Makanya saya bilang juga masih jahiliyah.... Pikirannya masih picik dengan ego pribadi, "gue", "organisasi", "suku Bugis"... Padahal katanya yang dibela itu "rakyat", "bangsa", "negara".... B******!
"reaktif", "melawan" itu cuman alasan untuk mengumbar nafsu terpendam yang tidak terkontrol didukung oleh komponen masyarakat yang MEMANFAATKAN air keruh, makanya bela-bela nggak karuan spt ini., padahal kembali, di saat seperti ini lah seharusnya komponen masyarakat itulah yang BISA MEMBERI PANDUAN bagaimana berakhlak yang baik kepada mahasiswa termasuk polisi, bukan cuman sekedar pinter menjudge orang lain "kafir", "sesat", "salah". si oknum polisi juga kalo ditanya PASTI punya alasan yang sama, "reaktif", "penghinaan" dll. Masih mending walikota dan rektor-rektor itu yang bisa melihat relatif secara lebih utuh, dan bukan sekedar bela-bela, entah dgn alasan apa ----- Original Message ----- From: H. M. Nur Abdurahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, March 08, 2010 3:24 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Wisma HMI dan Kantor Polsek Rusak Parah ----- Original Message ----- From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <ary.setij...@gmail.com> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Monday, March 08, 2010 07:54 Subject: Re: [wanita-muslimah] Wisma HMI dan Kantor Polsek Rusak Parah It takes two to tanggo... Polisi bisa saja mmg bertindak represif, dan itu bisa saja salah, apalagi jika kita bicara oknum polisi (baru 2 tahun selesai pendidikan) yang siangnya katanya kena pukul mahasiswa juga... tapi mahasiswa makasar mmg terkenal anarkis juga, masih barbar, jahiliyah... memblokir jalan, sweeping, merusak jalan2, pagar, pot-pot, fasilitas umum, mobil pemerintah, kantor2 pemerintah. ########################################################################### HMNA: Markas HMI diobrak-abrik anggota Densus 88 dan gerombolannya. Itu adalah lambang organisasi, dan itu PENGHINAAN terhadap HMI. Keras dilawan keras, lambang organisasi DIHINA dilawan juga dengan PENGHINAAN atas lambang negara (polisi dan mobil pemerintah dll). Jadi tindakan anarkis HMI itu disulut oleh tindakan anarkis terlebih dahulu oleh anggota Densus 88 dan gerolmobolannya. Anggota Densus 88 dan gerombolannya jual HMI beli. Tindakan anarkis mahasiswa tidak dapat dibenarkan, tetapi bisa DIFAHAMI dan DIMAAFKAN, karena bersifat reaktif. Tetapi tindakan anarkis anggota Densus 88 dan gerombolannya yang anarkis menyusul bentrokan TIDAK bisa dibenarkan dan TIDAK bisa DIFAHAMI serta TIDAK bisa DIMAAFKAN, karena bersifat pro-aktif.. Pada pokoknya anggota Densus 88 dan gerombolannya jangan menabur angin, sebab akibatnya niscaya menuai badai.. Hari ini Senin 8 Maret HMI demo besar-besaran melantunkan dua aspirasi. Pertama skandal Bank Century yang 2 orang pelakunya dibela SBY supaya dituntaskan, kedua pucuk pimpinan Polri yang bertanggung jawab mengenai anak buahnya yang anarkis menyulut perlawanan HMI supaya ditindaki secara struktural. Mulanya mereka berorasi di kampus masing-masing. Dan selanjutnya semuanya berukumpul di satu titik di Fly-over, selanjutnya ke DPRD. Dan terakhir di Mapolwiltabes. Postingan ini ditulis sementara mereka di Mapolwiltabes. Lalu lintas lancar-lancar saja. Fakta menyatakan, karena polisi tidak repressip demo aman-aman saja. Pelajaran yang baik, jangan melepas anggota Densus 88 bertugas dalam hal demo. Jangan mengusik harimau yang sedang tidur. ############################################################################# . apalagi tidak ada filter dari tokoh-tokoh yang lebih senior, apakah itu ulama maupun politisi, orang-orang yang seharusnya menganjurkan hal-hal yang baik dan tidak anarkis, malah cenderung MEMANFAATKAN mahasiswa untuk kepentingannya. Sekrang yang anti SBY mmg cenderung membiarkan kejadian agar terekskalasi supaya SBY diganti, makanya demo mahasiswa malah didorong agar tambah barbar... padahal sebetulnya soal Century itu persoalan yang tinggal didorong OLEH PARTAI dan organ-organ terkait untuk menyelesaikannya, bukan malah membawa-bawa masyarakat untuk ikut-ikutan turun ke jalan. ----- Original Message ----- From: H. M. Nur Abdurahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, March 07, 2010 4:58 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Wisma HMI dan Kantor Polsek Rusak Parah ----- Original Message ----- From: <kmj...@indosat.net.id> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Saturday, March 06, 2010 11:51 Subject: Re: [wanita-muslimah] Wisma HMI dan Kantor Polsek Rusak Parah Berita tv tentang makassar selalu soal demo mahasiswa, soal perkelahian massal antar mahasiswa, dan sejenisnya. Komentar anak saya, kapan mahasiswa Makassar belajar? Komentar tetangga saya, kalau mau belajar berdemo dengan kekerasan, pergi ke Makassar. Apapun penyebabnya, ############################################################ HMNA: Pada umumnya dalam hal demo, mahasiswa mulai melawan jika polisi mulai represip. Dalam kasus ini sebelum Markas HMI diobrak-abrik dan mahasiswa yang ada di dalamnya dipukuli oleh anggota Densus 88 dan gerombolannya dari anggota Polwiltabes Makassar, BELUMLAH terjadi kekerasan. Pada pokoknya dalam kasus ini lagi-lagi polisi yang mulai, dan dalam hal ini polisi bertindak di luar batas arogansi yang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Harap maklum, bahwa mengobrak-abrik Markas dan memukuli Ketuanya itu adalah lambang PENGHINAAN organisasi, sehingga terjadi reaksi keras dari mahasiswa di kota-kota lain di Indonesia. Dan tentang hal tawuran itu bukan di Makassar saja. ############################################################ penyelesaian dengan kekerasan adalah hal yang keliru jika dilakukan oleh kaum yang terpelajar. KM ----Original Message---- From: mnur.abdurrah...@yahoo.co.id Date: 06/03/2010 10:38 To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Subj: Re: [wanita-muslimah] Wisma HMI dan Kantor Polsek Rusak Parah ----- Original Message ----- From: "sunny" <am...@tele2.se> To: <Undisclosed-Recipient:;> Sent: Saturday, March 06, 2010 05:35 Subject: [wanita-muslimah] Wisma HMI dan Kantor Polsek Rusak Parah http://www.ambonekspres.com/index.php?act=news&newsid=28740 Jumat, 05 Mar 2010, | 11 Kapolda : Sudah Diseting untuk Menjatuhkan Saya Wisma HMI dan Kantor Polsek Rusak Parah Makasar, AE.- Imbas penyerangan(*) oleh oknum anggota Densus 88 dan pemukulan terhadap belasan pengurus HMI Cabang Makassar, menyebabkan aksi demonstrasi besar-besaran mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Kamis, 4 Maret. Ada dua titik demo yang berujung bentrok. ######################################################################################### (*) Geromblan pengacau yang menyerang itu, yakni: seorang dari anggota Densus 88 anti terror Aipda Sutriman, dan tiga orang dari anggota Polwiltabes Makassar masing-masing AKP Elyasar Kiding, Aiptu Kanafi dan Briptu Sardi. Patut diduga itu sebuah skenario untuk membenturkan mahasiswa vs polisi untuk mengalihkan focus perhatian mahasiswa dan masyarakat dalam hal mengawal keputusan DPR yang menetapkan memilih opsi C ttg skandal Bank Century. HMNA ######################################################################################### Dua titik bentrokan melibatkan mahasiswa dengan polisi yang dibantu masyarakat(**), terjadi di depan Wisma HMI Jalan Botolempangan dan depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jalan Sultan Alauddin. Khusus di Jalan Botolempangan, aksi demonstrasi berakhir dengan dirusaknya Wisma Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar. ########################################################################################## (**) Ini adalah preman binaan binaan oleh perancang skenario pembenturan mahasiswa vs polisi di kedua titik bnetrokan tsb. Preman binaan tsb berasal BUKAN dari pemukim di sekitar Wisma HMI dan kampus UIN, tetapi dikerahkan dari tempat lain. Dalam penyerangan terhadap mahasiswa di depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jalan Sultan Alauddin, preman binaan itu maju di depan dijadikan tameng polisi, dan ini juga dapat disaksikan di layar TV-One dan Metro. HMNA ########################################################################################## Pengrusakan dilakukan polisi berpakaian preman dibantu masyarakat menggunakan batu, sekira pukul 13.45 Wita. Selain merusak wisma berikut inventarisnya seperti komputer, 27 unit motor milik pengurus HMI yang terparkir di depan dan gudang wisma dirusak massa (***) menggunakan parang. ####################################################################################### (***) Massa ini terdiri dari polisi berpakaian preman dan preman binaan HMNA ######################################################################################## Pemicu pengrusakan Wisma HMI, dipicu oleh ulah sekira 50-an orang pengurus HMI Cabang Makassar merusak kantor Polsekta Ujungpandang yang letaknya tak jauh dari Wisma HMI. Lemparan batu mahasiswa menyebabkan kaca kantor polsekta pecah. Tak terima kantornya dirusak, anggota Polsekta Ujungpandang dibantu masyarakat sekitar lalu mengejar mahasiswa dan melemparinya dengan batu. Aksi saling lempar pun berlangsung sekira 15 menit. Bantuan personel dari Polwiltabes Makassar, membuat mahasiswa semakin terdesak dan memilih mundur. Serangan polisi dan masyarakat membuat mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang tergabung di HMI Cabang Makassar langsung kocar- kacir. Melihat Wisma HMI kosong melompong, massa pun langsung melemparinya dengan batu. Tak lama berselang, sebanyak 15 pengurus HMI ditemukan bersembunyi di belakang wisma dan langsung didata. Setelah didata, ke-15 pengurus HMI tersebut pun langsung dibawa ke Polwiltabes Makassar menggunakan mobil taktis. Ke-15 mahasiswa yang ditahan adalah Muchtar, Jumadin, Idris, Firman, Handi, Rifaldi, Asri, Ramadhan, Jumriawan, Agus, Sarjan, Sumardi, Akbar, Reski, dan Tolib. Salah satu mahasiswa Tolib, mengalami luka di bagian bibir bawah(****). ###################################################################### (****) Yang jadi eksekutor di Polwiltabes Makassar tsb yaitu Briptu Sardi salah seorang di antara gerombolan pengacau yang dikepalai oleh anggota Densus 88 anti terror Aipda Sutriman yang menyerang Wisma HMI. HMNA ###################################################################### Sekira 30 menit setelah pengrusakan Wisma HMI Cabang Makassar, Koordinator Alumni HMI yang juga anggota DPRD Sulsel, Adil Patu langsung meninjau Wisma HMI. Adil sangat menyesalkan ulah represif aparat yang merusak wisma. "Polisi harus bertanggung jawab dan mengganti semua kerusakan di Wisma HMI. Mestinya polisi bisa menahan diri dan tidak melakukan pengrusakan," kecam Adil. Sesaat setelah Adil tiba di Wisma HMI, Kapolda Sulselbar Inspektur Jenderal Polisi Adang Rochjana dan Kapolwiltabes Makassar, Komisaris Besar Polisi Gatta Chairuddin, juga tiba di lokasi. Saat digelar negosiasi di ruangan tengah wisma, beberapa pengurus HMI terlihat emosi dan berorasi di bagian depan wisma sambil memukul kaca. Sementara itu kerusuhan dalam aksi demontrasi mahasiswa di depan Wisma HMI Jalan Botolempangan, dan depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jalan Sultan Alauddin, dinilai sudah sengaja disetting atau diatur sedemikian rupa. Tujuannya, untuk menjatuhkan Kapolda Sulselbar Irjen Pol Adang Rochjana dari jabatannya.(*****) ########################################################################################## (*****) Kapolda Sulselbar Irjen Pol Adang Rochjana adalah korban setting yang sebenarnya, yaitu skenario pembenturan mahasiswa vs polisi untuk mengalihkan focus perhatian mengawal keputusan DPR ttg skandal Bank Century. HMNA ########################################################################################### Pengakuan blak-blakan ini dilontarkan Kapolda Adang Rochjana, saat berdialog dengan mahasiswa di Wisma HMI Cabang Makassar Jalan Botolempangan, sore kemarin. Kapolda mengaku sangat terpukul dengan adanya pengrusakan Wisma HMI dan mengaku memang ada oknum tertentu yang ingin menjatuhkannya. "Sejak awal saya sudah menduga, kasus penyerangan Wisma HMI Cabang Makassar ini sudah disetting untuk menjatuhkan saya. Buktinya, persoalan pribadi tapi merembet ke bentrok antara HMI dan polisi," beber Adang. Persoalan pribadi dimaksud menurut Adang, melibatkan salah seorang mahasiswa Universitas 45, Azhary Setiawan alias Kama Cappi, 35, dengan anggota Densus 88 Anti Teror, Aiptu Sutriman. Penyebabnya, Kama Cappi diduga melontarkan kata-kata kotor terhadap Sutriman saat mengamankan aksi demonstrasi di depan kampus Universitas 45 Jalan Urip Sumoharjo. Karena dikejar oleh Sutriman, Kama Cappi lalu berlari ke Wisma HMI. "Nah, karena mencari Kama Cappi anggota langsung masuk ke Wisma HMI. Dari sinilah kemudian timbul gesekan antara polisi dan mahasiswa," kata Adang. Meski begitu, Kapolda berjanji menindak tegas anggotanya yang terbukti melakukan tindakan represif dengan sanksi berat berupa pemecatan. "Anggota yang terbukti menyerang Wisma HMI dan memukuli mahasiswa tentu akan diberi sanksi. Kalau perlu dipecat," tegas Adang. (ram) [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]