Silakan didiskusikan !
Salam
HMNA
*************************************************
Keadilan Allah yang disaksikan oleh Nabi Musa AS

Nabi Musa 'alaihis salam (AS), masih tidak mampu untuk mencerna apa itu arti 
suatu keadilan, karenanya beliau bertanya, Rabb, Keadilan itu apa sih ? Allah 
tidak menjawab tapi memerintahkan sang Nabi untuk pergi kesuatu tepian Oase 
(telaga ditengah gurun pasir). Musa AS sang Nabi tanpa menyanggah langsung 
pergi ketepian telaga itu. Selang beberapa waktu, ditengah gurun yang sunyi 
sepi, sesekali hembusan an gin gurun menyibak suasana, namun tak satupun 
peristiwa yang terjadi. Nabi Musa AS-pun tetap menunggu dan menunggu, sebab 
dalam hati beliau yakin bahwa Perintah Allah Pasti Ada Maknanya. 

  Tepat sinar matahari diatas ubun-ubun, seorang pemuda gagah dengan 
berkendaraan kuda, agaknya seorang keturunan bangsawan, berhenti ditepian sudut 
telaga, dia seperti ingin mengaso sejenak setelah menempuh perjalanan cukup 
jauh, mencuci muka, menyiramkan air kerambut, setelah segar kembali sipemuda 
menaiki kuda dan melanjutkan perjalanannya lagi. Tanpa disadari sipemuda, 
sewaktu menaiki kudanya tadi, ada sesuatu yang jatuh, rupanya setumpuk mata 
uang emas sebagai bekal perjalanan jauh, tercecer, sipemuda tidak tahu, 
(kejadian pertama yang disaksikan Nabi Musa AS). 

  Selang beberapa lama setelah itu, seorang pemuda agaknya seorang musafir 
kebanyakan, artinya orang biasa, juga singgah ditepian telaga untuk melepaskan 
lelah setelah berniaga kesekeliling desa-desa gurun pasir, setelah badan terasa 
segar, dia melanjutkan perjalanannya kembali, namun matanya tertuju kesuatu 
benda yang tergeletak ditepian itu, dia memungutnya, dia membukanya ternyata 
mata uang emas ada dalam buntil itu, terlihat keceriaan terbersit diwajahnya, 
dengan penuh semangat dia kembali melanjutkan p erjalannya, (kejadian kedua 
yang disaksikan Nabi Musa AS). 

  Disepanggah petang, dari kejauhan tampak seseorang menuju tepian telaga, 
rupanya seorang tua dengan nafas tertatih dia langsung mengambil air dan 
menyiramkan kewajahnya, betapa menyegarkan setelah berjalan jauh ketemu air, 
itulah suatu kenikmatan yang tia da tara, rasanya saat itu siraman air kewajah 
siorang tua lebih berharga dari sebungkah mas, sebab yang diperlukan saat itu 
adalah air, bukan emas ! Sedang asyik-asyiknya menikmati sejuknya air telaga, 
sipemuda gagah yang berkendaraan kuda (lihat kejadian pertama) rupanya kembali 
ketepian telaga itu, dia sangat yakin mata uang emasnya jatuh ditelaga itu. 
Karena yang ditemui disitu hanya seorang orang tua saja, sudah tentu dia 
menanyakan kepada orang tua itu, siorang tua tentu mengeleng pertanda tidak 
tahu, tapi sipemuda tetap ngotot malah dia bilang orang tua itu bohong besar, 
siapa lagi yang mengambilnya kalau bukan kamu, katanya ! Karena orang tua itu 
tidak mengaku, dia dengan sangat bengis menyiksa siorang tua hingga mati 
(kejadian ketiga). 

Nabi Musa AS terperangah dalam ketidak tahuan makna peristiwa. 
Allah bertanya: "Engkau faham Musa apa makna peristiwa-peristiwa itu ?"
"Tidak ya Rabb!" Nabi Musa AS menjawab.
Allah berfirman: "Itulah Keadilan!" 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke