IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita

Minggu, 18 April 2010

----------------------------------------


'Perhimpunan Persaudaraan' (Holland), Menampilkan Film

'PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN'


Pada pagi-siang-sampai sore Minggu yang cerah ini, musim semi 
benar-benar menampakkan dirinya. Di taman-taman kecil sepanjang jalan 
sepeda tanam-tanaman

bunga-bungaan sudah memamerkan keindahannya dalam pelbagai warna dan 
bentuk. Sedangkan Sang Surya dengan leluasa berkiprah. Tanpa gangguan 
angin kencang. Angin sepoi-sepoi basa nan sejuk tentu selalu ada. Kalau 
tidak bukan musim semi namanya.


Pada hari Minggu tanggal 18 April inilah “Perhimpunan Persaudaraan”, 
sebuah perkumpulan orang-orang Indonesia di Belanda, mengadakan Bazar di 
Diemen, dan pemutaran film: “PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN” .


Tentang film inilah cerita kali ini nanti agak dipusatkan.


* * *


Dalam undangan yang dikirimkan Sekretaris “Perhipunan Pesaudaraan”, 
Aminah Idris, lewat e-mail di internet dan melalu hubungan tilpun, 
ditegaskan maksud pertemuan adalah agar para hadirin, handai taulan, 
saling bertemu, bertukar fikiran, bercakap-cakap dalam suasana santai 
dan menikmati makanan yang dihidangkan di situ dengan harga yang pantas. 
Boleh kutulis di sini bahwa makanan yang dihidangkan itu jauh lebih 
murah dari harga-harga di restoran. Rasanyapun lebih 'miroso'. Ada 
martabak, risoles, lemper, gado-gado dan lontong. Kebetulan aku milih 
lontong, karyanya istri Chalik Hamid. Memang sedap. Begitupun martabak 
dan risolesnya. Yang lain-lain kebetulan belum sempat kucicipi. Kiranya 
juga lezat-lezat.

Juga dijual buku-buku terbitan Indonesia. Ada yang buku politik, ada 
yang drama, cerpen maupun memoar.


Hadirin yang berjumlah kurang-lebih 70 orang itu, berdatangan dari 
Amsterdam, Diemen, Zeist, Purmerend, Almere, Utrecht, Woerden, dl 
tempatl--- Juga ada yang datang dari Paris dan Jerman. Mereka 
benar-benar memanfaatkan kesempatan tsb untuk bercengkerama, cakap-cakap 
dan saling bergurau. Maklumlah, kawan-kawan lama tsb bisa bertemu begini 
sesekali saja. Kegiatan “Perhimpunan Persaudaraan” yang diorganisir dari 
waktu ke waktu memang bermanfaat dan sangat dihargai prakarsa tsb di 
kalangan orang-orang Indonesia maupun orang Belanda, yang tampak 
sesekali berminat hadir dalam kegiatan itu.


Aku beruntung bertemu dengan sahabat lamaku, Tan Sie Tik. Tan memberikan 
sebuah makalah yang ditulis oleh seorang pakar dan penulis, Leo 
Suryadinata. Tulisan itu dimuat dalam Majalah Prisma No 3 Maret 1983. 
Jadi cukup tua bahan ini. Namun, penting artinya bagiku. Judulnya: -- 
LIEM KOEN HIAN PERANAKAN yang MENCARI IDENTITAS. Kalau tak salah Bung 
Karno menyebut nama Liem Koen Hian, dalam pidato beliau LAHIRNYA 
PANCASILA, 1 Juni 1945. Begitu kukatakan kepada Tan Sie Tik.


Bukan hanya itu yang kuperoleh dari Tan. Ada lagi. Yaitu, dua dvd. Satu 
berjudul “TJIDURIAN 19” dan satu lagi “40 YEARS OF SILENCE”. Menurut 
Tan, isi dvd yang kedua itu, adalah wawancara dengan para korban 
“Peristiwa 1965”. Diantaranya ada wawancara yang diambil oleh Dr John 
Roosa, penulis karya riset dan studi penting “G30S – Dalih Untuk 
Pembunuhan Masal dan Kudeta Suharto”. Berkali-kali kuucapkan terima 
kasih kepada Tan Sie Tik atas 'oleh-oleh' yang dibawanya untukku.


* * *


Salah seorang Ketua Perhimpunan Persaudaraan, Taufik Tahrawi membuka 
Bazar dan silaturahmi. Mulailah suasana penuh kehangatan dan 
persahabatan di kalangan masayrakat INDONESIA yang hadir disitu.


* * *


FILM -- “PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN”. Memang menarik film itu, tetapi 
juga dikatakan “kontroversial”. Ya, biasalah. Ada yang suka, ada yang 
tak suka. Ada yang menilainya film baik dan berani. Ada yang mengatakan 
film tsb secara salah menginterpretasikan pemberlakuan agama Islam 
khususnya bersangkutan dengan perempuan. Tadinya kukira film itu 
bisa-baisa saja. Model cerita sinetron di tayangan pelbagai TV 
Indonesia. Nyatanya perkiraanku itu meleset. Baru sekali melihatnya, 
berani kukatakan film tsb BERMUTU. Memancing komentar, mengundang 
kritik, dan pujian. Jadi cukup menghimbau untuk melihatnya sendiri. 
Suranto, salah seorang Sekretaris “Perhimpunan Persaudaraan' memerlukan 
mengusakannya agar hadirin yang berminat bisa membeli dvd film tsb.


Komentar dari orang asing luar Indonesia, ada yang menilai film tsb 
sebagai pengemukaan tokoh pahlawan hak wanita, R.A. KARTINI, dalam 
sorotan dewasa ini.

Ada juga pendapat positif mengatakan film tsb telah mengangkat masalah 
KEBEBASAN WANITA dan hak-hak azasinya sebagai perempuan dan manusia 
secara baik dan populer.


* * *


Di bawah ini disampaikan sebuah SINOPSIS tentang film “PEREMPUAN 
BERKALUNG SORBAN”. Sinopsis ini dikirimkan bersama undangan yang 
dikeluarkan oleh”Perhimpunan Persaudaraan”.


SINPOSIS tsb cukup memberikan cerita singkat film. Juga dikemkakan 
pendapat yang pro dan kontra. Juga dsampaikan pendapat dan pandangan 
sutradranya sendiri: *H**anung Bramantyo *


** * **


*Sinopsis Film “PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN”.*

Kisah berawal dari sebuah pesantren Al-Huda di Jawa Timur milik Kyai 
Hanan (Joshua Pandelaky) pada tahun 80-an. Seorang gadis berumur sepuluh 
tahun Annisa (Nasya Abigail) yang menjadi anak ke tiga dari sang Kyai 
berbeda dengan gadis kecil lainnya di daerah tempat pesantren itu. 
Ketika kedua saudara laki-lakinya belajar menunggangi kuda, Annisa kecil 
ingin juga belajar. Namun, dia dilarang oleh kedua orang tuanya, karena 
dia seorang perempuan.



/Annisa merasa tak nyaman dengan lingkungan pesantren dan keluarganya 
karena selalu ‘menyampingkan’ statusnya sebagai perempuan dengan alasan 
syariat Islam./



Untungnya ada salah satu orang yang mengerti kegelisahan Annisa yang 
keras kepala dan mengajari Annisa naik kuda, dia adalah Khudori (Oka 
Antara) seorang lelaki cerdas dengan pikiran terbuka. Namun, 
perlindungan Khudori tak berlangsung lama karena dia harus pergi ke 
Al-Azhar di Kairo untuk melanjutkan kuliahnya dan meninggalkan Annisa 
sendirian.

Annisa (Revalina S Temat) telah remaja dan memutuskan untuk melamar 
beasiswa di sebuah Universitas Islam di Yogjakarta. Namun, Annisa 
mendapat garis lain dalam hidupnya yaitu masuk ke dunia pernikahan. 
Annisa dijodohkan dengan Samsudin (Reza Rahadian) anak seorang Kyai yang 
membantu pesantren Al-Huda. Dunia pernikahan dirasa Annisa buruk karena 
perbuatan kasar dan tekanan yang dilakukan sang suami. Tak hanya 
perlakuan kasar yang didapatkan, Annisa juga dipoligami. Annisa tak bisa 
berbuat apa-apa karena syariat Islam yang selalu ada dalam dirinya bahwa 
perempuan harus mengikuti apa yang dilakukan suami dan menurut apa kata 
suami.

Annisa selalu merasa kalau perempuan menjadi warga negara kelas dua, 
ditindas hak-haknya dan dilupakan suaranya. Namun, semuanya berubah 
ketika Khudori datang kembali ke Al-Huda dan bertemu dengan Annisa. 
Benih-benih cinta yang dirasakan sejak kecil masih ada dalam diri Annisa 
dan Khudori. Mereka pun disangka telah melakukan hal yang tak 
diperbolehkan sebagai seorang lelaki dan istri orang. Annisa akhirnya 
diceraikan sang suami dan dia memutuskan untuk pergi ke Yogjakarta.

Di Yogjakarta Annisa mulai memperlihatkan bakatnya dengan menulis. Dia 
bekerja di sebuah kantor konsultan dan menjadi konsultan handal. Annisa 
pun menikah dengan Khudori dan kembali ke Al-Huda dengan membawa 
buku-buku karyanya. Annisa ingin santri-santri yang ada di sana belajar 
memperjuangkan haknya sebagai perempuan dengan banyak membaca dan 
menulis. Namun, di pesantren itu terdapat larangan membaca buku yang 
berbau dunia luar. Annisa memperjuangkannya dengan membuat perpustakaan 
di Al-Huda.

Di film ini Akting Revalina S. Temat cukup memukau. Meskipun baru 
berusia 23 tahun dia cukup ciamik berakting menjadi seorang ibu hamil. 
Film yang diadaptasi dari novel karya Abidah Al Khalieqy berkisar 
tentang perempuan dan perjuangannya meraih eksistensi.* *



*Sang sutradara, Hanung* pun siap mendapatkan kontroversi dengan film 
ini dengan membuat film yang berisi tentang Islam dan syariatnya.

“Saya merasa sedih Islam menjadi kiblat untuk laki-laki dan 
keperluannya, bukan berarti saya membela perempuan tapi mari kita bicara 
secara proporsional karena tuhan mencintai perbedaan tapi jangan 
dibeda-bedakan. Saya siap film ini menuai kontroversi dan kalau nggak 
ada yang suka saya siap berdiskusi,” ujar sutradara yang telah merilis 
tiga film yang diangkat dari novel.

*Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini dianggap sebagian 
kalangan memberikan citra yang buruk terhadap Islam. *

“*Film itu memberikan citra yang buruk tentang Islam, yang kedua citra 
yang buruk tentang pesantren. Maka untuk tidak lebih banyak protes dari 
masyarakat, agar tidak banyak keresahan yang ditimbulkan, saya 
menyarankan stop dulu,” kata pengurus Majelis Ulama Indonesia Ali 
Mustafa Yaqub. *

*Ali menambahkan, adegan-adegan yang meresahkan masyarakat sebaiknya 
diperbaiki sebelum film itu dirilis kembali. *



** * **

*Akan tetapi sutradara film Film Perempuan Berkalung Surban Hanung 
Bramantyo membantah filmnya memberi citra buruk terhadap Islam. *

“*Tema film ini adalah film keluarga, yaitu bagaimana seorang bapak 
memaksakan pemikiran-pemikiran yang sifatnya patriarkal kepada anaknya 
yang perempuan,” ujar Hanung. *

*Hanung menyatakan film itu bukan mengenai pesantren salaf, pesantren 
modern maupun tentang Al-Qur’an namun “tentang orang yang memakai 
Al-Qur’an untuk melegalkan kepentingan- kepentingan yang sifatnya 
patriarki kepada anaknya yang perempuan”.*



** * **





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke