http://www.harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=90354


Entaskan kemiskinan model Boalemo
      Tanggal :  26 Mar 2010 
      Sumber :  Harian Terbit 


Oleh Prof Dr Haryono Suyono


PRIORITAS pembangunan dewasa ini adalah pengentasan keluarga miskin dengan 
sungguh-sungguh. Dalam skala global, prioritas tersebut merupakan garapan yang 
erat hubungannya dengan pencapaian delapan sasaran pembangunan Millennium 
(MDGs) yang Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, atau Presiden RI sebelumnya, 
Ibu Megawati Sukarnoputri, memberikan komitmennya pada Sidang PBB di New York 
pada tahun 2005, atau pada tahun 2000.

Untuk pekerjaan maha besar tersebut Bupati Boalemo, Iwan Bokings, yang 
mempunyai kabupaten seluas 2.500 km2, atau sekitar 55 % dari luas Provinsi 
Gorontalo, dengan penduduk sekitar 140.034 jiwa harus bekerja sangat keras. 
Bupati yang gesit dan banyak akal tersebut bekerja keras dengan seluruh 
jajarannya secara sistematis. Seluruh aparatnya dikonsolidasikan dengan 
sungguh-sungguh. Keluarga di Kabupatennya dipetakan sesuai dengan indikator BPS 
dan BKKBN. 

Data kedua instansi tersebut dimanfaatkan dengan tujuan yang berbeda. Data BPS 
hasil pengukuran sampling memberi gambaran keadaan keluarga secara makro. Data 
BKKBN memberi gambaran keluarga pra sejahtera dan sejahtera I sesuai kondisi 
riel di lapangan. Kedua data berbeda karena definisi dan batasannya yang 
berbeda. Data BPS dimanfaatkan Bupati sebagai laporan keadaan keluarga miskin 
di daerahnya. 

Data BKKBN yang melaporkan keadaan keluarga pra sejahtera dan keluarga 
sejahtera I yang tidak selalu miskin tetapi mudah jatuh miskin kalau keadaan 
bertambah berat dipergunakan oleh Bupati untuk arahan kegiatan operasional 
mencegah dan mengentaskan keluarga dari lembah kemiskinan dalam arti luas.

Bupati melakukan konsolidasi dengan menciptakan budaya yang kondusif agar 
keluarga miskin memperoleh akses yang lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan 
dan kesempatan kerja. Bupati mendorong partisipasi melalui sistem pemberdayaan 
yang sistematis dengan memberi kesempatan masyarakat ikut mengontrol 
perencanaan pembangunan dengan merangsang kebersamaan antar berbagai 
stakeholder dan pemberdayaan secara sistematis. 

Tahap demi tahap keluarga pra sejahtera dan sejahtera I diberdayakan sesuai 
indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui perbaikan di bidang 
pendidikan, kesehatan dan kewirausahaan. Akibatnya sangat mengejutkan. Angka 
partisipasi kasar (APK) pendidikan pra sekolah (PAUD) naik dari 4,7% di tahun 
2006 menjadi 23,9% pada tahun 2009. APK SD naik dari 100,4% menjadi 109,2%, APK 
SMP dari 65,8% menjadi 72,4% dan APK SMA dari 27,7% menjadi 46,7% dalam waktu 
yang sama. 

Usia harapan hidup berada pada posisi sekitar 66 sampai 67 tahun. Pada tahun 
2001 rakyat rata-rata berpendapatan sekitar Rp 2,8 juta dan melalui kerja keras 
pendapatan rata-rata meningkat menjadi Rp. 4,8 juta pada tahun 2008 sehingga 
pertumbuhan ekonomi yang semula kurang dari 6 % melaju menjadi sekitar 7,4 % 
pada tahun 2008.

Dengan pendapatan rata-rata yang makin merata, keluarga pra sejahtera dan 
sejahtera I menurut pendataan BKKBN yang jumlahnya sekitar 24.000 keluarga di 
tahun 2009, menurut BPS sekitar 38.612 penduduk dianggap miskin di tahun 2010. 
Sekitar 13.000 keluarga miskin itu berhak memperoleh beras untuk keluarga 
miskin (raskin).

Untuk menghadapi sisa keluarga miskin yang masih sulit dientaskan Bupati Iwan 
Bokings menggelar strategi yang jitu dengan membantu keluarga miskin tersebut 
bekerja keras didukung perumahan yang memadai, pendidikan, pelayanan kesehatan 
dan kesempatan ekonomi rumah tangga termasuk pengembangan dalam wadah koperasi. 
Setiap pejabat eselon II dan III diharuskan merasakan tinggal, membina dan 
mengawasi setiap keluarga miskin membangun Kebun Bergizi di halaman rumahnya, 
mengirim anak-anak mereka ke sekolah dan bekerja gotong royong dalam lingkungan 
kampung halamannya. 

Strategi yang jitu itu membuahkan komitmen kerjasama antar keluarga dan 
berbagai instansi yang makin kuat dalam mengikuti pemberdayaan yang tidak 
ringan menuju kemandirian bagi setiap keluarga miskin dengan budaya baru kerja 
keras menuju masyarakat yang sejahtera. Semoga Tuhan memberkati masyarakat 
Boalemo. (Penulis adalh Ketua Umum DNIKS/haryono.com)

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke