Dari dulu kerjaannya bikin maklumat melulu diberbagai milis ketika sudah 
terbukti kibulannya, kehabisan argumen dan tidak sanggup lagi menyembunyikan 
ketidakmampuannya dalam berdiskusi.

=====

Assalamu'alaikum,

Karena beberapa kali misionaris agama yang membenarkan dan menghalalkan bunuh 
diri yang dikatakannya sebagai "jihad" dan bom syahid (HMNA) ini menebar 
tuduhan taqiyah kepada kalangan Ahmadiyah yang diasumsikannya memiliki 
"syahadat ketiga dalam dua kalimah syahadatain (2 + 1, dua 
dinyatakan/dipublikasikan, satu dirahasiakan)" - maka pikiran dan aksi tuduhan 
tanpa bukti itu perlu
disandingkan dengan masalah 'telling not the whole truth' di masa lalu, dimana 
pada waktu itu orang-orang Arab sedang belajar dan diajarkan oleh Nabi SAW 
tentang ucapan atas kepercayaan/keyakinan.

Riwayatnya sebagai berikut:

Ketika Nabi Muhammad s.a.w. mengutus Usamah bin Zaid sebagai komandan sebuah 
pasukan ke daerah suku Juhaina. Usamah dan seorang Anshar menjumpai seseorang 
dari mereka (kaum kafir) dan menyergapnya. Ketika akan dibunuh, orang tersebut 
berkata: "Laa ilaha illalah" (Tiada Tuhan kecuali Allah), namun tetap saja
dibunuhnya orang itu.

Kejadian itu terdengar dan sampai kepada Rasulullah s.a.w., beliau kemudian 
bertanya kepada Usamah mengapa ia berbuat demikian. Usamah berkata:

"Ya Rasulullah, ia mengucapkan "Laa ilaha illalah" karena untuk memastikan 
dirinya agar selamat."

Rasulullah s.a.w. bersabda: "Mengapakah engkau tidak membelah hatinya dan 
membukanya untuk memastikan apakah ia berkata itu karena datang dari lubuk 
hatinya yang terdalam atau tidak?" (Diringkas dari Bukhari, Kitab al-Maghazi, 
Bab: Ba'ath al Nabi, Usamah bin Zaid ilal Harqaat min al-Juhaina, hal. 612)

Ini berarti, bagaimanakah Usamah bisa mengetahui apakah orang itu menyatakan 
beriman kepada Allah karena 'telling not the whole truth' (taqiyah) atau 
setulus hatinya? Usamah tidak bisa memastikan, sebab keadaan hati tersembunyi 
dari mata manusia, dan yang mengetahui isi hati hanyalah Allah S.w.t. saja.

Jadi, demikianlah pelajaran berharga dari Nabi s.a.w. untuk misionaris HMNA 
yang rupanya MASIH BELUM BELAJAR ajaran indah Islam, bahwa manusia/kaum itu 
dinilai oleh manusia lain/kaum lainnya dari apa yang dikatakannya dan 
diperbuatnya, bukan atas apa yang ada dalam hatinya.

Soal kalimat Syahadat, silakan baca di bawah.

Salam,
M. A. Suryawan

======

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurahman"
<mnur.abdurrah...@...> wrote:
> ************************************************
> HMNA:
> Karena nama saya tercantum dalam Subject: [wanita-muslimah] Re: Ahmadiyah pro
: pak HMNA dan pak ALEX mohon komentar. Jadi saya beri komentar tidak dalam hal
berdebat dengan Qadianisme yang pakai TAQIYAH (telling not the whole truth),
yaitu syahadat ketiga dalam dua kalimah syahadatain. (2 + 1, dua
dinyatakan/dipublikasikan, satu dirahasiakan).

Karena tidak punya argumen dan bukti, sekarang misionaris ini (HMNA) mulai 
memfitnah bermain-main dg tuduhan bisnis taqiyahnya karena dianggapnya ada 
'syahadat ketiga dalam dua kalimah syahadatain'

Pendiri Jemaat Ahmadiyah menyatakan:

"Inti dan saripati agama kami tersimpul dalam kalimah: Laa Ilaaha Illallaah 
Muhammadur Rasuulullah. Itikad yang kami anut di dunia dan dengan karunia serta 
taufik Allah, bersama kalimat itu kami akan berlalu dari alam fana ini kelak 
ialah Sayyidina wa Maulana Muhammad Musthafa shallallaahu `alaihi wasallam 
adalah Khaataman-Nabiyyiin. Di tangan beliau agama telah menjadi genap dan 
nikmat Allah telah mencapai derajat yang sempurna. Dengan perantaraan agama itu
manusia berjalan di atas jalan yang lurus dan dapat mencapai hadhirat Allah 
Ta'ala…" (Izalah Auham, hlm. 169-170)

Rupanya misionaris seperti HMNA itu belum mengerti, sehingga ia sibuk
bermain-main seperti anak kecil, seperti yang dinyatakan oleh Pendiri Jemaat 
Ahmadiyah:

"Tidak ada kitab kami selain Qur'an Syarif. Dan tidak ada rasul kami kecuali 
Muhammad Musthafa shallallaahu `alaihi wasallam. Dan tidak ada agama kami 
kecuali Islam. Dan kita mengimani bahwa nabi kita s.a.w. adalah Khaatamul 
Anbiya', dan Qur'an Syarif adalah Khaatamul Kutub. Jadi, janganlah menjadikan 
agama sebagai permainan anak-anak. Dan hendaknya diingat, kami tidak mempunyai 
pendakwaan lain kecuali sebagai khadim Islam. Dan siapa saja yang mempertautkan 
hal [yang bertentangan dengan] itu pada kami, dia melakukan dusta atas kami.
Kami mendapatkan karunia berupa berkat-berkat melalui Nabi Karim s.a.w. Dan 
kami memperoleh karunia berupa makrifat-makrifat melalui Qur'an Karim. Jadi, 
adalah tepat agar setiap orang tidak menyimpan di dalam kalbunya apa pun yang 
bertentangan dengan petunjuk ini. Jika tidak, dia akan 
mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah Ta'ala. Jika kami bukan khadim 
Islam, maka segala upaya kami
akan sia-sia dan ditolak, serta akan diperkarakan." (Maktubaat-e-Ahmadiyyah,
jld. 5, no. 4)

Salaam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurahman" 
<mnur.abdurrah...@...> wrote:
>
> Maklumat
> Kepada para netters anggota milis Wanita Muslimah
> Dimaklumkan bahwa e-mail dullatip jubir American Zionism dan e-mail MAS 
> misionaris qadianisme telah saya blok sehingga tak bisa tembus masuk mail-box 
> saya. e-mailnya jubir American Zionism tsb sudah lama saya blok, sehingga 
> saya tidak pernah berurusan dengan postingan sampah dulllatip jubir American 
> Zionism, dan mulai sekarang juga para netters juga tak akan menjumpai lagi 
> postingan saya yang berurusan dengan postingan misionaris qadianisme yang 
> pakai taktik TAQIYAH .
> 
> Salam
> HMNA
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke