http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=6d61965b8f6fd2b55031840ffbb52895&jenis=b706835de79a2b4e80506f582af3676a&PHPSESSID=155522d790bb41c24ee72dc82d6a8fd1


Baasyir: Jenazah Dulmatin Wangi. 
Jumat, 12 Maret 2010 | 13:35 WIB 
 


Pemalang - Jenazah tersangka terorisme Dulmatin alias Joko Pitono, dimakamkan 
di pemakaman umum Desa Loning, Kec. Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, Jumat 
(12/3) sekitar pukul 08.00.  Ratusan warga tumpah ruah di jalan mengantarkan 
jenazah buron kasus bom Bali 2002 tersebut.

Pemakaman Dulmatin juga jadi dipadati ratusan warga, baik yang melayat maupun 
sekadar ingin melihat. Mereka bergerombol-gerombol di jalan-jalan menuju 
pemakaman. Dulmatin memang buron teroris tersohor. Kepalanya dihargai 10 juta 
dollar AS oleh pemerintah AS sejak dituduh terlibat bom Bali 2002. Selain itu 
Dulmatin juga buron pemerintah Filipina. 

Bersama dua terangka terorisme lainnya yang oleh Polri disebut sebagai 
asistennya, Dulmatin tewas dalam penggerebekan oleh Densus 88 di Pamulang, 
Tangerang, Selasa siang (9/3) lalu. 

Jenazah Dulmatin dibawa dari RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jaktim, pukul 20.30 
tadi malam dengan mobil ambulans. Salah satu mobil yang mengiringi ambulans 
berisi kakak kandung Dulmatin, Azzam Baabud, Abu Wildan (kawan Dulmatin), dan 
satu perempuan berkerudung cokelat yang belum diketahui identitasnya.

Sebelum itu, Azzam Baabud memasuki kamar jenazah RS Sukanto, Kramat Jati, 
sekitar pukul 18.40 WIB untuk melihat jenazah Dulmatin. Azzam dikawal ketat 
sejumlah polisi dari ruangan Forensik-Ante Mortem ke ruang jenazah. 
Identifikasi jenazah dan pengurusan administrasi pengambilan jenazah diproses 
sejak pukul 13.00 kemarin.

Kepala RS Kepolisian Pusat Sukanto, Brigjen Pol S. Budi Siswanto, mengatakan 
jenazah Dulmatin telah diserahkan kepada pihak keluarga setelah semua prosedur 
dijalankan oleh rumah sakit. ''Sebelum penyerahan dilakukan, jenazah sudah 
dimandikan, dikafani dan disalati selayaknya umat Islam dan dilakukan sejak 
maghrib usai,'' katanya.

Empat mobil dan ambulan yang membawa jenazah Dulmatin akhirnya tiba di rumah 
duka Jl Pasar Utara No 24, Kompleks Pasar Petarukan, Kel./Kec. Petarukan, Jumat 
(12/3) sekitar pukul 03.00 dinihari tadi. Ratusan pendukung Dulmatin langsung 
menyambutnya dengan takbir. ''Allahu Akbar.. Allahu Akbar,'' pekik mereka. 

Sekitar pukul 07.30 pagi tadi, jenazah disalatkan di Masjid Baitul Mutaqin atau 
masjid besar Kauman di Petarukan yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah 
duka. Jenazah berada di keranda berbalut kain hijau. Keberangkatan jenazah ke 
masjid diikuti puluhan kerabat serta handai taulan dan ratusan pelayat.

Setelah disalatkan, jenazah kembali dibawa ke rumah duka untuk diberangkatkan 
ke TPU Desa Loning yang berjarak sekitar 5 km. Ratusan pelayat berjalan kaki 
mengantar jenazah yang diangkut dengan mobil pikap ke pemakaman. 
Pinggir-pinggir jalan yang dilalui iring-iringan pelayat dan jenazah dipadati 
warga. Aktifis Front Pembela Islam (FPI) Pamulang turut membuat suasana ramai.

Liang lahat Dulmatin sendiri sebelum tibanya jenazah juga jadi tontonan ratusan 
warga. Warga harus menguras air yang menggenangi dasar liang lahat hingga 
setinggi mata kaki. Kondisi makam becek oleh air hujan. Liang lahat Dulmatin 
berada di lokasi pemakaman keluarga seluas sekitar 100 meter persegi. Luas TPU 
Desa Longing sendiri kira-kira dua kali lapangan sepak bola. 

Baasyir: Dia Mujahid

Sementara itu, pengasuh Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukohardjo, Jawa Tengah, 
menilai penangkapan Dulmatin oleh pemerintah Indonesia adalah hal yang wajar 
karena pemerintah menilai Dulmatin melanggar undang-undang. Namun Baasyir 
menyatakan, Dulmatin tidak boleh disebut teroris.

''Dia pejuang Islam meskipun mungkin langkah yang ditempuhnya tentang 
penggunaan kekerasan yang dia lakukan di area damai memang perlu dikoreksi,'' 
kata Baasyir kepada wartawan di Kompleks Pesantren Al Mukmin Ngruki, pagi tadi.

Baasyir mengaku tak kenal sosok Dulmatin. Meski demikian, dia menyakini bahwa 
Dulmatin bukanlah seorang teroris yang selama ini diburu polisi. Menurutnya, 
Dulmatin adalah seorang mujahid karena membela orang Islam yang tertindas di 
luar negeri. Kendati dinilai teroris, Baasyir mempersilakan masyarakat tidak 
setuju dengan jihad cara Dulmatin.

''Silakan masyarakat menilai, yang saya tahu mereka pejuang Islam, bukan 
teroris yang teroris adalah Amerika. Itu yang dibalik, maling teriak maling, 
tapi Indonesia taklid (menurut),'' ujarnya. 

Selain itu, kata Baasyir, berbeda jasad orang yang disebut teroris dengan jasad 
orang yang bukan teroris. Hal itu dibuktikan dari jenazah Dulmatin dari 
kawan-kawan yang melihat langsung jenazahnya sebelum dimakamkan.
''Saya dengar dari kawan-kawan di sana yang melihat jenazah Dulmatin. Baunya 
wangi dan darah masih mengalir. Kenapa demikian, itu membuktikan kalau teroris 
lima menit setelah mati pasti busuk,'' kata Baasyir. Meski simpati dengan 
aksinya melawan Amerika, tapi dia mengaku jihad yang dilakukan Dulmatin keliru.
Seperti diketahui, Dulmatin dipastikan tewas setelah di tembak oleh tim Densus 
88 di Pamulang, Tangerang Banten pada Selasa 9 Maret 2010, bersama tiga orang 
yang diduga teroris. Penangkapan Dulmatin berawal dari penyergapan sejumlah 
kelompok teroris di Aceh Besar yang merupakan kelompok teroris Pamulang. 

Jenazah Pengawal 

Jika jenazah Dulmatin sudah dimakamkan, dua jenazah pengawalnya, Ridwan dan 
Hasan Nour alias Rebo, hingga siang tadi masih berada di Ruang Jenazah RS Polri 
Sukanto, Kramat Jati, Jaktim. ''Belum ada perkembangan baru,'' ujar Kepala RS 
Polri Brigjen Pol S. Budi Siswanto ketika dihubungi wartawan melalui telepon 
pagi tadi. 

Ridwan dan Hasan alias Rebo diduga adalah pengawal Dulmatin. Mereka tertembak 
oleh Densus 88 di Gang Asem, Jl Dr Setiabudi, Pamulang, Banten. Sedangkan 
Dulmatin tertembak di Warnet Multiplus, Jl Siliwangi, Pamulang.
Budi mengatakan, memang sempat ada orang yang datang melihat-lihat jenazah 
Ridwan dan Hasan. Namun, pihaknya tak tahu mereka keluarga Ridwan atau bukan. 
''Karena kemarin kita fokus pada jenazah Dulmatin,'' katanya. Polisi berseragam 
tetap berjaga-jaga di depan ruang jenazah RS Polri. viv, ntr 
  
      Berita Terkait 
      . Dilawan Teroris, 1 Brimob Tewas, 9 Luka 
      . Penabrakan Pesawat Aksi Terorisme 
      . Polres Buta Teroris di Taman 
      . Alexandria Tolak Jadi Tempat Sidang Hambali 
      . Indonesia Bukan Daftar Curiga AS 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke