Keberuntungan Bagi Seorang Mukmin

By: agussyafii

Pada suatu hari ada seorang teman bertanya, 'kenapa ada orang yang tidak 
beriman, tidak pernah sholat malah hidup lebih beruntung daripada kita?' Saya 
kemudian menjelaskan kepadanya keberuntungan seorang mukmin dan yang bukan 
tentunya berbeda. Keberuntungan seorang Mukmin akan abadi, dunia akherat 
sementara keberuntungan orang yang bukan Mukmin hanya sesaat, hanya pada waktu 
itu saja.'

Keberuntungan berbeda dengan nasib. Dua orang yang memiliki peluang sana belum 
tentu nasibnya sama. Banyak faktor yang menjadi penentu keberhasilan, ada 
faktor dibawah kendali dan ada faktor diluar kendali. Teori sederhana 
mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat kecerdasan intelektual (IQ) seseorang, 
semakin tinggi pula peluang mencapai keberhasilan. Akan tetpi penelitian 
menunjukkan bahwa banyak orang yang memiliki IQ sangat tinggi justru bekerja 
dibawah perusahaan yang dipimpin oleh orang yang IQ-nya sedang-sedang saja. 
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kecerdasan emosional ( EQ ) lebih 
signifikan menentukan keberhasilan dibandingkan IQ. mengapa ? karena hukum 
logika tidak selamanya relevan dengan problem solving. Carut marut masalah 
sering tidak mengikuti prinsip - prinsip logika, oleh karena itu dibutuhkan 
pendekatan lain. Diantara pendekatan lain yang relefan dengan problem solving 
dari keruwetan adalah kearifan dan kesabaran.

Kearifan berasal dari kata arab arofa- ma'rifat-arifin-ma'ruf. yang mengandung 
arti bukan hanya tahu tapi juga mengenal. orang arif bukan hanya tahu masalah, 
tetapi juga mengenali karakterristik masalah, sehingga problem solving dengan 
pendekatan kearifan melahirkan
penyelesaikan yang tuntas, bisa dipahami oleh semua pihak, bukan hanya logis. 
Hal-hal yang logis sering tidak bisa difahami oleh pihak yang kalah. Orang arif 
sering sengaja mengalah demi memperoleh kemenangan yang sesungguhnya, bukan 
kemenangan yang formal.

Kesabaran atau sabar mempunyai devinisi yaitu tabah hati tanpa mengeluh dalam 
menghadapi cobaan dan rintangan dalam jangka waktu tertentu dalam rangka 
mencapai tujuan. Jadi sabar itu ada batasnya dan berkaitan dengan tujuan yang 
ingin dicapai. Orang yang selalu ingat tujuan biasanya mampu bersabar, 
sementara orang yang lupa tujuan sering mengerjakan hal-hal yang justru membuat 
tujuan semakin susah dicapai. Sabar bukan kelemahan, tetapi kekuatan menahan 
hal-hal yang tidak disukai hingga tujuan tercapai. Sabar itu pahit tetapi 
buahnya manis. Bertindak reaksioner mengikuti hawa nafsu sepertinya memuaskan, 
tetapi buahnya pahit.

Kunci keberhasilan Menurut VersiĀ  nabi Muhamad, Semua orang muslim berpotensi 
mengalami kegagalan, kecuali yang beriman. Semua yang beriman juga berpotensi 
mengalami kegagalan, kecuali yang membuktikan imannya dengan amal perbuatan. 
Tapi semua yang beramal juga memiliki potensi kegagalan kecuali yang beramal 
secara ikhlas. Nah, Ikhlas adalah kunci keberhasilan. Ikhlas adalah sikap tanpa 
pamrih, pamrihnya hanya kepada Allah. Seorang mukhlis mencintai seseorang 
semata-mata karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala, membenci juga semata-mata karena 
Allah, menerima pemberian juga semata-mata karena Allah, menolak tawaran juga 
semata-mata karena Allah.

Orang ikhlas seperti ini (mukhlis) tidak memiliki beban ketika menerima akibat 
dari sikapnya, akibat nikmat atau akibat derita. Seorang pemimpin yang jujur 
dan lurus, karena kejujurannya dimusuhi oleh atasannya yang tidak setuju dan 
akhirnya direkayasa sehingga masuk penjara. Karena keikhlasannya , didalam 
penjara dia merasa menang, yaitu menang dari godaan tidak jujur. Ia merasa 
berhasil mempertahankan prinsip kebenarannya.

Didalam penjara dia mengadu kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, robbi assijnu 
ahabbu
ilayya, "Ya Allah penjara lebih aku sukai daripada aku harus bersekongkol 
dengan ketidakjujuran." Ketika waktu bergulir dan tiba saatnya kebenarannya 
terbuka, atasannya masuk penjara dan ia dikeluarkan. Nah, ketika itulah ia 
bertakbir mengagungkan Allah. mensyukuri keadilanNya. Sekali lagi ia merasa 
berhasil.

Kunci Keberhasilan Menurut Versi Surah Wal' Asr Al-Qur'an surat Al-"Asr 
terjemahnya demikian: 1. Demi Masa 'Asr, 2. Sesungguhnya semua manusia dalam 
posisi rugi, 3. Kecuali mereka yang beriman dan membuktikan Imannya dalam 
bentuk amal sholeh, serta aktif
mengingatkan orang lain tentang kebenaran dan kesabaran.

Asar menurut perkspektif harian adalah saat yang tanggung karena sisa hari yang 
tinggal sedikit, sudah lelah dan sebentar lagi gelap malam. Asar menurut 
perspektif umur manusia adalah saat ketika orang sudah melampaui 75% usianya, 
sudah diusia senja. Asar menurut masa jabatan adalah tahun-tahun terakhir dari 
masa jabatannya, asar menurut perspektif dunia adalah ketika dunia sudah tua 
dan manusia hidup dimasa zaman akhir.

Jadi menurut al-Quran semua orang pada saat asar itu dalam posisi lebih banyak 
memiliki banyak potensi kerugian. Apakah semuanya? Tidak. Orang beriman yang 
mewujudkan imannya dalam karya nyata memiliki kepedulain sosial komitmen moral 
selalu beruntung. Tidak
pernah rugi, meski sudah di sore hari, meski diusia senja, meski di akhir masa 
jabatannya, meski hidup di akhir zaman bahkan diakherat kelak, seorang Mukmin 
akan selalu beruntung.

Wassalam, 
agussyafii 
-- 
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Muhasabah Amalia 
(MUSA)' Hari Ahad, Tanggal 18 April 2010 Di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan 
partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii2, atau 
http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12 431.


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke