Refleksi : Mudah bagi yang elit mengatakan "Makan tak harus nasi", tetapi kalau tidak punya uang untuk membeli yang bukan nasi atau makanan bergizi, terkecuali makan rumput atau makan angin! Beginilah pengenalan masyarakat oleh petinggi wong cilik ataukah sebenarnya adalah wong licik?
http://nasional.kompas.com/read/2010/03/25/16013160/Mega:.Makan.Tak.Harus.Nasi Mega: Makan Tak Harus Nasi Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik Kamis, 25 Maret 2010 | 16:01 WIB FX ISMANTO Megawati Soekarnoputri BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku sering dicemooh ketika partainya sebagai sebuah institusi politik banyak mengurusi persoalan sosial kemasyarakatan. Padahal, menurutnya, ruang lingkup kerja sebuah organisasi di era modern, terutama parpol, tak terbatas pada bidang-bidang tertentu saja. Salah satu aspek yang menjadi perhatiannya adalah masalah ketahanan pangan. Setelah melakukan lawatan ke sejumlah daerah, Megawati diingatkan tentang ketersediaan beras di Indonesia. "Dari hasil jalan kemarin, diingatkan kalau pola makan kita tetap seperti sekarang, hati-hati, akan terjadi kekurangan pangan di dunia. Tak hanya saya yang bilang, PBB juga begitu. Ini harus di-record, di-adopt oleh banyak negara," tuturnya dalam pembukaan pelatihan kader PDI-P di Cariu, Bogor, Kamis (25/3/2010). Oleh karena itu, menurutnya, perlu dipikirkan cara menggerakkan dan membuat makanan alternatif selain beras, dan mengganti perlahan budaya makan nasi. "Indonesia kan begitu, kalau enggak nasi, enggak makan. Padahal, yang terpenting gizi. Kalau jagung yang baik, ya jagung saja. Di Indonesia banyak sekali jenis bahan makanan yang belum tersentuh," tandasnya. ++++ [Non-text portions of this message have been removed]