JUMAT, 05 MARET 2010 | 23:57 WITA | 4940 Hits
Polda &HMI Bentuk Tim Pencari Fakta
Syamsul Bachri: Harus Tahan Diri
 
MAKASSAR -- Bentrok antara mahasiswa dengan aparat kepolisian, Kamis 3 4 Maret, 
disesalkan. Menyikapi insiden tersebut, kedua pihak yang terlibat bentrok 
membentuk tim pencari fakta. 

Pengurus HMI Cabang Makassar, misalnya, membentuk tim pencari fakta atas kasus 
penyerangan Wisma HMI yang berada di Jalan Botolempangan yang  dilakukan oknum 
aparat kepolisian. Pembentukan tim ini diputuskan dalam rapat, malam tadi, di 
Wisma HMI. 

Ketua HMI Cabang Makassar, Amal Sakti, membenarkan pembentukan tim pencari 
fakta untuk mengusut awal persoalan ini. "Sementara masih dibahas seperti apa 
modelnya dan tugas tim ini. Yang jelas, ada rencana pembentukan tim melibatkan 
pengurus HMI," kata Amal. 

Hal serupa dilakukan Polda Sulsel. Tim bentukan Polda ini akan dipimpin 
Kapolwiltabes Makassar, Kombes Polisi Gatta Chairuddin. Rencana pembentukan tim 
investigasi ini disampaikan Kapolda Sulsel, Irjen Polisi Adang Rochjana. "Ya, 
kami akan membentuk tim khusus menyelidiki masalah ini. Saya dengar HMI 
Makassar juga akan membentuk tim pencari fakta untuk menelusuri awal persoalan 
dan siapa pelaku penyerangan itu," kata Adang. 

Khusus tim bentukan Polda Sulselbar, kata Adang, menugaskan Kapolwiltabes 
bersama jajarannya untuk mengungkap siapa pelaku penyerbuan dan menyidik kasus 
ini. Adang menambahkan, kalau pelakunya adalah polisi tentu akan diproses dan 
diberi sanksi tegas. "Begitupun kalau terbukti ada dari mahasiswa yang 
melakukan tindak pidana, akan kami proses. Pokoknya tidak ada yang kebal hukum 
dalam persoalan ini," tegasnya. 

Terkait kerusakan Wisma HMI berikut inventarisnya, Kapolda berjanji akan 
membantu dengan meminta bantuan donatur. "Kalau kami membantu sendiri mungkin 
tidak bisa karena anggaran tidak ada. Siapa tahu ada donatur dari alumni HMI 
yang dekat dengan polisi mau memberi bantuan perbaikan wisma yang rusak," 
katanya. 

Tahan Diri 

Bentrok aparat kepolisian dengan mahasiswa disikapi wakil rakyat asal Sulsel, 
Syamsul Bachri. Menurut dia, polisi dan mahasiswa harusnya bisa menahan diri.
Syamsul menyadari, mahasiswa jika berunjuk rasa wajar. Sebab, sebagai kelompok 
kritis, mahasiswa memang demikian. Bahkan, kadang-kadang sedikit emosional, 
tentu bisa dipahami.

Sebaliknya, kata Syamsul, aparat juga harus lebih mengedepankan pendekatan 
persuasif. Sebab yang ditangani juga adik-adiknya. Apalagi, kalau sampai 
bentrok, tentu ada yang keliru. "Kapolda harusnya bisa menenangkan anak 
buahnya. Kalau tak bisa menghadapi masyarakat, mending pindah," tegas Syamsul. 

Menurut dia, polisi dalam bertugas harus mengedepankan komunikasi yang baik. 
Mahasiswa jangan dianggap musuh yang harus ditumpas. (ram-har)



[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to