*IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita *

*Rabu, 28 Januari 2010*

*-------------------------------------------*


“*PATAH TUMBUH HILANG BERGANTI*

*GUGUR SATU TUMBUH SERIBU”*

*<Mengantar A.S. Munandar ke Peristirahatan Terakhir>*


Kemarin itu, hari Selasa 26 Januari 2010, jam 12.30, dinginnya bukan 
main! Sepertinya di Belanda, sudah mencapai suhu terrendah selama musim 
dingin kali ini. Delapan derajat Celsius di bawah nol. Namun, lebih 200 
hadirin memenuhi ruang-duka Goetzee Dela Rouwcentrum, di Boezemsingel 
35, Rotterdam. Beberapa orang adalah dari keluarga A.S. Munandar 
(termasuk dua orang putranya yang datang dari Indonesia) - ”Endro dan 
Widyo”.


Kebanyakan adalah orang-orang Indonesia. Berpakaian tebal dan songkok 
musim dingin. Beberapa orang Belanda datang juga, antara lain sahabat 
lama A.S. Munandar, wartawan senior Joop Morrien. Juga Ketua Wertheim 
Stichting, dr Coen Hotzappel. Lalu sahabat-sahabat dari Filipina. 
Demikian juga dari kalangan komunitas Tionghoa-Belanda seperti dr Go 
Gien Tjwan, Ong HuiYang dan Dr Paul Thung dan istri, dll. Selebihnya 
adalah kenalan-kenalan lama AS Munandar dari Amsterdam, Den Haag, 
Leidsendam, Purmerend, Zaandam, Utrecht, Zeist, Rosendaal, Rotterdam, 
Dortmund, Keulen, Hülhorst, Paris dan Stockholm. Mungkin juga (maaf) ada 
yang ketinggalan dicatat di sini.


Pertemuan yang mengensankan kemarin itu, dibuka dengan hikmat oleh 
pimpinan Perhimpunan Persaudaraan Taufik. Diikuti oleh penghentingan 
cipta mengenangkan A.S. Munandar tercinta.


* * *


Pagi ini – Kutanyakan kesan Andreas Sungkono dari pimpinan Perhimpunan 
Persaudaraan Indonesia, yang sejak semula bersama kawan-kawannya dari 
Perhimpunan Persaudraan sibuk mengatur-atur pertemuan hari itu: 
Bagaimana kesannya mengenai perpisahan dengan Bung Cipto kemarin.


Yaah, jawabnya, kita semua terutama berduka-cita! Tetapi bersamaan 
dengan itu juga terharu, lega dan gembira menyaksikan begitu banyak yang 
datang pada upacara perpisahan dengan Bung Cipto. Kiranya fihak 
Rouwcentrum Goetzee Dela, juga terhera-heran. Begitu banyak hadirin yang 
datang pada hari pemkakaman A.S. Munandar. Jarang sekali begitu banyak 
hadiri pada suatu upacara pemakaman.


Kusajikan di sini sajak yang dirangkum Andreas Sungkono dalam kata 
perpisahannya kepada A.S. Munandar, sbb:


/Selamat Jalan/


/Ketika cuaca dingin membeku/

/Dan cakrawala Nusantara /

/Masih kotor dengan debu/

/Kau pergi tinggalkan kami/

/Walau itu bukan maumu sendiri/


/Kau telah berlawan, bertahan /

/Lebih dari dua pekan/

/Tapi kodrat telah sampai ke batas janji/

/Tak bisa ditunda lagi/


/Kau tinggalkan semua yang kau punya/

/Pemikiran dan keyakinan/

/Juga api yang kau jaga menyala/

/Serahkan pada generasi muda /

/Pelanjut angkatan/

/Meneruskan perjalanan/

/Menuju harapan…./

/Selamat jalan Bung Cipto!/


Beristirahatlah dengan tenang di alam damai dan abadi!


* * *


Sarmaji dari Perhimpunan Dokumentasi Indonesia Amsterdam, berkesan a.l. 
sbb: Sangat mengharukan kata perpisahan dari dr Paul Thung, sahabat 
A.S.Munandar sejak muda ketika bersekolah di HBS dan kemudian sama-sama 
bekerja di laboratorium geologi di Bogor pada zaman pendudukan Jepang, 
sampai bertemu kembali di Belanda sesudah berpidah duapuluh tahun lebih. 
Apa kesan Dr Paul Thung: Ashar tidak berubah. Ia adalah orang yang jujur 
dan berprinsip yang berjuang untuk keyakinannya sampai akhir umurnya. 
Betapapun kesulitan yang dihadapinya, tanah air dan bangsa, IA TETAP 
OPTIMIS.


Aku terharu mendengar kata-kata yang diucapkan oleh putera Bung Cip, 
Widyo yang ditinggalkan bapaknya ketika berumur 1 tahun (1965). Kemudian 
baru bertemu lagi pada tahun 1988 ketika ia berkunjung ke Belanda untuk 
pertama kalinya jumpa dengan bapaknya. Kata Sarmaji.


Kutambahkan bahwa juga amat mengharukan betapa cucu AS Munandar, Satria, 
mengutarakan hubungan dekatnya dengan Opanya, Opa Munandar.


* * *


Yang a.l. hendak difokuskan di sini ialah kata-kata perpisahan yang 
diutarakan oleh sahabat lama AS Munandar, Umar Said. Umar Said, adalah 
mantan Pemimpin Redaksi s.k.Ekonomi Nasional dan Bendahara Persatuan 
Wartawan Asia-Afrika (Jakarta). Umar Said mengangkat satu kalimat yang 
ditulis oleh A.S.Munandar dalam bukunya, bab: KILASAN KENANGAN MASA 
LALU. Kalimat-kalimat itu adalah:


“Ribuan kawan dan sahabat dekat yang kukenal sudah tidak ada, mereka 
telah memberikan pengorbanan luarbiasa, mengenang mereka membuat hatiku 
amat sedih. Tetapi seperti peribahasa kita: /Patah Tumbuh Hilang 
Berganti! /Tetap kupelihara rasa optimis, karena percaya pada bangsa dan 
rakyatku, terutama pada generasi mudanya, yang kelak pasti akan berhasil 
mewudjudkan cita-citanya untuk masyarakat yang adil”.


Kemudian Umar Said menghubungkan keyakinan A.S. Munandar tsb dengan 
perkembangan belakangan ini di tanahair. Muncul dan berkembangnya 
kebangkitan baru kesedaran akan keadilan terutama di kalangan generasi 
muda, di tengah-tengah membeludaknya kritik-kritik dan protes terhadap 
skandal-skandal di lembaga pengadilan sekitar penangan kasus koruspsi 
dan di Bank Century.


* * *


Dalam kata-kata terakhir untuk Bung Cip, kunyatakan sbb: YA KAWAN, YA 
SESEPUH. Yang kumaksudkan sesepuh di sini, sesungguhnya bukan secara 
umum semata. Tetapi kongkrit berhubungan dengan analisis dan penilaian 
beliau terhadap perkembangan situasi polik tanah air dan mancanegara. 
Khususnya mengenai masalah SOSIALISME dewasa ini dan selanjutnya.


Maka, bila hendak mengetahui pandangan dan fikiran A.S.Munandar, hendak 
mengetahui siapa A.S. Munandar, kataku, BACALAH BUKUNYA. Bung Cipto 
sendiri menjelaskan di dalam bukunya bahwa:


“Setelah membaca kembali bahan yang sudah dikumpulkan, penulis 
(A.S.Munandar) menyedari bahwa penyusunan dan penulisan bahan-bahan itu 
bagi penulis sendiri merupakan bagian dari suatu proses belajar yang tak 
ada habis-habisnya dan berlangsung terus sampai akhir hayat manusia”.


* * *


Di dalam uraian itu kita melihat betapa A.S.Munandar rendah hati, tidak 
berhenti pada penulisannya sendiri di waktu lalu, tetapi memikirkannya 
kembali. Baginya hal itu merupakan suatu proses belajar yang tak ada 
habis-habisnya dan berlangsung terus sampai akhir hayat manusia. Betapa 
rendah hatinya Bung Cip. Betapa besar semangatnya untuk belajar lagi. 
Karena, pemikiran kita harus didasarkan serta sesuai dengan keadaan dan 
perkenbangan situasi yang seringkali berlangsung cepat.


Dari sifat rendah hati A.S. Munandar serta semangat belajarnya yang tak 
kunjung padam itu kita yang ditinggalkannya dapat berteladan!



* * *


















[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to