oleh Dr Sun Yatsen, sampai selesai.



Keunggulan militer KMT dan kesalahan taktis dan strategis Tentara Merah 
Tiongkok di bawah pimpinan PKT menyebabkan kekalahan daerah basis 
revolusioner Tiongkok di Jiangxi, dengan ibukota Ruijing. Mulai saat 
itulah, Oktober 1934, Tentara Merah Tiongkok memulai yang kemudian 
dikenal dunia dengan “LONG MARCH”. Jasanya wartawan Amerika, Edgar Snow, 
menulis buku otentik dan historis “Red Star Over China”, 1935., yang 
antara lain mengabarkan ke seluruh dunia tentang kekuatan Partai Komunis 
Tiongkok, Tentara Merah Tiongkok yang dipimpinnuya serta darah basis 
revolsioner di Shaanxi. Edgar Snow diselundupkan oleh organisasi rahasia 
PKT menyelinap ke daerah basis revolsuioner Tiongkok di Yenan, Shaanxi.



Patut menjadi catatan sejarah yang tidak boleh dilupakan: Partai Komunis 
Tiongkok memimpin Tentara Merah Tiongkok, mencetuskan revolusi tani di 
sepanjang perjalanan panjang menuju Yenan. Mereka melakukan “Long March” 
bukan semata-mata untuk menghindarkan diri dari kampanye pemusnahan 
militer KMT. Mereka melakukan “Long March” menuju Tiongkok Barat Laut, 
dengan maksud di tempat baru itu membangun kekuatan besenjata rakyat. 
Dengan tujuan melakukan perang perlawanan terhadap agresi militer Jepang 
terhadap Tiongkok. Mereka menawarkan kepada KMT suatu kerjasama, suatu 
front menghadapi agresi Jepang, membela tanahair Tiongkok. 
Mendemonstrasikan kepada seluruh rakyat Tiongkok, bahwa kaum Komunis 
Tiongkok meletakkan kepentingan di atas kepenting lainnya. Akhirnya . 
KMT yang kepala batu anti- Komunis itu, terpaksa setuju dengan front 
bersama dengan PKT menghadapi agresi Jepang dan membela tanah air. 
Jendral Chiang Kaisek terpaksa setuju, sesudah ia diculik dan dipaksa 
oleh jenderal-jendralnya sendiri untuk menerima tawaran PKT dan aktif 
melawan agresi Jepang dan membela tanah air.



Betapa bijaksana dan lapang dadanya serta benarnya politik front 
persatuan PKT. Walaupun mereka sudah babakbelur, hampir saja dimusnahkan 
oleh KMT. Begitu luar biasa penderitaan mereka, namun, tidak 
mengutamakan balas dendam, tetapi, berlapang dada menawarkan persatuan 
dengan KMT demi melawan Jepang.



* * *



“LONG MARCH” Tentara Merah Tiongkok dibahwa pimpinan PKT, merupakan 
sebuah epik dalam sejarah modern Tiongkok. Sebuah pengalaman sejarah. 
Peristiwa tsb merupakan manifestasi heroisme patriotik, keberanian dan 
pengorbanan dan kepahlawan kekuatan revolusioner Tiongkok. “Long Mrach” 
adalah sejarah kampanye dan kontra-kampanye militer yang tak ada taranya 
dalam sejarah modern Tiongkok. Ia juga merupakan serjarah heroisme dan 
kemenangan Partai Komnis Tiongkok. Banyak penulis sejarah yang menamakan 
dirinya 'peneliti', 'pengenal' ataupun 'pakar Tiongkok' kurang atau 
samasekali tidak mempedulikan fakta sejarah ini. Bahkan ada penulis 
asing 'pengenal Tiongkok', yang berusha merekaya fakta sejarah ini.

Kelanjutan dari politik front persatuan bersama dengan KMT melawan 
agresi Jepang telah menghasilkan suatu TIONGKOK yang BANGKIT DIDUNIA! 
Telah melahirkan TIONGKOK BARU, Republik Rakyat Tiongkok. Menjadilannya 
setara bahkan kemudian unggul di dunia iternasional.



Tulisan ini, bisa saja dirasa seperti 'ngalor-ngidul'! Tidak! Tidak 
'ngalor ngidul'. Sedikit pembebebran fakta sejarah ini PERLU SEKALI. 
Untuk memberikan latar belakar sejarah dalam situasi Tiongkok yang 
bagaimana Lu Xun menulis karyanya APAKAH ORANG TIONGHOA SUDAH KEHILANGAN 
PERCAYA DIRI?

Lu Xun telah memberikan jawabannya sendiri terhadap pertanyaan tsb:

“Dalam menelaah keadaan rakyat Tiongkok, kita tidak usah tertipu oleh 
lapisan tipis menipu diri-sendiri, tetapi harus melihat otot-otot dan 
tulang-belakangnya. Apakah percaya diri itu ada atau tidak ada tak dapat 
dilihat dari tulisan-tulisan para cendekiawan dan menteri-menteri, untuk 
menemukannya kita harus mencarinya DIBAWAH TANAH.”



Kekuatan itu tak diragukan adalah kekuatan revolusioner bersenjata kaum 
Komunis dan pendukungnya, yang ketika dimulainya 'Long March” berjumlah 
plus minus 300.000 orang; tiba di Yenan, Shaanxi, hanya tinggal 10% dari 
kekuatan semula, hanya 30.000 orang saja. Namun, dengan modal kekuatan 
ini mereka membangun dan mengembangkan kekuatan baru yang mampu 
mengalahkan pendudukan Jepang, dan memenangkan Revolusi Demokrasi Baru 
Tiongkok.



Kiranya: Yang dimaksud Lu Xun DIBAWAH TANAH itu, adalah otot-otot, 
tulang-belakang percdaya diri yang ada pada kaum Komunis Tiongkok dan 
kekuatan revolusioner yang dipimpinnnya.



* * *



Marilah ikuti cerpen Lu Xun yang luarbiasa analitis dan tajam:



“*APAKAH ORANG TIONGHOA SUDAH KEHILANGAN PERCAYA DIRI“?*

*Oleh LU XUN*

Ditinjau dari tulisan-tulisan yang disiarkan, adalah suatu kenyataan 
bahwa dua tahun yang lalu kita terus saja menyombongkan diri mengenai 
“wilayah luas dan sumber-sumber kekayaan kita”. Juga adalah kenyataan 
bahwa tidak lama kemudian kita berhenti menyombongkan diri, tetapi 
menaruh harapan kita pada “Liga Bangsa-Bangsa”. Dan lagi-lagi adalah 
suatu kenyataan bahwa dewasa ini kita tidak lagi menyombongkan diri, 
juga tidak lagi melimpahkan kepercayaan kita pada “Liga Bangsa-Bangsa”, 
tetapi, kita telah beralih bersembahyang pada Tuhan-Tuhan serta 
menyembah Budha atau bergelimang dengan kenang-keangan nostaljik.



Begitulah, kita menemukan orang yang meratap-ratap: Orang-orang Tionghoa 
sudah kehilangan kepercayaan pada diri sendiri.



Bila kita cermati dari gejala sedikit ini saja, maka kita akan 
kehilangan kepercayaan pada diri kita sendiri. Bahkan andaikatapun kita 
punya kepercayaan atas diri sendiri mula-mula pada “wilayah” dan 
“sumber-sumber”, kemudian pada ”Liga Bangsa-Bangsa”, kita tidak lagi 
punya kepercayaan 'pada diri sendiri'. Bilamana itu bisa dihitung 
sebagai semacam “kepercayaan pada hal-hal lain”, tetapi inipun sudah 
lenyap sejak kita merasa kecewa terhadap”Liga Bangsa-Bangsa”.



Bila seseorang kehilangan kepercayaan pada hal-hal lain, maka ia menjadi 
ragu-ragu; tetapi akhirnya ia bisa memiliki kepercayaan hanya pada 
dirinya sendiri, dan ini merupakan jalan baru. Sayangnya ialah bahwa 
kita menjadi mistik. Kepercayaan pada “wilayah” dan pada “sumber-sumber” 
adalah sesuatu yang gamblang; “Liga Bangsa-Bangsa” lebih remang-remang, 
tetapi setidak-tidaknya tidak makan waktu lama untuk menyadari bahwa itu 
tak dapat dipercaya. Bilamana seseorang mulai sembahyang menghadap 
Tuhan-Tuhan atau menyembah Budha, hal ini begitu mistiknya sehingga ia 
tidak bisa cepat menyadari apakah hal itu baik atau tidak; oleh karena 
itu ia bingung dalam waktu lebih panjang

Dewasa ini orang-orang Tionghoa mengembangkan “penipuan diri sendiri”. 
Tetapi “menipu diri sendiri” juga bukan barang baru, hanya sekarang ini 
semakin lama semakin tampak dan meliputi semua hal. Tetapi di balik gaun 
ini masih ada orang-orang Tionghoa yang tidak kehilangan kepercayaannya 
pada diri sendiri.



Sejak purbakala kita memiliki orang-orang yang bekerja diam-diam, 
orang-orang yang gigih bekerja keras dengan risiko nyawa mereka, mereka 
itu berjuang untuk menyelamatkan orang lain, merka menantang maut untuk 
mencari kebenaran . . . Bahkan sejarah dinasti yang standarpun, yang itu 
adalah semata-mata catatan keluarga raja-raja, menteri-menteri dan 
jendral-jendral, tak dapat menyembunyikan kebesaran mereka (orang-orang 
yang tidak kehilangan kepercayaan pada diri sendiri tsb. I.I.): 
orang-orang tsb adalah tulang-punggung Tiongkok.



Bahkan sekarangpun banyak orang serupa itu. Mereka punya kepercyaan 
teguh dan tidak menipu diri sendiri. Bila seorang di garis depan gugur, 
yang lainnya di belakang maju kedepan dan meneruskan perjuangan. 
Hanyalah karena mereka diinjak-injak, di blackout dari pemberitaan, 
disembunyikan di kegelapan, sehingga kebanyakan orang tidak ada cara 
untuk mengenal mereka. Untuk mengatakan bahwa beberapa orang Tionghoa 
telah kehilangan kepercyaan pada diri mereka adalah benar, tetapi untuk 
mengatakan bahwa ini menyangkut seluruh nasion. Itu tidak lain tak 
bukan, adalah suatu penghinaan.



Dalam menelaah rakyat Tiongkok, kita tidak boleh tertipu oleh penutup 
yang menyembunyikan penipuan terhadap diri sendiri, teapi harus melihat 
otot-otot dan tulang-belakang. Apakah rasa percaya pada diri sendiri itu 
ada atau tidak, tidak bisa dilihat dari tulisan-tulisan para cendekiawan 
dan menteri-menteri -- untuk menemukannya kita harus mencarinya di bawah 
tanah.

25 September 1934. * * *



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke